PWNU Jatim Tak Undang Menag Fachrul Razi di Puncak Hari Santri Nasional
Merdeka.com - Puncak Hari Santri Nasional (HSN) 2019 yang digelar Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur tidak akan mengundang Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi. Padahal HSN dengan tema 'Santri Culture Night Carnival (SCNC)' ini dipastikan mengundang tokoh dan pejabat nasional.
Wakil Ketua Tanfidziyah PWNU Jatim, Abdusalam Sokhib atau biasa disapa Gus Salam menyebut Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Gubernur Jatim Khofifah Indarparawansa, hingga Wali Kota Surabaya Tri Risma diundang dalam acara tersebut.
"Tokoh nasional yang sudah konfirmasi hadir adalah Wakil Presiden Kiai Ma'ruf Amin, dan beberapa tokoh nasional yang berlatar belakang sosok santri," ujarnya di kantor PWNU Jatim, Jumat (25/10).
-
Kapan Hari Santri Nasional diperingati? Tanggal 22 Oktober setiap tahunnya di Indonesia diperingati sebagai Hari Santri.
-
Mengapa Hari Santri Nasional dirayakan? Peringatan ini bertujuan untuk meneladani perjuangan santri zaman dulu dan mengaplikasikan perjuangannya dalam kehidupan sehari-hari.
-
Kapan Hari Santri Nasional dirayakan? Setiap 22 Oktober, umat Muslim di Indonesia merayakan Hari Santri.
-
Kenapa Hari Santri Nasional dirayakan? Hari Santri Nasional digelar untuk memperingati andil para santri dalam memperjuangkan serta mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
-
Apa tujuan Hari Santri Nasional? Selain itu, Hari Santri Nasional juga dijadikan momentum bagi para santri untuk lebih aktif mandiri dan berkarya.
-
Siapa yang dirayakan di Hari Santri? Dengan bimbingan kiai dan ustaz, para santri bisa menjelma menjadi generasi pemersatu bangsa.
Lalu, bagaimana dengan Menag Fachrul Razi, Gus Salam mengaku tidak mengirimkan undangan. Ia beralasan bingung mau mengirimkan undangannya kemana, karena selama ini tidak mengenal sosok Fachrul.
"Terkait dengan Menteri Agama, sebenarnya kita yang paling prinsip adalah mengundang tokoh nasional berlatar belakang santri. Ya kita juga belum kenal dengan Menteri Agama dan juga belum tahu apakah beliau ini santri atau bukan. Khawatir saya nanti mengundangnya kemana kita juga tidak tahu dan korelasi dan relevansinya untuk diundang di hari santri juga tidak ada," katanya.
Ia kembali menegaskan tidak mengundang Menag karena hal itu sesuai dengan arahan para Masyaikh (ulama). Petunjuknya, kata dia, hanya mengundang tokoh nasional yang berlatar belakang santri.
Disinggung mengenai kriteria santri yang dimaksud, Gus Salam menjelaskan, sosok yang mendalami ilmu agama, mencintai negara, hidupnya diabdikan untuk perjuangan, serta mengabdi pada umat dan masyarakat, serta berakhlak mulia. Lalu, apakah Menag Fachrul tidak sesuai dengan kriteria itu, Gus Salam mengatakan tidak tahu.
"Saya kurang tahu ya, tapi kalau santri itu ya ngaji, mondok, dan tahu dengan sejarah keagamaan dan perjuangan keagamaan di nusantara," tukasnya.
Lantas, bagaimana dengan Wali Kota Risma yang tak berlatarbelakang santri, namun tetap diundang? Gus Salam berdalih bahwa Risma merupakan pemangku jabatan di Surabaya, tempat berlangsungnya acara.
Dikonfirmasi mengenai sikap PWNU ini apakah mencerminkan ketidaksetujuannya NU terhadap Menag dari latar belakang militer?
"Kita kembali ke esensi, apakah setuju atau tidak setujunya kita berarti. Sebab, menteri adalah hak prerogatif presiden. Kita tidak punya hak untuk menyetujui atau tidak menyetujui," tambahnya.
Sebelumnya, terkait penunjukan Fachrul Razi, Ketua Pengurus Harian Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Robikin Emhas mengatakan, pihaknya menerima protes dari banyak kiai terkait jabatan Menteri Agama. Menurutnya, banyak kiai di berbagai daerah merasa kecewa dengan keputusan Jokowi.
"Saya dan pengurus lainnya banyak mendapat pertanyaan terkait Menteri Agama. Selain pertanyaan, banyak kiai dari berbagai daerah yang menyatakan kekecewaannya dengan nada protes," kata Robikin dalam keterangan tertulis, Rabu (23/10).
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mencopot KH Marzuki Mustamar dari posisi Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaMustofa mengatakan, kegiatan yang dilakukan oleh Aliansi Santri Gus Dur menggugat, tidak sesuai dengan sikap Nahdliyin.
Baca SelengkapnyaKH dr Umar Wahid (Gus Umar) menemui Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya).
Baca SelengkapnyaKhofifah menyebut sudah saatnya ada kader Muslimat NU lainnya yang melanjutkan tampuk kepemimpinan dan menggantikan dirinya.
Baca SelengkapnyaRibuan peserta tetap khidmat mengikuti peringatan Isra Miraj dan Harlah 101 NU meski hujan terus mengguyur.
Baca SelengkapnyaPengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mencopot KH Marzuki Mustamar dari posisi Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaAcara yang diadakan di Tugu Pahlawan ini merupakan agenda puncak peringatan Hari Santri yang diperingati setiap 22 Oktober.
Baca SelengkapnyaHarlah Muslimat NU membawa suasana Pemilu 2024 tidak selalu menegangkan.
Baca SelengkapnyaNU telah memiliki aturan yang jelas jika terdapat kader NU yang maju dalam kontestasi politik.
Baca SelengkapnyaPuncak Hari Santri Nasional 2023 dilaksanakan di Jawa Timur. Begini momen seru ratusan ribu syekhermania berselawat hingga tebak-tebakan berhadian sepeda.
Baca SelengkapnyaGubernur Jateng Ganjar Pranowo mengaku tidak tahu sejumlah ASN Pemprov dan penjabat (Pj) kepala daerah mengikuti konsolidasi DPD PDIP di Semarang.
Baca Selengkapnya