Rentetan Kasus Kriminal Libatkan Polisi, Anggota Polri Disarankan Rutin ke Psikolog & Cek Kesehatan Mental
Rentetan kasus kriminal libatkan polisi menunjukkan pembinaan mental Sumber Daya Manusia (SDM) Polri belum berjalan maksimal.
Kepolisian Republik Indonesia (Polri) tengah menjadi sorotan atas beberapa kasus yang kini melibatkan anggota Korps Bhayangkara. Mulai dari polisi tembak polisi, menembak seorang pelajar hingga menganiaya ibu kandung berujung tewas.
Pengamat kepolisian dari Institute for Security and strategic studies (ISESS), Bambang Rukminto, menilai rentetan kasus itu menunjukkan pembinaan mental Sumber Daya Manusia (SDM) Polri belum berjalan maksimal.
"Perlu ada evaluasi, penelitian oleh kepolisian sendiri terkait problem kesehatan mental anggota. Bagian pembinaan mental SDM Polri ternyata belum berfungsi maksimal," kata Bambang kepada merdeka.com, Jumat (6/12).
Bambang menyarankan ada pemeriksaan kesehatan mental dan psikologi yang rutin dilakukan untuk anggota. Bisa satu bulan atau enam bulan sekali.
Tak hanya itu saja, seorang pimpinan atau atasan juga perlu melakukan pengawasan kepada anak buahnya. Momen apel sedianya juga sebagai pengawasan untuk semua anggota tingga hanya menyampaikan pesan-pesan normatif.
"Yang lebih penting adalah pengawasan dari atasan langsung. Atasan harusnya juga memperhatikan perubahan perilaku anggotanya saat apel pagi atau malam," ujarnya.
Jika melihat kejanggalan, maka sepatutnya anggota tersebut disarankan memeriksa kejiwaannya.
"Yang terjadi adalah atasan tidak 'aware' pada anggota karena perubahan nilai-nilai di antara mereka. Atasan hanya peduli pada bawahan yang loyal dan 'setor'. Bagi yang tak bisa 'setor' akibatnya terabaikan," pungkasnya.