Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Seorang Hakim Jadi Komisaris, Anggota Komisi VI DPR Minta Erick Thohir Lebih Cermat

Seorang Hakim Jadi Komisaris, Anggota Komisi VI DPR Minta Erick Thohir Lebih Cermat Anggota Komisi VI DPR RI Mufti Anam. ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Anggota Komisi VI DPR RI Mufti Anam meminta Menteri BUMN Erick Thohir untuk lebih cermat dalam melakukan pemilihan komisaris di lingkungan grup BUMN, baik di holding maupun anak-anak usahanya. Sejumlah posisi rangkap jabatan yang tidak diperbolehkan terjadi, salah satunya adalah seorang hakim di PN Jakarta Pusat yang menjadi komisaris di Pertamina Patra Niaga, kelompok usaha PT Pertamina (Persero) yang menangani bisnis komersial dan trading perusahaan migas terbesar di Tanah Air tersebut.

"Ya harus lebih hati-hati dong Pak Erick Thohir. Kita jadi bertanya-tanya nih, kan katanya pemilihan direksi dan komisaris BUMN semuanya sudah proper, sudah benar-benar terseleksi dengan baik, tapi ternyata kan belum," ujar Mufti Anam kepada wartawan, Kamis (2/7/2020).

Mufti mengatakan, penunjukan hakim oleh Kementerian BUMN untuk menjadi komisaris telah merugikan citra lembaga peradilan.

"Bisa-bisa di publik ada framing, wah lembaga peradilan kok rangkap jabatan nih. Kan sudah susah payah ini lembaga peradilan melakukan reformasi birokrasi, citranya semakin baik. Tapi kemudian karena mungkin Kementerian BUMN tidak cermat, maka terjadilah masalah ini," papar Mufti.

Seperti diketahui, ramai diberitakan ada seorang hakim di PN Jakpus yang menjadi komisaris Pertamina Patra Niaga. Ditulis di situs www.pertaminapatraniaga.com, hakim tersebut pernah menangani sejumlah kasus-kasus besar, diantaranya kasus Traveller Cheque, Penyalahgunaan Dana YPPI, dan Kasus E-KTP.

Selain itu, imbuh Mufti, munculnya perdebatan tentang seorang hakim menjadi komisaris juga menunjukkan bahwa Kementerian BUMN belum melakukan praktik tata kelola pemerintahan yang baik.

"Aspek governance yang selama ini digembor-gemborkan ternyata tidak dijalankan sebagaimana mestinya. Semestinya ini juga menjadi momentum bagi Pak Erick untuk mengevaluasi karena mungkin ada juga pemilihan direksi dan komisaris yang tidak sesuai tata kelola yang baik," paparnya.

Menurut Mufti, permasalahan hakim menjadi komisaris juga tidak terlepas dari proses assessment yang ditanggalkan oleh Erick Thohir dalam pemilihan direksi dan komisaris selama ini. Hal tersebut berbeda dengan era menteri sebelumnya yang menggunakan lembaga independen untuk melakukan assessment terhadap calon direksi dan komisaris.

"Kalau dulu kan ada lembaga independen yang ikut menilai. Jadi ada filternya, dari sisi kompetensi, dari sisi aturan, dan sebagainya. Kalau sekarang kan mekanismenya hanya di internal kementerian, kita tidak tahu tolok ukur yang digunakan Pak Erick dalam memilih direksi dan komisaris," pungkasnya.

(mdk/hhw)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ahok Sebut KPK Banyak Tangani Kasus Korupsi di PT Pertamina
Ahok Sebut KPK Banyak Tangani Kasus Korupsi di PT Pertamina

Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyebut KPK memegang banyak kasus korupsi di PT Pertamina.

Baca Selengkapnya
Penuhi Panggilan KPK, Hasto Jelaskan Duduk Perkara Namanya Diseret Kasus DJKA
Penuhi Panggilan KPK, Hasto Jelaskan Duduk Perkara Namanya Diseret Kasus DJKA

Hasto pun menjelaskan duduk perkara dirinya diseret dalam kasus tersebut.

Baca Selengkapnya
KPK Selidiki Kejanggalan Harta Sekda Jatim Adhy Karyono dan Sejumlah Pejabat Lain
KPK Selidiki Kejanggalan Harta Sekda Jatim Adhy Karyono dan Sejumlah Pejabat Lain

Lembaga antirasuah menyelidiki dugaan korupsi saat Adhy menjadi pejabat Kemensos.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Pernyataan Menohok Rieke 'Oneng' ke Erick soal Taspen: Saya Kejar Terus Kasus Ini!
VIDEO: Pernyataan Menohok Rieke 'Oneng' ke Erick soal Taspen: Saya Kejar Terus Kasus Ini!

Rieke meminta Erick agar fokus menuntaskan kasus Taspen.

Baca Selengkapnya
Tak Terima Jadi Tersangka KPK, Wamenkum HAM Eddy Hiariej Melawan Ajukan Praperadilan
Tak Terima Jadi Tersangka KPK, Wamenkum HAM Eddy Hiariej Melawan Ajukan Praperadilan

Selain Eddy, dua orang dekatnya, yakni Yosi Andika Mulyadi dan Yogi Arie Rukmana juga turut mengajukan gugatan yang sama.

Baca Selengkapnya
Iwan Bule, Eks Ketua Umum PSSI Diangkat Jadi Komisaris Utama Pertamina
Iwan Bule, Eks Ketua Umum PSSI Diangkat Jadi Komisaris Utama Pertamina

Mochamad Iriawan adalah purnawirawan perwira tinggi Kepolisian Republik Indonesia.

Baca Selengkapnya
Duduk Perkara Panitera PN Jaktim Diduga Terima Suap Rp1 Miliar Berujung Penahanan
Duduk Perkara Panitera PN Jaktim Diduga Terima Suap Rp1 Miliar Berujung Penahanan

RP ditahan di Rumah Tahanan Negara Kelas I Pondok Bambu untuk 20 hari ke depan.

Baca Selengkapnya
Tangis Eks Plt Kadis ESDM Babel Usai Jadi Tersangka Baru Korupsi Timah
Tangis Eks Plt Kadis ESDM Babel Usai Jadi Tersangka Baru Korupsi Timah

SPT terlihat menutup wajahnya saat keluar gedung pemeriksaan.

Baca Selengkapnya
Mantan Penyidik Berharap KPK Gerak Cepat Tuntaskan Kasus Gratifikasi Wamenkumham
Mantan Penyidik Berharap KPK Gerak Cepat Tuntaskan Kasus Gratifikasi Wamenkumham

Mantan ketua Wadah Pegawai KPK, Yudi Purnomo Harahap mendesak KPK untuk segera menuntaskan kasus tersebut.

Baca Selengkapnya
Kasus Eddy Hiariej, KPK Buka Kemungkinan Periksa Menkumham Yasonna
Kasus Eddy Hiariej, KPK Buka Kemungkinan Periksa Menkumham Yasonna

Yasonna berpeluang diperiksa sepanjang tim penyidik membutuhkan keterangannya.

Baca Selengkapnya
KPK Panggil Sekjen PDIP Hasto Terkait Kasus Korupsi DJKA
KPK Panggil Sekjen PDIP Hasto Terkait Kasus Korupsi DJKA

Hasto dipanggil sebagai seorang konsultan dalam kasus tersebut.

Baca Selengkapnya
Berkas Perkara Kasus Korupsi BBM Dinas Perkim Rohul Lengkap, Para Tersangka Segera Disidang
Berkas Perkara Kasus Korupsi BBM Dinas Perkim Rohul Lengkap, Para Tersangka Segera Disidang

Dalam kasus korupsi pengadaan BBM dan sewa sarana mobilitas darat ini, negara rugi Rp6,28 miliar

Baca Selengkapnya