Materi Kesehatan Masuk Kurikulum Merdeka
Integrasi materi kesehatan dalam kurikulum pendidikan diyakini dapat melahirkan generasi yang lebih baik ke depan.
Integrasi materi kesehatan dalam kurikulum pendidikan diyakini dapat melahirkan generasi yang lebih baik ke depan.
Materi Kesehatan Masuk Kurikulum Merdeka
Kemenkes, Kemendikbudristek, dan Kemenag menyepakati kerja sama melakukan integrasi materi kesehatan ke dalam pembelajaran sesuai ruang lingkup masing-masing kementerian.
Dilansir dari Kemenkes, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan Kemenkes, Kemendikbud, dan Kemenag bertanggung jawab atas 280 juta rakyat Indonesia pada 7 tahun ke depan untuk menjadikan negara Indonesia menjadi negara maju.
“Untuk menjadi negara maju, pendapatannya harus Rp15 juta per bulannya. Nah, gimana caranya bisa sampai ke situ dengan pendapatan Rp15 juta? Ya, masyarakatnya harus pintar dan sehat karena kalau nggak sehat, stunting, enggak mungkin pintar, dan kalaupun pintar tapi enggak sehat berbaring terus di rumah sakit, ya, enggak ada gunanya,” ujar Budi Gunadi, di Jakarta (4/12) seperti dilihat merdeka.com, Selasa (5/12).
Budi melanjutkan, untuk menjadi sehat, intervensi yang paling penting dilakukan adalah menjaga agar tetap sehat dan bukan mengobati orang sakit.
"Menjaga orang agar sehat itu dua, satu orangnya mesti tahu, mesti ngerti, mesti dididik, gimana caranya hidup sehat, promotif kalau bahasa kerennya, yang kedua dia mesti berperilaku, bertindak, hidup dengan gaya sehat," jelas Budi.
Lebih lanjut, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menyambut baik upaya kolaborasi antar kementerian ini. Pihaknya meyakini integrasi materi kesehatan dalam kurikulum pendidikan dapat melahirkan generasi yang lebih baik ke depan.
“Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pak Menkes diberikan kesempatan terlibat dalam kegiatan ini. Kementerian agama selain sebagai kementerian yang mengatur tugas tugas keagamaan juga tugas tugas pendidikan," ungkap Yaqut Cholil.
Di sisi lain, Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, Suharti menyebut potensi gerakan hidup sehat sangat luar biasa dengan dukungan 60 juta siswa dan 3 juta guru yang ada di seluruh indonesia.
Dia dan jajarannya di Kemendikbudristek bakal memanfaatkan program Indonesia Mengajar. Dimana, mengurasi materi yang disampaikan oleh guru untuk bisa disebarkan ke seluruh indonesia.
Menurutnya, dengan program Indonesia Mengajar, guru-guru bisa saling belajar satu sama lain.
“Kami juga siap melakukan diseminasi, memastikan perangkat ajar kesehatan bisa dikuasai oleh semua guru. Dan anak anak kita bisa sehat untuk menuju indonesia emas 2045,” kata Suharti.
Nantinya, perangkat ajar kesehatan akan disebar ke beberapa segmen seperti lingkungan, makanan, maupun perilakunya dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga tingkat SMA.Adapun, pengembangan perangkat ajar kesehatan bekerja sama dengan praktisi kesehatan dan pendidikan, organisasi profesi IDAI, Perki, PDSKJI, Psikolog anak, Kemendikbudristek, dan Kemenag sejak akhir tahun 2022. Progres pengembangannya sebanyak 19 perangkat ajar kesehatan telah diunggah di platform Merdeka Mengajar, 27 perangkat ajar kesehatan dalam proses kurasi, 11 perangkat ajar kesehatan siap diusulkan untuk kurasi, dan 94 perangkat dalam proses pengembangan dan finalisasi.
Disamping itu, perangkat ajar kesehatan telah diuji coba pada peserta didik serta uji coba pedoman integrasi perangkat ajar kesehatan dalam Kurikulum Merdeka kepada guru dan tenaga kependidikan dan petugas puskesmas.
Uji coba dilakukan di 7 provinsi yakni Banten, Jawa Barat, Yogyakarta, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Kalimantan Utara, dan Sulawesi Selatan.