Separuh Tubuh Gunung Anak Krakatau Hilang, Aktivitas Vulkanik Berkurang
Merdeka.com - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyatakan, pasca terjadinya Tsunami Banten, Sabtu (22/12) malam, fisik Gunung Anak Krakatau mengalami perubahan. Hampir separuh badan Gunung Anak Krakatau hilang.
"PVMBG Badan Geologi kementerian ESDM menyatakan bahwa tubuh Gunung Anak Krakatau telah berubah akibat erupsi yang menerus. Tinggi Gunung Anak Krakatau yang semula 338 meter, saat ini hanya 110 meter," katanya kantor BNPB, Jakarta Timur, Senin (31/12).
Tidak hanya tinggi, volume Gunung Anak Krakatau menurun. Diperkirakan 150 hingga 180 juta meter kubik volume yang tersisa saat ini berkisar 40 hingga 70 juta meter kubik
-
Kapan Gunung Krakatau meletus? Letusan dahsyat Gunung Krakatau terjadi pada 27 Agustus 1883.
-
Bagaimana Gunung Batutara meletus? Letusan tersebut berupa abu vulkanik yang dimuntahkan ke dalam laut maupun letusan asap yang terus terjadi.
-
Kenapa gempa Batang terjadi? Bisa jadi gempa yang terjadi di Batang berkaitan erat dengan keberadaan Patahan Weleri.
-
Bagaimana gempa bumi memicu letusan? Gempa ini terjadi ketika terjadi pergeseran lempeng tektonik di bawah permukaan bumi. Akibat pergerakan ini, magma yang tersimpan di dalam bumi dapat naik ke permukaan dan menyebabkan gunung meletus.
-
Bagaimana Gunung Bromo terbentuk? Informasi yang dihimpun dari berbagai sumber, mitos Gunung Bormo konon terbentuk dari letusan Gunung Tengger. Gunung Tengger adalah gunung dengan ketinggian 4000 mdpl. Gunung tersebut menjadi gunung tertinggi dan terbesar pada waktu itu.
-
Bagaimana erupsi Gunung Semeru terlihat? Menurutnya, kolom abu vulkanik teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah barat daya, dan saat laporan tersebut dibuat, erupsi masih berlangsung.
"Berkurangnya volume tubuh Gunung Anak Krakatau ini diperkirakan karena ada proses rayapan tubuh gunung api yang disertai oleh laju erupsi yang tinggi pada 24 hingga 27 Desember 2018," ujarnya.
Dia melanjutkan, aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau juga terus mengalami penurunan sejak Jumat (28/12) hingga sekarang. Hal ini berdasarkan rekaman yang diterima BNPB di lapangan.
"Rekaman seismograf tanggal 31 Desember 2018 pukul 06.00 hingga 06.00 WIB, tercatat 4 kali gempa (letusan) dengan amplitudo 10 hingga 14 mm dan durasi 36 hingga 105 detik," ucapnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gunung Anak Krakatau kini berada pada status level III atau siaga.
Baca SelengkapnyaGunung Anak Krakatau melontarkan abu dengan tinggi kolom hingga 1.400 meter di atas puncak atau sekitar 1.557 meter di atas permukaan laut.
Baca SelengkapnyaErupsi Gunung Ruang yang terjadi dini hari tadi merusak stasiun seismik
Baca SelengkapnyaKegempaan tanggal 7 Mei 2024 sampai pukul 06.00 WITA terekam sebanyak tujuh kali gempa tektonik jauh.
Baca SelengkapnyaDemi alasan keamanan dan keselamatan warga otoritas terkait terpaksa memadamkan jaringan listrik di Tagulandang.
Baca SelengkapnyaData PVMBG menyebutkan selama kurun waktu 24 jam terakhir sudah terjadi lima kali erupsi.
Baca SelengkapnyaLetusan eksplosif memunculkan fenomena alam kilatan petir vulkanik
Baca SelengkapnyaBadan Geologi Deteksi 19 Gempa Guguran Gunung Ruang
Baca SelengkapnyaGunung Ile Lewotolok menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam kurun waktu sepekan mulai dari 16 hingga 22 April.
Baca SelengkapnyaPada kurun waktu 15 hari, Gunung Raung sudah mengalami gempa tektonik sebanyak 71 kali.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru di Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang, kembal erupsi, Senin (12/2).
Baca SelengkapnyaErupsi Gunung Ruang Menguat, PVMBG Keluarkan Peringatan Tsunami untuk Warga Pulau Tagulandang Sulut
Baca Selengkapnya