Soal Demokrasi, Sandiaga contohkan kekalahan Prabowo dari Jokowi
Merdeka.com - Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut tiga, Sandiaga Uno membanggakan tentang kehidupan berdemokrasi di Indonesia. Hal ini diutarakan Sandiaga saat menjawab pertanyaan dari Peneliti Ekonomi dan Politik Indonesia dari La Trobe University, Jeremy Mulholland dalam sesi diskusi di Posko Melawai, Jakarta, Selasa (28/3).
Jeremy yang berkewarganegaraan Australia itu bertanya tentang kelebihan dan kekurangan tentang sistem demokrasi yang dianut oleh Indonesia.
Sandiaga mengatakan saat Pilpres 2014 banyak yang memprediksi akan ada perpecahan besar ketika Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa kalah dari Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Namun, prediksi tersebut, lanjut dia, tak terbukti dan bahkan saat ini baik Prabowo-Hatta dan para pendukungnya berkomitmen mendukung pemerintahan yang dipimpin oleh Joko Widodo dan Jusuf Kalla.
-
Apa yang dituduhkan ke Prabowo terkait Pilpres 2014? Prabowo terlibat dugaan korupsi dan penyuapan senilai USD 55,4 juta menurut isi pemberitaan tersebut dalam pembelian pesawat jet tempur Mirage bekas dengan pemerintah Qatar. Uang ini disebut yang dijadikan modal Prabowo dalam melenggang ke pilpres 2014.
-
Bagaimana Sandiaga Uno melihat perhelatan Pilkada Jakarta? 'Saya optimis para calon ini nanti akan beradu gagasan dan mencoba memenangkan hati dan pikiran dari warga masyarakat Jakarta,' kata Sandiaga.
-
Apa yang membuat Prabowo unggul? Survei yang selesai mereka lakukan pada 6 Februari atau delapan hari jelang pemungutan suara itu menemukan bahwa elektabilitas Prabowo-Gibran sebesar 53,5 persen. Pasangan tersebut unggul telak dibanding dua kompetitornya, Anies-Muhaimin yang elektabilitasnya 21,7 persen dan Ganjar-Mahfud dengan tingkat keterpilihan 19,2 persen.
-
Kenapa Prabowo diprediksi menang di Pilpres 2024? “Dorongan dari Pak Jokowi itu membuat Pak Prabowo Subianto sekarang lebih unggul. Endorse dari Pak Jokowi yang sudah kelihatan itu kan.“
-
Mengapa Riza Patria sebut Prabowo-Sandi? Riza juga meminta para caleg memetakan kekuatan untuk disinergikan. Di sinilah mantan Wakil Gubernur DKI itu menyebut nama Prabowo-Sandi. 'Sayap-sayap caleg-caleg kita juga terpenting petakan dan kita sinergikan, karena kerja-kerja caleg ini lebih terukur, dirasakan keberadaannya di masyarakat untuk memenangkan Prabowo-Sandi, maksud saya Prabowo-Gibran,' tuturnya.
"Dan kelebihan kita (Indonesia) kita punya Pancasila," kata Sandi.
Politikus Partai Gerindra itu lantas menambahkan, meski sistem demokrasi masih terbilang baru di Tanah Air namun masyarakat Indonesia dapat bersikap lapang dada khususnya bagi mereka yang kalah dalam ajang politik.
"Saya bangga dengan demokrasi di Indonesia sangat beda, untuk usia yang sangat muda tapi sangat matang, menyikapi dengan lapang dada, ada semangat untuk mengerti," katanya.
Sandi mengakui masih banyak warga yang menganggap demokrasi justru dimanfaatkan untuk bebas berekspresi secara kebablasan. Namun, kata dia, hal itu masih dalam tahap kecil dan tak sampai 10 persen.
"'Berisik' itu hanya 10 persen di kiri dan di kanan, baik di sosial media maupun di percakapan whatsApp," katanya. (mdk/eko)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Prabowo menceritakan banyak orang yang menyebutnya sudah berubah.
Baca SelengkapnyaSandiaga menerangkan PPP tahu diri, melihat perolehan suara di Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaDia berharap semoga persaudaraan dalam membangun negeri bisa lebih diperkuat
Baca SelengkapnyaSandiaga Uno resmi bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada Rabu, (14/6) lalu.
Baca SelengkapnyaSandiaga yakin keputusan yang diambil para pimpinan partai maupun koalisi adalah yang terbaik demi kebaikan bangsa dan negara.
Baca SelengkapnyaSandiaga menegaskan, saat ini fokusnya hanya memenangkan PPP dan Ganjar Pranowo di Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaPDIP mengaku bersyukur saat ini Capres jagoannya Ganjar Pranowo dikeroyok banyak parpol.
Baca SelengkapnyaPrabowo mengaku diyakinkan oleh anak-anak muda Partai Gerindra untuk menerima tawaran bergabung dengan pemerintahan Jokowi.
Baca Selengkapnya"Ini de Javu gitu pengulangan pada 2014 ketika pak Jokowi dikeroyok oleh partai politik koalisi besar melawan koalisi kecil gitu,"
Baca SelengkapnyaYusril pun membandingkan pasangan calon lain yang juga didukung oleh tokoh-tokoh berpengaruh lain.
Baca SelengkapnyaSandiaga mengaku belum ada perintah dari DPP untuk maju Pilkada Jakarta.
Baca SelengkapnyaMenurut Hasto, capres Prabowo Subianto berbeda dengan Presiden Jokowi
Baca Selengkapnya