Sapi Piyungan banyak yang makan sampah, bahaya jika dikurbankan
Merdeka.com - Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta tidak merekomendasikan sapi yang berasal dari kawasan tempat pembuangan akhir sampah di Piyungan untuk hewan kurban.
"Kami tidak rekomendasikan sapi-sapi dari kawasan TPA Sampah Piyungan untuk dijadikan sebagai hewan kurban, karena yang menjadi masalah bila sapi itu mengonsumsi sampah-sampah non-organik," kata Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul Partogi Dame Pakpahan di Bantul, Rabu (9/9). Demikian tulis Antara.
Menurut dia, sapi yang berasal dari kelompok ternak wilayah Kecamatan Piyungan cukup melimpah, namun secara pasti pihaknya tidak bisa memastikan apakah semua sapi mengonsumsi sampah-sampah yang dibuang di TPA.
-
Kenapa sapi di TPA Putri Cempo berbahaya? Sapi-sapi tersebut dinilai tidak layak konsumsi karena dagingnya mengandung timbal di atas ambang batas.
-
Bagaimana TPA Putri Cempo mencegah sapi makan sampah? Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (Dispangtan) Kota Solo mengaku tidak bisa mencegah penggembalaan sapi di TPA Putri Cempo. Pihaknya hanya bisa meningkatkan pengawasan penjualan sapi-sapi yang digembalakan di TPA Putri Cempo Solo.
-
Apa yang dilakukan sapi kurban di Yogyakarta? Viral Sapi Kurban Ngamuk di Jogja, Seruduk Orang dan Rusak Rumah Warga Sapi kurban dikabarkan mengamuk di wilayah Yogyakarta. Akibatnya satu orang diseruduk dan satu bangunan rusak.
-
Apa yang dilakukan sapi di TPA Putri Cempo? Mereka dengan bebasnya bisa makan sampah rumah tangga di tumpukan sampah yang menggunung.
-
Di mana sapi kurban mengamuk di Sleman? Peristiwa sapi kurban mengamuk di Yogyakarta terjadi pada Kamis (29/6). Terpantau peristiwa ini berlangsung di dua tempat, yakni Kabupaten Bantu dan Kabupaten Sleman.
-
Apa yang dilakukan dengan kotoran sapi di rumah potong hewan? Setiap hari para petugas di rumah potong hewan, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Cilegon, Banten sibuk mengumpulkan kotoran sapi. Sisa buang itu kemudian dikeringkan dan difermentasi untuk dijadikan pupuk organik.
Jika sapi-sapi mengonsumsi sampah non-organik seperti plastik maupun sampah yang mengandung logam berat, tentunya daging yang dihasilkan tidak sehat dan tidak sesuai syariat agama sebagai hewan kurban.
"Permasalahannya sekarang ini apakah sapi Piyungan itu dibesarkan dan digembalakan di kawasan TPA, karena itu sulit, apalagi secara kasat mata sapi yang mengonsumsi sampah dengan yang tidak, tidak ada bedanya," katanya.
Partogi mengatakan, apalagi sapi-sapi yang berasal dari Piyungan selama ini secara fisik sehat, kulitnya mengkilap, sama seperti sapi pada umumnya, sehingga untuk membedakannya tidak mudah kecuali ada uji laboratorium terhadap daging itu.
Namun tidak menutup kemungkinan juga sapi-sapi yang digembalakan di kawasan TPA sampah Piyungan, memakan sampah organik sisa sayuran atau makanan.
"Secara insting, sapi bisa membedakan mana yang plastik, mana yang makanan organik. Di sisi lain berdasarkan pengamatan kami, sapi-sapi Piyungan jumlahnya tidak berkurang banyak, karena kalau berkurang drastis berarti sudah beredar," katanya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meski sudah berulang kali menjadi sorotan, masih ada saja sapi-sapi yang digembalakan di Tempat Pembuangan Akhir Putri Cempo Solo.
Baca SelengkapnyaPenutupan TPA Piyungan membuat sampah menumpuk di mana-mana. Seperti di trotoar, bahkan hampir menutupi jalan. Simak fotonya!
Baca SelengkapnyaRibuan ton sampah yang berdatangan setiap hari telah membuat kapasitas TPA Cipayung tak mampu lagi membendung sampah.
Baca SelengkapnyaMembuang sampah sembarangan telah menjadi salah satu masalah lingkungan yang juga berdampak buruk pada kesehatan.
Baca SelengkapnyaSetiap harinya TPA Piyungan selalu over capacity dan kini dipastikan tidak bisa menampung sampah lagi
Baca SelengkapnyaTotal ada 13 sapi milik warga yang mati secara mendadak.
Baca SelengkapnyaPemkot) Surabaya mengklaim sampah plastik di wilayah setempat menurun. Namun, fakta menunjukkan bahwa sampah organik naik berkali-kali lipat.
Baca SelengkapnyaKementerian LH meminta, pemerintah daerah di seluruh Indonesia segera memperbaiki pengelolaan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah.
Baca SelengkapnyaBanyak kerbau dan sapi milik warga dilepasliarkan di jalan raya dan fasilitas umum di wilayah Kecamatan Kota Mukomuko
Baca SelengkapnyaGeger Sampah Warga BSD Tangerang Dibuang Ilegal Bikin Warga Bogor Resah, Polisi Turun Tangan
Baca SelengkapnyaSudah lebih dari satu tahun, sampah di TPA Cipayung yang overload longsor dan menimbun sebagian badan Kali Pesanggrahan.
Baca Selengkapnya