Satu korban Lion Air JT610 teridentifikasi, atas nama Jannatun Cintya Dewi
Merdeka.com - Tim Inafis yang melakukan identifikasi korban Lion Air JT610 yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, berhasil mengidentifikasi dan memastikan salah satu korban atas nama Jannatun Cintya Dewi. Identitas korban diketahui dari sidik jari tangan kanan.
Kapus Inafis Bareskrim Polri Brigjen Hudi Suryanto menjelaskan, dari 24 kantong jenazah yang diterima di RS Polri Sukanto, salah satunya berisi bagian tubuh tangan kanan dengan lima jari yang masih lengkap. "Menyambung dengan tubuh dada ke perut jadi bagian yang tidak terpisahkan. Sehingga kita yakini ini satu tubuh," ujarnya, Rabu (31/10).
Dari bagian tubuh itu, tim Inafis kemudian mencocokkan sidik jari korban dengan alat yang terhubung database e-KTP. "Kita ambil sidik jari, muncul identitasnya seperti ini," ungkapnya.
-
Di mana pesawat jet itu hilang? Pesawat itu hilang di daerah danau 50 tahun lalu.
-
Bagaimana ilmuwan mengungkap identitas korban? Dilansir dari laman the Guardian, dalam jurnal Current Biology, para ilmuwan Italia, Jerman dan Amerika melakukan ekstraksi DNA nuklir dan mitokondria purba dari sampel fragmen tulang yang dicampur dengan plester saat sedang menjalani restorasi.
-
Siapa yang menemukan korban? Penemuan berawal saat dua saksi hendak mengantar cabe ke pasar dengan mengendarai mobil.
-
Bagaimana tim SAR menemukan korban? Seorang pendaki belum ditemukan. pencariannya akan dilanjutkan hari ini dengan menurunkan 50 tim gabungan untuk menyisir lokasi yang belum ditelusuri kemarin.
-
Kapan pesawat jet itu hilang? Pesawat menghilang tak lama setelah berangkat dari Burlington pada 27 Januari 1971, dalam perjalanan menuju Providence, Rhode Island.
Untuk meyakinkan hasil itu, tim Inafis kemudian membandingkan seluruh lima sidik jari tangan kanan dengan menggunakan format AK23. "Karena jarinya hanya 5, sebelah kanan, ternyata dari 5 ini, ada satu jari telunjuk yang sangat baik bentuknya, kelingking sebelah kanan juga baik, kami bandingkan," jelas Hudi.
Dia menambahkan, pada jari telunjuk ditemukan kesamaan 12 titik dan dipastikan identik. "Ini sudah dipastikan identik, meskipun itu di satu jari manusia. Kami memiliki data pembanding dari pihak keluarga data antemortem, ijazah, foto, pakaian," paparnya.
Tim Inafis juga sudah bertemu pihak keluarga dan pihak keluarga juga sudah memastikan identitas korban. "Atas nama Jannatun Cintya Dewi, lahir di Sidoarjo 12 September 1994, perempuan, Islam, alamat Dusun Prumpon RT 1 RW 1 Sukodono, Jawa Timur, status belum menikah. Data ini juga akan didukung data kartu keluarga. Anak ketiga dari ibu Surtiyem dan Bapak Bambang Supriaydi," tutup Hudi.
Reporter: Nanda Perdana Putra
Sumber: Liputan6.com
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jenazah Mayor Purn Suwanda dibawa pihak keluarganya ke Cirebon, Jawa Barat, untuk dimakamkan.
Baca SelengkapnyaSaat ini, RSUD Karawang sedang melakukan Postmortem dan Antemortem untuk kebutuhan identifikasi dari korban kecelakaan tersebut.
Baca SelengkapnyaDari total 12 jenazah, tujuh di antaranya laki-laki dan 5 perempuan.
Baca SelengkapnyaKorban SAM Air teridentifikasi dengan menggunakan data primer atau hasil DNA berupa data medis.
Baca SelengkapnyaMengenai kronologi kecelakaan, otoritas di Kementerian Perhubungan masih mengumpulkan informasi mengenai kejadian tersebut.
Baca SelengkapnyaKondisi Korban Kecelakaan Maut KM 58: Luka Bakar 90-100 Persen
Baca SelengkapnyaKemenhub mengungkapkan ada tiga korban meninggal dunia dalam peristiwa tersebut.
Baca SelengkapnyaDua orang masih terperangkap di dalam badan pesawat. Satu orang tergeletak di tengah jalan.
Baca SelengkapnyaPenyerahan jenazah, lanjut Jules, akan difasilitasi oleh Pemprov Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaIrawati menyebut, pesawat PK-IFP itu berisikan tiga orang yakni satu penerbang, satu engineering dan satu orang penumpang.
Baca SelengkapnyaPolisi mengidentifikasi 5 korban tewas dalam kecelakaan bus di KM 41 ruas Tol Jakarta-Cikampek.
Baca SelengkapnyaJasad tersebut merupakan salah satu wisatawan yang masih hilang tergulung ombak
Baca Selengkapnya