Brigadir RAT Ditemukan Tewas Bunuh Diri, Pengamat: Pembinaan Mental Menjadi Penting untuk Anggota
Brigadir RAT Ditemukan Tewas Bunuh Diri, Pengamat: Pembinaan Mental Menjadi Penting untuk Anggota
Kematian Brigadir RAT ditetapkan sebagai aksi bunuh diri
Brigadir RAT Ditemukan Tewas Bunuh Diri, Pengamat: Pembinaan Mental Menjadi Penting untuk Anggota
Polres Metro Jakarta Selatan resmi menutup penyelidikan terkait tewasnya Brigadir Ridhal Ali Tomi (RAT) karena kematiannya ditetapkan sebagai aksi bunuh diri.
“Memang kami sudah simpulkan bahwa kejadian ini resmi bunuh diri. Sehingga kami anggap perkara ini kami tutup, selesai,” ujar Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Bintoro saat jumpa pers, Senin (29/4).
Sebelumnya, Brigadir RAT ditemukan dengan luka tembak di kepala dalam mobil Toyota Alphard di halaman rumah No 20 di Jalan Mampang Prapatan IV RT 10/ RW 02, Tegal Parang, Mampang Jaksel pada Kamis (25/4) malam. Hingga kini, motif bunuh diri Brigadir RAT masih berusaha didalami oleh kepolisian.
Pengamat Kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto menyatakan bahwa kasus aparat yang melakukan bunuh diri juga beberapa kali terjadi sebelumnya.
"Tahun kemarin ada ajudan Kapolda Kaltara yang bunuh diri, anggota provost Polres Musi Rawas Sumsel, Kasatnarkoba Polrestro Jaktim dan lain-lain," ujarnya daam wawancara bersama Merdeka, Selasa (30/4).
Bambang melanjutkan bahwa aksi bunuh diri yang dilakukan beberapa aparat tersebut kebanyakan didorong oleh faktor ekonomi meskipun kesejahteraan anggota Polri dalam hal finansial dapat dikatakan baik.
"Faktor ekonomi ternyata juga menjadi salah satu sebab. Padahal secara normatif kesejahteraan anggota Polri relatif baik. Tetapi menjadi tidak baik karena gaya hidup lebih tinggi dari pendapatan. Makanya mereka mencari tambahan di luar tupoksinya. Masih bagus bila memperoleh tambahan dari hal-hal yang legal, tetapi banyak juga yang terjerat dengan godaan menyalah gunakan kewenangan dengan mencari tambahan secara ilegal sesuai bidang tugasnya," tuturnya.
Masalah-masalah yang dialami oleh anggota kepolisian ini mendorong pada rapuhnya kesehatan mental anggota polisi, terlebih menurut Bambang, institusi Polri dan para atasan tidak terlalu peka terhadap kondisi mental para anggota.
Padahal Kepolisian RI sebetulnya memiliki fungsi Pembinaan Mental (Bintal) dalam Divisi Sumber Daya Manusia (SDM). Namun Bambang menyoroti bahwa fungsi tersebut belum berjalan secara efektif dan hanya terbatas pada siraman rohani.
"Harusnya bagian pembinaan mental itu menjadi divisi yang penting untuk menjaga mentalitas anggota. Kebutuhan pembinaan mental tentunya tak bisa dipersempit hanya memberi siraman rohani saja," tukasnya.
(Reporter magang: Alma Dhyan Kinansih)