Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Polisi rampas kamera dan ancam jurnalis di Papua saat liput demo

Polisi rampas kamera dan ancam jurnalis di Papua saat liput demo Ilustrasi Kekerasan pada Wartawan. ©2015 Merdeka.com

Merdeka.com - Aksi kekerasan kepada awak media massa di Papua kembali terjadi. Tepatnya pada Kamis (8/10) pekan lalu, beberapa jurnalis mengalami perlakuan kasar dari polisi saat meliput aksi unjuk rasa.

Pada hari itu, Solidaritas Korban Pelanggaran (SKP) Hak Asasi Manusia Papua menggelar aksi unjuk rasa damai, dengan tujuan ke kantor Perwakilan Komnas HAM Papua, dan Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) di pusat Kota Jayapura.

Sebelum ke tempat tujuan, para aktivis SKP HAM terdiri dari gabungan kelompok mahasiswa, frater/biarawan, dan organisasi kepemudaan berkumpul di kawan Merpati Abepura. Tepatnya di seberang jalan Gereja Katolik Gembala Baik. Mereka berorasi dan membagikan selebaran terkait insiden kekerasan terjadi di Paniai pada 8 Desember 2014.

Orang lain juga bertanya?

Abeth You, wartawan Majalah Selangkah dan Tabloidjubi.com diundang meliput aksi damai para aktivis Papua itu. Namun, saat menjalankan tugas jurnalistiknya, hasil reportasenya dirampas oleh polisi.

"Setelah foto-foto para aktivis, tak berapa lama kemudian datang satu truk Dalmas dari Kepolisian Resor Jayapura Kota membubarkan masa pendemo. Ada oknum polisi yang bertindak kasar kepada pendemo, dan ada oknum polisi yang mendatangi saya merampas kamera dan menghapus foto-foto," kata Abeth, seperti dilansir dari Antara, Senin (12/10).

Berusaha membela diri, Abeth telah menjelaskan kepada polisi itu kalau dia adalah seorang wartawan. Namun polisi itu tidak menggubris, meskipun Abeth sudah memperlihatkan kartu pers.

"Bahkan pimpinan aksi demo damai sudah jelaskan bahwa saya adalah wartawan tapi, tidak dimaklumi juga. Pimpinan polisi saat itu juga tidak bergeming atau melerai bawahannya yang bertindak kasar dan tidak paham kerja pers," ujar Abeth You.

Sementara itu, lain lagi dengan yang dialami Abdel Gamel Naser. Wartawan Harian Cenderawasih Pos mengakui ada polisi sengaja melarang dia dan jurnalis lain meliput aksi demo damai itu.

"Saya sendiri sempat didekati beberapa polisi bersenjata, namun mereka mundur setelah melihat ID pers. Hanya sebelum mundur mereka tunjuk saya agar tidak memotret sembarang. Dari jauh saya lihat kontributor Suara Papua dan Majalah Selangkah, Julian Howay, dikejar anggota preman (polisi)," kata Gamel.

Tidak jauh dari lokasi itu, lanjut Gamel, wartawan Suarapapua.com, Oktovianus Pogau, dan Abeth You terlihat adu mulut dengan Wakapolres Jayapura Kota.

"Katanya, Wakapolres sempat berbicara dengan Kapolda Papua via telepon seluler milik Oktovianus Pogau, terkait aksi demo dan tindakan kasar oknum polisi," ujar Gamel.

Menanggapi aksi perampasan dan intimidasi terhadap awak media beberapa waktu lalu, Indonesia Journalist Network (IJN) atau Jaringan Jurnalis Indonesia Provinsi Papua dan Papua Barat, menilai tindakan polisi merampas dan menghapus foto-foto milik Abraham Abeth You melanggar Undang-Undang Pers.

Koordinator divisi advokasi IJN Papua dan Papua Barat, Jefry Patirajawane, mengatakan, anggota polisi dari Kepolisian Resor Jayapura Kota itu telah mencoreng citra Polri, sebagai penegak hukum profesional.

"Dengan peristiwa yang menimpa rekan kita Abeth pada Kamis pekan lalu, menunjukkan bahwa slogan, kita adalah mitra, hanya isapan jempol belaka, yang kerap kali dilontarkan oleh petinggi Polri di Papua," kata Jefry.

Jefry mengatakan, anggota polisi itu telah melanggar pasal 4 dan 2 Undang-Undang Pers Nomor 40 Tahun 1999, dengan ancaman hukuman 2 tahun penjara atau denda Rp 500 juta.

"Kami tidak setuju pada perlakuan oknum polisi yang kurang sopan itu. Perampasan dan penghapusan data dimiliki jurnalis merupakan tindakan perbuatan melawan hukum. Sehingga harapan kami pelaku (oknum polisi) segera ditangkap dan diproses sesuai UU Pers," ujar Jefry.

Secara terpisah, Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Patrige mengatakan, Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw, telah memerintahkan anak buahnya di lapangan meminta maaf kepada Abeth dan rekan-rekannya.

"Kalau mengenai permintaan lain, seperti pencopotan jabatan itu, saya sarankan para korban membuat laporan atau pengaduan ke Propam Polda Papua. Tetapi ada baiknya hal tersebut dibicarakan secara baik dengan kepala dingin, agar ada solusi yang baik ke depannya nanti," kata Patrige. (mdk/ary)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jurnalis Diduga Diintimidasi Saat Meliput & Foto Jepretannya Dihapus, Ini Kata Polda Papua
Jurnalis Diduga Diintimidasi Saat Meliput & Foto Jepretannya Dihapus, Ini Kata Polda Papua

Seorang jurnalis mendapat perlakuan tak menyenangkan saat meliput di kawasan konservasi Taman Wisata Alam Teluk Youtefa.

Baca Selengkapnya
Jenderal Bintang Dua Minta Maaf sampai 5 kali Gara-Gara Ulah Anak Buahnya
Jenderal Bintang Dua Minta Maaf sampai 5 kali Gara-Gara Ulah Anak Buahnya

Dengan kerendahan hatinya dia meminta maaf atas nama anak buahnya.

Baca Selengkapnya
PDIP Ungkap Intervensi Polisi saat Rekapitulasi Pilkada Papua Tengah, Desak Kapolda hingga Kapolres Paniai Dicopot
PDIP Ungkap Intervensi Polisi saat Rekapitulasi Pilkada Papua Tengah, Desak Kapolda hingga Kapolres Paniai Dicopot

Menurut Ketua DPP PDIP Ronny Talapessy, anggota Polri masuk di dalam ruang persidangan dan mengganggu Pleno Rekapitulasi Perhitungan tersebut.

Baca Selengkapnya
PDIP Ungkap Dugaan Intervensi Aparat di Pilkada Papua Tengah, Ini Kronologi Lengkap
PDIP Ungkap Dugaan Intervensi Aparat di Pilkada Papua Tengah, Ini Kronologi Lengkap

Melalui tayangan video yang diperlihatkan PDIP, memang terlihat banyak aparat yang masuk di tengah proses rekapitulasi suara.

Baca Selengkapnya
Prajurit TNI Siksa Warga Papua di Dalam Tong, Pangdam Cendrawasih: Saya Minta Maaf
Prajurit TNI Siksa Warga Papua di Dalam Tong, Pangdam Cendrawasih: Saya Minta Maaf

“Saya minta maaf kepada seluruh rakyat Papua," kata Pangdam Cendrawasih

Baca Selengkapnya
Kapolda NTT Murka Ormas di Kupang Pukuli Mahasiswa Papua Saat Unjuk Rasa, Ini Kronologinya
Kapolda NTT Murka Ormas di Kupang Pukuli Mahasiswa Papua Saat Unjuk Rasa, Ini Kronologinya

Kapolda NTT menyayangkan perbuatan oknum ormas tersebut terhadap mahasiswa.

Baca Selengkapnya
AJI Desak Polisi Usut Tuntas Penyerangan Jurnalis saat Ricuh Diskusi Generasi Muda Partai Golkar
AJI Desak Polisi Usut Tuntas Penyerangan Jurnalis saat Ricuh Diskusi Generasi Muda Partai Golkar

Ketua AJI Jakarta, Afwan Purwanto mengatakan kasus kali ini merupakan kasus kekerasan terhadap jurnalis yang terus berulang menjelang tahun politik 2024.

Baca Selengkapnya
Demo Berujung Ricuh di Depan Gedung DPR, Wakapolda Metro Ditimpuk Botol Air Mineral
Demo Berujung Ricuh di Depan Gedung DPR, Wakapolda Metro Ditimpuk Botol Air Mineral

Spontan anggota yang lain langsung melindunginya dengan tameng plastik dan diarahkan menjauh dari lokasi.

Baca Selengkapnya
Viral Persekusi Mahasiswa Papua di Kupang, 5 Anggota Ormas Diperiksa Polisi
Viral Persekusi Mahasiswa Papua di Kupang, 5 Anggota Ormas Diperiksa Polisi

Aksi persekusi dan penganiayaan terhadap mahasiswa Papua yang berunjuk rasa di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) viral di media sosial.

Baca Selengkapnya
Demo HUT Papua Merdeka di Makassar Ricuh, Dua Polisi Terluka
Demo HUT Papua Merdeka di Makassar Ricuh, Dua Polisi Terluka

Awalnya demo peringatan 1 Desember dilakukan mahasiswa Papua berjalan aman dan damai.

Baca Selengkapnya
Kantor Bupati dan DPRD Pohuwato Dibakar, Pendemo Tuntut Ganti Rugi Lahan Tambang
Kantor Bupati dan DPRD Pohuwato Dibakar, Pendemo Tuntut Ganti Rugi Lahan Tambang

Massa diketahui menuntut ganti rugi lahan tambang.

Baca Selengkapnya
VIDEO: TNI Marah OPM Siksa Kepala Kampung di Papua, Dipukul & Ditendang Tanpa Ampun
VIDEO: TNI Marah OPM Siksa Kepala Kampung di Papua, Dipukul & Ditendang Tanpa Ampun

OPM secara keji terus menendang dan menodong senjata api ke kepala kampung.

Baca Selengkapnya