Sirin, kisah lurah China & indahnya toleransi di desa terpencil
Merdeka.com - Berbicara peran etnis Tionghoa, tampaknya tak hanya dirasakan di kota-kota besar. Pun ternyata di wilayah desa keberadaan peran etnis Tionghoa dirasakan penduduk desa dan semakin menguatkan rasa kebhinekaan yang mengakar.
Penegasan realitas tersebut terjadi di Desa Kedungwringin Kecamatan Jatilawang Kabupaten Banyumas. Desa yang selama ini dianggap terbelakang, ternyata mampu menerima dengan lapang perbedaan dalam hal etnis dan kesukuan.
Kenyataan ini ditunjukkan dengan diangkatnya Sirin (47) menjadi kepala desa tersebut. Jabatan yang diemban Sirin selama satu periode sejak 2007 hingga berakhir pada 2013 silam menjadikannya banyak belajar tentang kepemimpinan di desa yang didiaminya sejak kecil.
-
Bagaimana Ari dan Ira merawat ayah mereka? Ari dan Ira bergantian merawat ayah mereka yang kemudian harus menjalani perawatan intensif.
-
Bagaimana cara menyantuni anak yatim? Berikut beberapa hadis tentang menyantuni anak yatim:'Orang yang menanggung (mengasuh) anak yatim miliknya atau milik orang lain, aku dan dia seperti dua jari ini di surga.' Malik (perowi hadits) mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah.' (HR. Muslim)
-
Kenapa anak yatim memiliki kedudukan istimewa? Anak yatim memiliki kedudukan istimewa dalam Islam. Maka dari itu, sudah seharusnya setiap muslim menyayanginya.
-
Apa doa anak yatim? Dalam Islam, anak yatim memiliki kedudukan istimewa dan doanya memiliki kekuatan tersendiri karena keadaan yang mereka hadapi.
-
Bagaimana anak Umi Pipik saling menguatkan? Mereka tidak hanya akur, tapi juga terlihat saling menghibur dan menguatkan satu sama lain.
-
Bagaimana anak terakhir bisa saling membantu? Dalam hal ini, Leman menyarankan agar keduanya bisa menjadi pendengar yang baik bagi satu sama lain. Jangan sampai saling memanipulasi satu sama lain. Hindari sikap defensif, dan berusahalah untuk saling menerima satu sama lain.
"Saya mendapat pengalaman berharga sebagai pemimpin meski hanya di desa. Walau sebenarnya saya tidak pernah bermimpi menjadi kepala desa," ujar Sirin yang kini menjadi ketua terpilih Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Banyumas.
Ia menceritakan, kisah keluarganya berada di wilayah pedesaan dimulai saat sang kakek kembali pulang ke negeri asal pada masa prakemerdekaan. Sang nenek kemudian merawat Ayah Sirin, namun tak lama berselang neneknya dipanggil Tuhan Yang mahakuasa.
"Sejak saat itu, ayah saya menjadi yatim piatu di masa pra kemerdekaan. Bayangkan saja, pada masa seperti itu jarang sekali orang yang berpikir untuk merawat ayah saya," ujarnya.
Namun, masyarakat Desa Kedungwringin saat itu memilih untuk merawat ayah Sirin dengan penuh cinta kasih. Sejak saat itu, baik Sirin dan keluarga besarnya merasa sebagai bagian yang tak terpisahkan dari warga dan mencintai desa tersebut.
"Saya merasa sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari desa ini. Sejak kecil hingga saat ini, saya tinggal disini dan aktif dalam kegiatan sosial di desa ini," jelas, suami Kaminah (40).
Sirin sejak lama dikenal warga sebagai orang yang aktif dalam kegiatan sosial di desa. Sejak muda, anak kedua dari 6 bersaudara ini, aktif dalam kegiatan di karang taruna desa. Kemudian, berbagai kegiatan sosial juga rajin diikutinya.
"Mungkin karena itu, saya kemudian dicalonkan menjadi kepala desa. Padahal, awal mulanya saya kaget banyak warga yang datang ke rumah. Ternyata, mereka meminta saya untuk menjadi kepala desa," jelasnya.
Desakan tersebut, menurut Sirin, sempat dipikirnya masak-masak. Akhirnya, ia memastikan diri untuk maju dalam pemilihan kepala desa di tahun 2007. Hasilnya pun membuatnya terkejut, ia berhasil meraih suara mutlak dari pesaingnya.
Selama ini, ia mengaku hanya memiliki modal sosial dengan berinteraksi bersama masyarakat sekitar. Terkadang, ia bercerita harus tidur di pematang sawah atau mendekatkan diri dengan makan bersama di pinggir jalan.
"Mungkin kalau bahasa sekarang blusukan seperti yang dilakukan Jokowi. Itu sudah biasa saya lakukan sejak lama, sehingga saya paham persoalan apa yang dihadapi masyarakat. Dan sebenarnya semakin banyak seorang pemimpin tahu persoalan masyarakatnya, maka semakin berat beban pemimpin tersebut," jelas Sirin.
Ia juga bercerita suatu ketika saat menjabat sebagai kades, pernah mendapatkan pesan singkat dari seorang pelajar yang menanyakan tentang soal pekerjaan rumah.
"Saya sempat mendapat sms dari seorang pelajar yang meminta saya untuk menjawab soal pekerjaan rumah. Tetapi saya tidak boleh kehabisan akal dong, saya kemudian mengontak guru yang saya kenal dan meminta jawabannya," jelasnya sambil tersenyum.
Selama memimpin desanya, Sirin mengakui tidak pernah mendapat kendala besar karena perbedaan suku yang melekat pada dirinya. Diakuinya, masyarakat di Desa Kedungwringin sangat toleran terhadap perbedaan yang ada. Dia mencontohkan, sebagai minoritas etnis Tionghoa, ia juga menjadi pengikut Muhammadiyah yang jumlahnya sangat kecil di desa tersebut.
"Disini rata-rata warga Nahdliyin dan saya dari Muhammadiyah. Toh, ternyata kami tidak pernah mempersoalkan masalah itu. Bahkan, kami saling memahami perbedaan tersebut," jelasnya.
Menurutnya, akan sangat naif jika banyak orang yang melecehkan perbedaan Suku, Agama, Ras dan Antargolongan (SARA). Ia mengungkapkan, perbedaan yang diberikan Tuhan seharusnya dimaknai mendalam sebagai keindahan.
"Jika orang sudah mampu memahami adanya perbedaan, kemungkinan besar pemaknaan terhadap ketuhanan sudah tinggi dan inilah yang dibutuhkan masyarakat sekarang," jelas pengagum Soekarno dan Mahatma Gandhi. (mdk/ian)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sosoknya benar-benar sabar menjalani kehidupan. Syarif pun tetap semangat mengajar ngaji anak-anak di kampungnya, meski kondisi tubuhnya kekurangan.
Baca SelengkapnyaSeorang Youtuber membagikan momen ketika dirinya mengunjungi salah satu kampung yang amat menyita perhatian publik, khususnya anak rantau.
Baca SelengkapnyaBerikut cerita haru seorang yatim piatu yang punya banyak tetangga baik hati dan perhatian.
Baca SelengkapnyaMenua bersama orang terkasih tentu menjadi impian banyak manusia di bumi.
Baca SelengkapnyaSiapa sangka, rumah kakak tiri Syahrini ternyata memiliki keindahan yang tak pernah tersorot.
Baca SelengkapnyaDua kakak beradik itu pun bertahan hidup dengan memprihatinkan.
Baca SelengkapnyaDi sini warganya menjujung tinggi gotong royong dan saling mendukung peribadatan kelompok lain.
Baca SelengkapnyaKisah persahabatan ini kian menyentuh hati para warganet. Seperti apa kisah selengkapnya?
Baca SelengkapnyaSetiap menantu perempuan tentu berharap bisa mendapatkan mertua yang baik.
Baca SelengkapnyaYenny Wahid mengatakan ada kesamaan antara Gus Dur dengan Ganjar.
Baca SelengkapnyaKampung ini punya mitos yang diduga ditakuti para pejabat. Kabarnya, tak ada pejabat yang berani datang ke kampung ini.
Baca SelengkapnyaSimak potret transformasi rumah Gilga Sahid suami Happy Asmara di Madiun yang kini sudah jadi.
Baca Selengkapnya