Polri Petakan 5 Kategori Kerawanan Pemilu 2024, Tiap 3 Bulan Dievaluasi
Kabaharkam meminta untuk mengantisipasi perubahan eskalasi politik yang saat ini begitu cepat berubah.
Kabaharkam berharap Pemilu bisa diselenggarakan dengan damai dan penuh kegembiraan.
Polri Petakan 5 Kategori Kerawanan Pemilu 2024, Tiap 3 Bulan Dievaluasi
Tahapan Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 sedang berlangsung. Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Kabarhakam) Kepolisian Republik Indonesia (Polri), Komisaris Jenderal Moh Fadil Imran menyebut Polri telah membuat peta kerawanan Pemilu 2024 menjadi lima dimensi.
Fadil mengatakan, Pemilu merupakan pesta demokrasi sehingga harus dirayakan dengan kegembiraan dan keceriaan.
Hal tersebut selalu ditekankan Presiden Joko Widodo dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
"Dalam berbagai kesempatan Bapak Presiden dan Kapolri mengatakan Pemilu adalah pesta demokrasi. Pesta itu harus dirayakan kegembiraan, penuh keceriaan, jangan malah sebaliknya. Karena pesta demokrasi situasi tidak menjadi gembira, situasi jadi tidak happy."
Kata Kabaharkam kepada wartawan, Selasa (7/11).
Mantan Kapolda Metro Jaya ini mengungkapkan telah membuat indeks potensi kerawanan melalui Badan Intelejen dan Keamanan Polri bersama Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
Fadil menyebut indeks potensi kerawanan Pemilu tersebut dilakukan evaluasi setiap tiga bulan.
"Ada indeks potensi kerawanan yang telah dikeluarkan oleh Baintelkam dan Bawaslu. Teman-teman bisa lihat itu, yang setiap tiga bulan dievaluasi."
Kata Kabaharkam.
@merdeka.com.
Fadil menyebut ada lima dimensi potensi kerawanan Pemilu 2024. Di antaranya pertama letak geografis atau jarak. Ia menjelaskan geografis perlu dipertimbangkan dalam hal pengantaran logistik Pemilu.
"Misalnya geografis atau jarak. Kayak Takalar yan memiliki Pulau Tanakeke. Tentu ada kendala tersendiri untuk pengantaran logistik," kata dia.
Kedua, dimensi jumlah pemilih. Ia menyebut daerah yang memiliki jumlah pemilih banyak akan selalu kendal
"Pemilihnya banyak pasti akan ada kendala. Berikutnya dimensi Kamtibmas," sebutnya.
Dimensi Kamtibmas damai, ujar Fadil, pasti pelaksanaan Pemilu akan berjalan aman. Untuk itu, Kapolri selalu memerintahkan jajaran untuk melakukan operasi cipta kondisi.
"Oleh sebab itu diadakan operasi-operasi cipta kondisi, agar kondusif pelaksanaannya," kata dia.
Selanjutnya, adalah potensi bencana alam seperti banjir dan gempa bumi. Ia berharap pelaksanaan Pemilu tidak terjadi bencana.
"Mudah-mudahan Sulsel pada umumnya dalam situasi yang tetap aman serta damai. Meski demikian kita jaga kondusivitas," tegasnya.
Fadil juga mengingatkan untuk mengantisipasi perubahan eskalasi politik yang tiba-tiba berubah. Ia menyebut saat ini eskalasi politik cepat berubah.
"Jangan sampai tiba-tiba skala eskalasi bisa berkembang begitu cepat. Jadi dinamika selalu ada, tapi mari kita laksanakan dengan penuh keriangan dan kegembiraan," pungkasnya.
Sebelumnya, Kapolda Sulsel Irjen Setyo Boedi Moempoeni Harso mengerahkan 12.867 personel untuk terlibat dalam pengamanan pelaksanaan Pemilu 2024. Polda Sulsel menyebut ada 3.201 dari total 26.357 tempat pemungutan suara (TPS) di Sulsel masuk zona rawan.
Kapolda Sulsel, Inspektur Jenderal Setyo Boedi Moempoeni Harso mengatakan akan mengerahkan 12.867 personel untuk pengamanan Pemilu 2024. Selain itu, setidaknya ada 1700-an personel dari jajaran TNI, unsur pemerintah, dan beberapa satgas turut serta dalam pengamanan Pemilu.
"Secara serentak untuk secukupnya untuk Polda Sulsel, ini kurang lebih ada 7000 personel terlibat, di Polres jajaran ada 5.000. Jadi terlibat operasi untuk seluruh Sulawesi Selatan kurang lebih sekitar 12.867. Ini terbagi dalam satgas, ada satgas ban, satgas preventif, satgas represif, bimas, humas, ini semua sudah tergelar tadi," ujarnya usai Gelar Pasukan Ops Mantap Barata di Lapangan Karebosi Makassar, Selasa (17/10).
Setyo mengaku berdasarkan zonasi dilakukan Mabes Polri, Sulsel tidak masuk dalam lima provinsi zona sangat rawan Pemilu. Meski demikian, Setyo mengungkapkan dari total 26.357 TPS, ada 3.201 masuk kategori rawan.
"Kemudian yang sangat rawan, nihil. Yang rawan 3.201 TPS, dan yang kurang rawan 3.146 TPS," ungkapnya.
Meski demikian, Setyo tak mengungkapkan kerawanan seperti apa pada 3.201 TPS di Sulsel. Ia menegaskan tidak ingin terlalu percaya diri jika Sulsel aman.
"Semuanya dianggap rawan, tidak ada yang tidak rawan, sehingga kita tidak boleh underestimate. Kita tetap antisipasi semuanya untuk kesiapan siagaan kita," tegasnya.