Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Renungan Puisi dan Daya Seniman Hadapi Pandemi

Renungan Puisi dan Daya Seniman Hadapi Pandemi Ilustrasi Menulis Puisi. ©2019 Merdeka.com

Merdeka.com - Di Desa Cigaru, di area pesantren Miftahul Huda, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, seorang penyair merenungkan dampak pandemi Covid-19. Ia merenungi dunia batinnya serta kenyataan di sekitarnya ketika orang-orang mengkarantina diri di dalam rumah. Ia pun menulis bait-bait, begini:

"Takdir muram dunia ini. Kebingungan besar sejarah ini. Terimalah dengan kerendahan hati. Kupersembahkan nyanyian panjang ini. Untuk bersama-sama mendengar. Suara-suara senyap dalam diri."

Penyair itu, Faisal Kamandobat, berusia 40 tahun. Ia menulis narasi panjang terangkai dalam 43 bait berjudul 'Kesunyian Besar Umat Manusia'. Puisi yang ditulisnya memampangkan kesunyian nan muram akibat pandemi Covid-19. Di baliknya, terselubung pesan tegaknya spiritualitas di dalam lubuk hati meski tempat-tempat ibadah terpaksa dikosongkan.

"Setiap hati adalah kuil. Di mana perasaan-perasaan bersalah. Dibicarakan langsung dengan Tuhan," tulis Faisal yang sekaligus peneliti di Abdurrahman Wahid Center for Peace and Humanities Universitas Indonesia (AWCPH-UI).

Renungan antara yang universal dengan yang partikular itu, tidak hanya menjadi milik Faisal seorang diri. Dari Cilacap di Jawa Tengah melalui konektivitas digital, tujuh puluh seniman dari penjuru Tanah Air tergerak menjalin kolaborasi membacakan puisi tersebut sebagai pesan perlunya kekuatan mental menghadapi masa sulit di tengah pandemi. Di sisi lain, kolaborasi juga wujud daya seni yakni pentingnya kerjasama untuk meringankan beban satu sama lain di masa pandemi covid-19.

Para seniman secara daring dari kediaman masing-masing membacakan puisi 'Kesunyian Besar Umat Manusia' dalam helatan Bertahanlah di Rumah: Kolaborasi Pembacaan Puisi Penulis & Seniman Indonesia, Rabu (20/5). Kolaborasi pembacaan puisi melibatkan seniman dari berbagai bidang dan cakupan wilayah.

Mereka adalah para sastrawan, musisi, aktor dan aktris, perupa serta videografer. Beberapa nama yang berpartisipasi antara lain Prilly Latuconsina, Gunawan Maryanto, Heru Joni Putra, Heliana Sinaga, Frisca Aswarini, Andy Eswe, Irwan Jamal, Zulkifli Songyanan, serta para seniman lain dari Jakarta, Padang, Bandung, Jogyakarta, Denpasar, Papua dan daerah-daerah lain. Inisiator kolaborasi yakni Zulfa Nasrullah dan Yopi Setia Umbara dari komunitas sastra Buruan, Bandung. Kolaborasi dirajut dalam rupa kolase audio visual berdurasi 20 menit yang dipublikasikan di situs web berbagi video.

Faisal Kamandobat mengatakan puisi yang ia tulis mengetengahkan realitas makro berupa karantina massal, perlambatan ekonomi, perlunya kepemimpinan di tengah krisis, dan terakhir terkait peningkatan tensi politik. Medium puisi, ia pilih karena lebih mudah didistribusikan dengan cepat dan gampang, serta bisa menampung banyak renungan. Selain itu puisi juga lebih performatif dan sugestif untuk dipertunjukkan dalam bentuk kolosal.

"Saya ikut bersyukur puisi ini menjadi kegembiraan bagi banyak orang di masa pandemi," kata Faisal, Kamis (22/5).

Proses kreatif penulisan puisi, dikatakan oleh Faisal, ditulis dalam waktu singkat. Namun sebelumnya ia telah mengikuti informasi tentang wabah Corona sejak terjadi di Wuhan. Sebelum menulis puisi, ia juga memperkaya pengetahuan dengan melakukan diskusi dengan beberapa ahli untuk memprediksi dampak pandemi.

"Kendati ditulis di masa awal wabah, keseluruhan temanya tak jauh dari realitas makro yang diakibatkan oleh wabah ini," kata penulis buku puisi Alangkah Tolol Patung Ini (2007).

Faisal mengatakan di masa pandemi terjadi karantina terhadap miliaran manusia di seluruh dunia. Masyarakat dengan "suka rela" menerima anjuran untuk didomestifikasi dari ruang-ruang publik. Situasi ini telah mengubah interaksi sosial secara langsung menjadi lebih berjarak dengan menggunakan wahana teknologi komunikasi.

"Ini merupakan rekayasa ruang, model sosialisasi, dan penerimaan kepatuhan terbesar dalam sejarah umat manusia," kata Faisal mengurai pandangannya soal dampak pandemi covid-19.

Kreativitas Tak Boleh Mati

Inisiator kolaborasi pembacaan puisi, Zulfa Nasrullah menjelaskan sebagai respons terhadap pandemi, para seniman Indonesia dari berbagai genre kesenian dan daerah merasa terpanggil untuk ikut memberi sumbangan berupa empati, semangat dan visi pada masa pandemi yang tengah menguji kualitas dan kapasitas kemanusiaan. Salah satu fungsi seni, ia tegaskan untuk memberi kekuatan mental di tengah masa-masa sulit. Seni memberi renungan yang segar dan mencerahkan agar dapat bertahan dan melewati tragedi yang sedang terjadi.

"Kerja kolaborasi dari para seniman ini untuk menunjukkan bahwa di tengah cobaan wabah, kita perlu untuk saling bekerja sama satu sama lain agar beban yang kita tanggung menjadi lebih ringan dan mudah," katanya.

Puisi Kesunyian Besar Umat Manusia ia nilai memiliki kandungan mengungkai berbagai tema yang saling berkaitan satu sama lain, mulai alam, sosial, sains dan teknologi, serta spiritualitas terkait pandemi. Dengan kekayaan renungan dan nuansanya, diharapkan publik luas dapat memperoleh makna sesuai minatnya masing-masing.

Kolaborasi pembacaan puisi secara kolosal ini memakan waktu selama 2 bulan. Dimulai dengan pengenalan puisi kepada para pembaca, perekaman video, editing dan penciptaan musik latar. Mewujudkan kerja kreatif ini tak mudah, terutama mengajak kesertaan puluhan seniman yang terpisahkan ruang.

"Aditya Saputra bekerja melakukan editing video di belakang layar, dan Syarif Maulana beserta para musisi membuat komposisi sebagai latar puisi," kata Zulfa melalui press release, Rabu (20/5) malam.

Tajuk dari karya kolosal ini #bertahanlahdirumah, sebagai pesan agar senantiasa displin, sabar dan tegar dalam menghadapi pandemi. Penting pula sikap serta saling menjaga dan membantu satu sama lain sambil memperkaya renungan, memperkuat mental dan meningkatkan kreativitas di tengah masa sulit.

"Tentu, di tengah masa pandemi yang berat ini, kolaborasi ini hanya sebuah sumbangan sederhana dari para seniman, namun semoga dapat memberi makna dan kegembiraan bagi bangsa ini," kata inisiator komunitas sastra Buruan, Yopi Setia Umbara menjelaskan tujuan kolaborasi seni ini.

(mdk/cob)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Contoh Puisi Berantai Lucu dan Bikin Ngakak, Cocok jadi Hiburan Bersama Teman
Contoh Puisi Berantai Lucu dan Bikin Ngakak, Cocok jadi Hiburan Bersama Teman

Nongkrong hanya dengan HP tidak akan seru. Cobalah buat keributan dengan puisi berantai lucu ini.

Baca Selengkapnya
Puisi Berantai Lucu dan Kocak, Jadi Hiburan yang Bikin Ketawa
Puisi Berantai Lucu dan Kocak, Jadi Hiburan yang Bikin Ketawa

Puisi berantai lucu dan kocak adalah bentuk sastra yang unik dan menghibur, yang menggabungkan kecerdasan dan humor dalam setiap baitnya.

Baca Selengkapnya
Puisi Berantai 2 Orang Lucu, Bisa Menghibur di Waktu Senggang
Puisi Berantai 2 Orang Lucu, Bisa Menghibur di Waktu Senggang

Lewat kalimat sederhana, puisi berantai 2 orang lucu ini bisa mengembalikan pikiran yang kacau kembali tenang.

Baca Selengkapnya
Puisi Berantai 4 Orang Lucu, Jadi Hiburan Habiskan Waktu Santai
Puisi Berantai 4 Orang Lucu, Jadi Hiburan Habiskan Waktu Santai

Puisi berantai 4 orang lucu ini bisa dibaca ketika Anda sedang kalut atau sedang banyak pikiran setelah seharian beraktivitas.

Baca Selengkapnya
Puisi Berantai 2 Orang Lucu Bikin Ngakak, Mainkan dengan Sahabat
Puisi Berantai 2 Orang Lucu Bikin Ngakak, Mainkan dengan Sahabat

Dalam puisi berantai dua orang, setiap peserta menambahkan bait secara bergantian, sering kali mengadopsi gaya dan tema yang menghibur dan memancing tawa.

Baca Selengkapnya
Puisi Berantai 3 Orang Lucu yang Bisa Dicontoh, Bermakna Tapi Menghibur
Puisi Berantai 3 Orang Lucu yang Bisa Dicontoh, Bermakna Tapi Menghibur

Kumpulan puisi berantai tiga orang dengan tema lucu dan menghibur.

Baca Selengkapnya
10 Puisi 17 Agustus Pendek, Penuh Semangat Perjuangan
10 Puisi 17 Agustus Pendek, Penuh Semangat Perjuangan

Puisi 17 Agustus adalah salah satu cara istimewa untuk merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia.

Baca Selengkapnya
Contoh Puisi Cinta Tanah Air Karya Penyair Terkenal yang Menyentuh Hati
Contoh Puisi Cinta Tanah Air Karya Penyair Terkenal yang Menyentuh Hati

Kumpulan puisi cinta tanah air karya penyair-penyair ternama.

Baca Selengkapnya
5 Contoh Puisi Sumpah Pemuda Karya dari Penyair Terkenal, Bisa Jadi Referensi
5 Contoh Puisi Sumpah Pemuda Karya dari Penyair Terkenal, Bisa Jadi Referensi

Sumpah Pemuda menjadi momen penting bagi bangkitnya semangat persatuan para pemuda di Indonesia.

Baca Selengkapnya
5 Contoh Puisi Berantai 5 Orang Lucu, Bisa Jadi Hiburan Kala Kumpul Bersama
5 Contoh Puisi Berantai 5 Orang Lucu, Bisa Jadi Hiburan Kala Kumpul Bersama

Berikut contoh puisi berantai 5 orang lucu yang bisa menjadi hiburan dikala kumpul bersama.

Baca Selengkapnya
Puisi Hari Pahlawan Singkat, Penuh Makna dan Menyentuh Hati
Puisi Hari Pahlawan Singkat, Penuh Makna dan Menyentuh Hati

Puisi hari pahlawan singkat ini mengenang jasa para pahlawan yang gugur dalam mempertahankan Tanah Air.

Baca Selengkapnya
5 Contoh Puisi HUT RI ke-79 untuk Meriahkan Hari Kemerdekaan
5 Contoh Puisi HUT RI ke-79 untuk Meriahkan Hari Kemerdekaan

Merdeka.com merangkum informasi tentang 5 contoh puisi HUT RI ke-79 yang bisa digunakan untuk memeriahkan hari kemerdekaan.

Baca Selengkapnya