Selain Megawati, Jokowi dan SBY Rupanya Pernah Disadap Intelijen Asing
Hal ini disampaikannya dalam peresmian Sekretariat Dewan Pimpinan Pusat Taruna Merah Putih (DPP TMP) di Gondangdia, Jakarta Pusat, Senin (28/10).
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengaku sering disadap oleh intelijen asing.
Hal ini disampaikannya dalam peresmian Sekretariat Dewan Pimpinan Pusat Taruna Merah Putih (DPP TMP) di Gondangdia, Jakarta Pusat, Senin (28/10).
Lantaran sering disadap, Megawati memilih tidak memiliki handphone. Dia bahkan mengklaim menjadi tokoh nasional paling sering disadap di Indonesia.
"Saya enggak punya HP loh. Tahu enggak kenapa? Karena saya adalah orang yang paling disadap di Indonesia sekarang, " kata Megawati pada Senin (29/10).
Kasus penyadapan di Indonesia memang tidak dapat dianggap remeh. Pejabat Indonesia tercatat berkali-kali mendapatkan penyadapan bahkan dari intelijen asing.
Tak hanya Megawati, Presiden ke-7 RI Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden ke-8 RI Joko Widodo serta sejumlah tokoh politik penting lainnya pun tercatat pernah disadap oleh intelijen asing.
Dokumen Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) yang dibocorkan oleh Edward Snowden mengungkap setidaknya sejak 2009, intelijen Australia sudah menyadap telepon seluler Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama istrinya, Kristiani Herawati alias Ani Yudhoyono.
Intelijen Australia juga tercatat pernah menyadap sejumlah tokoh penting lainnya seperti Boediono (wakil presiden ke-11), Jusuf Kalla (wakil presiden ke-10 dan ke-12), Dino Patti Djalal (mantan wakil menteri luar negeri), Hatta Rajasa (mantan menteri keuangan), hingga Sri Mulyani Indrawati (menteri keuangan).
Kala itu, Presiden SBY diketahui langsung memanggil pulang duta besar RI untuk Australia Nadjib Riphat Kesoema. Pemerintah bahkan memutuskan semua kerja sama, baik di bidang militer maupun ekonomi pada saat itu.
"Kalau ada yang bilang intelijen itu bisa lakukan apa saja, saya justru mempermasalahkan itu. Mengapa menyadap kawan, bukan lawan? Oleh karena itu saya anggap masalah ini serius, bukan dari aspek hukum, saya kira hukum Indonesia dan hukum internasional tidak boleh menyadap pejabat negara lain," kata SBY kala itu.
Selain SBY, Presiden ke-8 RI Joko Widodo juga pernah menjadi korban penyadapan pada Pilpres 2014.
Tjahjo Kumolo yang saat itu menjabat sebagai Sekjen PDI Perjuangan mengatakan pihaknya menemukan tiga alat sadap di rumah dinas Jokowi.
Alat sadap itu ditemukan saat menyisir seluruh rumah menggunakan alat detektor. Dari pencarian itu, ditemukan tiga alat sadap. Masing-masing ditemukan di kamar tidur, ruang tamu dan ruang makan.
Kala itu Jokowi bahkan mengetahui bahwa dirinya disadap, namun enggan membeberkan ke publik.
"Saya cerita sudah Desember yang lalu, tapi saya bilang enggak usah lah diribut-ributin. Yang disadap dari saya juga apa sih," kata Jokowi tahun 2014 lalu.
Reporter Magang : Maria Hermina Kristin