Salak Banyuwangi Tembus Hongkong, Pemkab Dampingi Petani Dapat Sertifikasi GAP
Merdeka.com - Produksi salak asal Kabupaten Banyuwangi telah memasuki ekspor perdana ke Hongkong di tengah pandemik Corona (Covid-19). Sebanyak 4 ton salak asal Banyuwangi telah lolos uji standar dan persyaratan teknis sanitari dan fitosanitari (SPS) melalui Karantina Pertanian Surabaya pada pekan ini.
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banyuwangi mencatat, terdapat tiga kecamatan yang menjadi daerah penghasil salak jenis pondo yang telah masuk pasar ekspor ke Hongkong, yakni Sempu, Licin dan Glenmore.
"Jadi daerah penghasil salak di Banyuwangi itu ada di Sempu, Licin dan Glenmore. Ekspor buah salak oleh eksportir PT. CCI (Cemerlang Cahaya Internasional. Jenis bibitnya salak pondo, itu buah salak yang memang disukai di Indonesia dan pasar ekspor," ujar Kepala Bidang (Kabid) Ketahanan Pangan, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banyuwangi, Ilham Juanda, Rabu (17/6).
-
Bagaimana kelapa sawit menjadi komoditas ekspor? Pada 1919, komoditas kelapa sawit telah diekspor melalui perkebunan yang berada di pesisir Timur Sumatra.
-
Dimana salak bisa ditemukan? Ini karena salak bisa ditemukan di negara-negara tropis seperti Indonesia, Malaysia, dan Thailand.
-
Dimana salak banyak tumbuh? Salaka dalah buah tropis yang populer di Indonesia.
-
Dimana Sulawesi Selatan ekspor produknya? Dilaksanakan oleh Dinas Perdagangan Sulsel, ekspor ini juga dalam rangka 354 Tahun Sulsel dengan tema “Sulsel Andalan Indonesia“ di Pelabuhan Peti Kemas Jalan Nusantara, Minggu (6/8).
-
Dimana bisa menemukan buah salak? Menurut informasi yang dilansir dari TaleTravels, berikut ini adalah beberapa jenis buah tropis yang kemungkinan tersedia di sekitar Anda dan dapat ditemukan dengan mudah di pasar atau toko lokal.
-
Kenapa sertifikat halal penting bagi Banyuwangi? Menurutnya, sertifikasi halal memberi jaminan legalitas yang penting bagi para pelaku usaha makanan dan minuman daerah. “Kami sangat berterimakasih atas dukungan Ibu Bupati beserta jajaran. Banyuwangi sendiri termasuk lima besar daerah yang banyak pendaftarnya di Jawa Timur. Ini manandakan perekonomian daerah yang terus bergeliat,“
Ilham melanjutkan, agar petani bisa mendapatkan pasar ekspor dinas pertanian terus mendampingi petani buah agar mendapatkan sertifikasi penanaman Good Agricultural Practices (GAP). Prosedur penanaman GAP, sesuai standar permintaan pasar ekspor petani harus memenuhi syarat minim penggunaan pestisida, budidaya organik dan standar ukuran buah.
"Tidak semua organik, tergantung negara yang mengimpor. Tapi secara umum permintaannya minim pestisida, kemudian dari segi ukuran. Setelah didata, kita latih dan sarana produksi sesuai standar operasional prosedur GAP. Kalau sudah sesuai kita daftarkan untuk mendapatkan sertifikasi GAP. Yang punya wewenang dinas pertanian provinsi, kita bantu mendaftarkan," jelasnya.
Setelah pendataan komoditas buah unggulan dan pendampingan GAP, Pemkab Banyuwangi bakal menghubungkan para petani dengan eksportir buah.
"Kemudian kita identifikasi bekerjasama dengan eksportir untuk dihubungkan dengan eksportir. Harus ada pencatatan, register bahwa kebunnya itu tanaman buah itu sudah sesuai GAP. Sama dengan sertifikasi. Dan itu gratis, kita fasilitasi, kita bantu," ujarnya.
Banyuwangi sendiri, kata Ilham sebenarnya belum menjadi sentra penghasil salak karena luasan tanamnya masih sekitar 10 hektar di tiga kecamatan dengan produktivitas 10 ton per hektar setiap musimnya.
"Salak sebenarnya bukan komoditas utama di Banyuwangi, cuma ada di tiga kecamatan itu dengan luasan 10 hektar. Kemarin (ekspor ke Hongkong) karena di Banyuwangi ada eksportir yang bekerjasama dengan petani. Eksportir tidak hanya mengambil salak dari Banyuwangi, tapi juga dari daerah lain," katanya.
Sementara dari luasan dan potensi buah lain yang lebih banyak, Banyuwangi dikenal sebagai sentra produksi buah ekspor mulai dari buah naga, manggis, kopi, durian dan jeruk. Selain buah buahan, Banyuwangi juga dikenal sebagai penghasil beras organik yang telah menembus pasar Italia.
"Komoditi buah unggulan kita, salah satunya manggis, kopi, buah naga, durian, jeruk yang masih dalam proses (GAP) ini buah naga. Kalau luasan buah naga bisa sampai 15-20 ribu hektare dari total 65 ribu hektare sawah di Banyuwangi. Itu buah unggulan kita yang terus kita dampingi," katanya.
Ilham melanjutkan, pendampingan penanaman dengan standar GAP akan terus dilakukan agar jumlah ekspor buah di Banyuwangi semakin meningkat, sehingga bisa meningkatkan nilai jual bagi petani.
Saat memasuki musim panen salak, harga per kilogramnya mencapai Rp 2500. Sementara di luar musim, Rp 4000-5000. Kemudian harga salak super kualitas ekspor bisa naik menjadi Rp 7.500 per kilogramnya. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut Menperin, Jerman merupakan salah satu negara yang cukup sulit ditembus untuk barang-barang ekspor nasional, terutama produk makanan.
Baca SelengkapnyaSebanyak 4 kontainer ikan tuna kaleng dengan nilai kontrak sebesar 10 juta USD diberangkatkan dari Banyuwangi menuju Kanada.
Baca SelengkapnyaNilai kontrak ekspor ini secara keseluruhan mencapai 75 kontainer atau setara dengan Rp73,5 miliar.
Baca SelengkapnyaSarung Mangga meraih Standar Nasional Indonesia (SNI) sebagai produk sarung tradisional.
Baca SelengkapnyaKacang hijau merupakan omoditas tanaman pangan yang banyak dibutuhkan baik dalam negeri dan luar negeri.
Baca SelengkapnyaEkspor petai oleh Kelompok Tani Hutan (KTH) Sukobubuk dengan tujuan utama pasar Jepang memiliki nilai transaksi ekonomi sebesar Rp989 juta.
Baca Selengkapnya42 ton pakan udang, 8 juta ekor benur, dan 400 ekor induk udang dengan total nilai ekonomi mencapai Rp. 1,66 Miliar dikirimkan.
Baca SelengkapnyaSecara Nasional, kata SYL, produksi bawang merah hingga saat ini masih surplus
Baca SelengkapnyaProvinsi Sumatra Utara menjadi proyek percontohan produksi bawang yang digelar Kemenko Marves bekerja sama dengan Taiwan
Baca SelengkapnyaIde kreatifnya muncul karena melihat banyak buah salak di sekitar tempat tinggalnya
Baca SelengkapnyaSemua produk pangan segar asal tumbuhan (PSAT) dari luar negeri, dipastikan melalui karantina.
Baca SelengkapnyaKopi perdana yang diekspor ke Filipina merupakan kopi specialty asal Kabupaten Bandung yang diproduksi oleh Grav Farm.
Baca Selengkapnya