Serikat Guru Indonesia Ragukan 5 Aplikasi Sistem Belajar Pilihan Kemendikbud
Merdeka.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah memilih sejumlah aplikasi yang digunakan untuk sistem belajar mengajar dengan menggunakan internet gratis atau kuota internet belajar. Ternyata, ada lima aplikasi yang dianggap meragukan oleh Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI).
Wakil Sekretaris Jenderal FSGI, Fahriza Marta Tanjung mengatakan, lima aplikasi yang diragukan itu yakni Aminin, AyoBelajar, Birru, Eduka dan Ganeca Digital. Hal itu diragukan setelah pihaknya melakukan penelusuran terhadap 19 aplikasi.
Saat itu, hanya lima aplikasi tersebut yang dianggap meragukan. Karena, jumlah unduhan dalam aplikasi tersebut masih sedikit dan sudah tidak adanya pembaruan.
-
Apa kaitan teknologi dan media pembelajaran? Kaitan Teknologi dan Media Pembelajaran Teknologi dan media pembelajaran adalah dua hal yang saling berkaitan dan berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Teknologi adalah penerapan ilmu pengetahuan untuk menciptakan, mengembangkan, dan memanfaatkan alat, metode, dan teknik yang dapat membantu dan memecahkan masalah dalam berbagai bidang, termasuk pendidikan. Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dari sumber ke penerima. Media pembelajaran adalah media yang digunakan untuk mendukung, memfasilitasi, dan meningkatkan kualitas pembelajaran.
-
Siapa yang bisa menggunakan Platform Merdeka Mengajar? Platform ini dibuat untuk mendukung guru dan kepala sekolah dalam mengajar, belajar, dan berkarya.
-
Bagaimana cara mengakses Platform Merdeka Mengajar? Untuk mengakses PMM melalui Android, pertama-tama buka Google Play Store dan cari aplikasi 'Merdeka Mengajar' untuk diunduh. Setelah berhasil diunduh, buka aplikasi dan login menggunakan akun yang sudah terdaftar.
-
Apa itu Platform Merdeka Mengajar? Platform Merdeka Mengajar (PMM) adalah sebuah platform teknologi yang dirancang oleh Kemendikbud. Platform ini dibuat untuk mendukung guru dan kepala sekolah dalam mengajar, belajar, dan berkarya.
-
Bagaimana Pertamina mendukung digitalisasi sekolah? Selain itu juga ada sharing inspiratif mengenai pentingnya menjaga kesehatan mental.
-
Apa program pemerintah untuk pemerataan akses internet? Saat ini pemerintah sudah punya program BAKTI, misalkan pemerataan 4G terutamanya.
"Ada beberapa aplikasi yang patut diragukan kapasitasnya," kata Fahriza dalam diskusi daring, Minggu (27/9).
Ia menjelaskan, untuk aplikasi Aminin ini digunakan untuk belajar agama Islam atau aplikasi muslim. Namun, saat ia mengecek melalui Google Playstore pertanggal 26 September 2020, aplikasi itu baru diunduh sebanyak 1.000 kali.
"Kemudian AyoBelajar, aplikasi pembelajaran ini hanya di-donwload 5.000 kali, kemudian Birru ini juga tidak jelas ya, baru 100 kali di-download per 26 September 2020," ujarnya.
"Artinya, ketika penentuan aplikasi ini menjadi aplikasi yang berada pada kuota belajar, kami melihat aplikasi ini baru dibangun. Jadi patut dipertanyakan, kenapa aplikasi yang baru dibangun itu bisa masuk pada aplikasi kuota belajar ini," sambungnya.
Selanjutnya, aplikasi Eduka yang menurutnya baru saja di-download sebanyak 1.000 kali sama dengan aplikasi Ganeca Digital.
"Yang jadi pertanyaan, ternyata aplikasi ujian ini terakhir di-update pada tanggal 19 Oktober 2019. Hampir setahun lalu. Kemudian Ganeca Digital juga begitu, ini hanya di-donwload 1.000 kali. Artinya dari 19 aplikasi yang ada itu, kami melihat ada beberapa aplikasi yang kapasitasnya dan kredibilitasnya patut diragukan. Ini kan berpotensi dia-dia begitu kan, ketika aplikasi ini dimasukkan pada aplikasi pada kuota belajar," ungkapnya.
Lalu, untuk belasan aplikasi lainnya itu dianggapnya telah sesuai atau wajar untuk digunakan murid dalam sistem belajar mengajar dengan jarak jauh. Hal ini dikarenakan jumlah download yang banyak dilakukan oleh publik.
"Ini aplikasi berikutnya memang sudah banyak digunakan misalnya Kipin School 4.0 itu sudah sampai 100 ribu download, kemudian Quipper sudah sampai 1 juta. Kemudian Zenius dan lainnya itu sudah banyak digunakan. Maka sangat wajar mereka digunakan sebagai aplikasi pada kuota belajar itu," jelasnya.
Meski begitu, ia mempertanyakan dengan adanya sejumlah aplikasi lainnya yang justru malah tidak dimasukkan dalam aplikasi kuota belajar. Ia menyebut, aplikasi itu seperti Kelas Pintar yang sudah didownload sebanyak 1 juta kali.
"Kelas Pintar sebenarnya masuk dalam aplikasi pembelajaran Kemendikbud, mereka termasuk bekerjasama. Tapi pada kuota belajar ini mereka tidak masuk dalam salah satu aplikasi yang difasilitasi, kemudian Brainly juga ini sedang 10 juta download juga. Nah kenapa aplikasi-aplikasi seperti ini tidak dimasukkan dalam kuota belajar tersebut," tutupnya.
Berikut 19 aplikasi pada kouta belajar yang dicatat oleh FSGI:
1. Aminin sebanyak 1.000 kali download
2. AyoBelajar sebanyak 5.000 kali download
3. Bahaso sebanyak 100.000 kali download
4. Biruu sebanyak 100 kali download
5. Cakap sebanyak 100.000 kali download
6. Duolingo sebanyak 100.000.000 kali download
7. Edmodo sebanyak 10.000.000 kali download
8. Eduka sebanyak 1.000 kali download
9. Ganeca Digital sebanyak 1.000 kali download
10. Google Clasroom sebanyak 100.000.000 kali download
11. Kipin School 4.0 sebanyak 100.000 kali download
12. Microsoft Education sebanyak 100.000.000 kali download
13. Quipper sebanyak 1.000.000 kali download
14. Ruang Guru sebanyak 10.000.000 kali download
15. Rumah Belajar sebanyak 1.000.000 kali download
16. Sekolah Mu sebanyak 500.000 kali download
17. Udemy sebanyak 10.000.000 kali download
18. Zenius sebanyak 1.000.000 kali download
19. Whatsapp sebanyak 5.000.000.000 kali download
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PMM adalah platform yang memudahkan guru dalam memberikan pelajaran.
Baca SelengkapnyaTujuan mendukung upaya optimalisasi program prioritas bidang pendidikan.
Baca SelengkapnyaGanjar Pranowo meluncurkan program ‘Gratisin’ yakni internet gratis, super cepat, dan merata bagi pelajar
Baca SelengkapnyaAcara ini menargetkan peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia dari sisi tenaga pendidik melalui program digital bootcamp dan simulasi uji kompetensi guru.
Baca SelengkapnyaTelkom Indonesia melalui Indibiz menghadirkan solusi transformasi digital untuk pendidikan.
Baca SelengkapnyaTelkom Grup melalui salah satu produk digital andalannya, Pijar Sekolah, hadir mendukung transformasi digital sekolah di seluruh Indonesia.
Baca SelengkapnyaIntegrasi materi kesehatan dalam kurikulum pendidikan diyakini dapat melahirkan generasi yang lebih baik ke depan.
Baca SelengkapnyaGibran menitipkan pesan kepada Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) untuk mengupayakan mata pelajaran AI dan coding di SD dan SMP.
Baca Selengkapnyapemberian internet gratis untuk sekolah bertujuan memberikan kesempatan yang sama bagi masyarakat.
Baca SelengkapnyaKurikulum Merdeka berfokus pada pembelajaran sesuai kebutuhan minat dan bakat anak.
Baca SelengkapnyaIDL merupakan program pelatihan & pengembangan kompetensi digital guru dan siswa untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar.
Baca SelengkapnyaKurikulum merdeka diterapkan untuk menangangi krisis pendidikan Indonesia.
Baca Selengkapnya