Ribuan Ikan di Sungai Mati Misterius, Polres Nagan Raya Turun Tangan
Merdeka.com - Penyidik Polres Nagan Raya, Provinsi Aceh, mulai melakukan penyelidikan kematian ribuan ikan air tawar di Daerah Aliran Sungai (DAS) Krueng Nagan yang terjadi sejak Senin (24/4).
Dalam menyelidiki kasus tersebut, pihaknya juga telah melakukan koordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Nagan Raya terkait dengan upaya apa saja yang telah dilakukan.
"Masih kami selidiki apa penyebabnya," kata Kasat Reskrim Polres Nagan Raya AKP Machfud, seperti dikutip Antara, Mingu (30/4).
-
Apa penyebab matinya ratusan ribu ikan? Menurut laporan penduduk setempat dan media-media lokal, gelombang panas brutal dan pengelolaan waduk adalah penyebabnya matinya ratusan ribu ikan tersebut.
-
Apa jenis ikan yang ditemukan? Ikan berjenis ikan siput 'genus Pseudoliparis' ini ditemukan di kedalaman sekitar 8.336 meter di bawah laut.
-
Apa yang terjadi pada nelayan Aco? Belum lama ini viral seorang nelayan terombang-ambing selama 3 jam di tengah laut bersama dua putra dan iparnya. Kapal yang mereka tumpangi dihantam ombak dan badai saat mencari ikan.
-
Bagaimana cara menangani ikan mati? Pihak berwenang sedang menyelidiki insiden tersebut, sambil berupaya segera mengeluarkan ikan yang mati tersebut.
-
Di mana ikan mati akibat gelombang panas? Foto udara memperlihatkan seorang nelayan mengumpulkan ikan mati akibat pekerjaan renovasi dan kondisi cuaca panas yang sedang berlangsung dari waduk di Provinsi Dong Nai, Vietnam, pada 30 April 2024.
-
Apa yang diberikan Dinas Perikanan Kutai Timur kepada nelayan? 'Bantuan berupa mesin 13 PK sebanyak 11unit dan Has sebanyak 11unit untuk Kelompok Nelayan Teluk Dalam 2 di Kecamatan Teluk Pandan,' katanya, Senin (11/12).
Menurut dia, DLHK Nagan Raya juga telah melakukan pengambilan sampel air untuk keperluan uji laboratorium. Ini bertujuan untuk memastikan apakah kasus kematian ribuan ikan air tawar di Kecamatan Beutong, Seunagan Timur dan Kecamatan Seunagan terkait dengan pencemaran lingkungan atau tidak.
"Jadi, kami juga masih menunggu hasil pemeriksaan dari laboratorium," kata AKP Machfud menambahkan.
Hingga saat ini pihaknya belum mendapatkan keluhan dari masyarakat yang mengonsumsi ikan air tawar yang mati tersebut, mengingat selama ini banyak warga yang mengonsumsi ikan yang ditemukan di aliran sungai setempat.
"Kalau untuk keluhan dari masyarakat sampai saat ini belum ada. Masyarakat yang mengonsumsi ikan yang ditemukan mati di sungai sampai saat ini masih sehat-sehat saja," katanya.
Sebelumnya, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Nagan Raya telah melakukan pengambilan sampel air di DAS Krueng (Sungai) Nagan terkait dengan kasus kematian ikan air tawar di daerah tersebut.
"Sampel air ini kami ambil untuk dipastikan apakah matinya ikan air tawar ini terkait dengan pencemaran lingkungan atau tidak," kata Kepala DLHK Nagan Raya Teuku Zeddy Surachman.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sementara itu, teman Udin sekaligus ojek online, Mumu, menimpali bahwa jumlah ikan yang hanyut mencapai ratusan.
Baca SelengkapnyaGelombang panas brutal yang melanda Vietnam turut menimbulkan bencana ekologi dengan matinya ratusan ribu ikan di sebuah waduk.
Baca SelengkapnyaBelasan mayat tanpa identitas ditemukan mengapung di perairan laut mulai dari Aceh Jaya, Aceh Barat hingga Sabang
Baca SelengkapnyaBerton-ton bangkai ikan yang menyelimuti pelabuhan wisata populer di Yunani ini mengeluarkan bau busuk menyengat.
Baca SelengkapnyaPemerintah diminta tegas terhadap pabrik yang mencemari Sungai Cileungsi.
Baca SelengkapnyaHingga kini, polisi masih melakukan pemeriksaan identitas korban.
Baca SelengkapnyaWarga sekitar mengungkapkan penyebab Batu Malin Kundang tenggelam
Baca SelengkapnyaAir berubah warna dan bau menyengat. Kondisi ini membuat banyak ikan mati dan warga mengalami penyakit gatal.
Baca SelengkapnyaJasad korban ini tidak dibawa ke puskesmas atau RSUD, tetapi langsung dibawa ke rumah duka.
Baca SelengkapnyaSelain kerangka, dalam drum juga ada kaos berwarna kuning dengan tulisan angka 13.
Baca SelengkapnyaKapal tersebut berangkat dari Pelabuhan Brondong, Lamongan, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaPara nelayan diiming-iming gaji besar dibandingkan fokus terhadap keterampilan melaut.
Baca Selengkapnya