Soal Novel, Pemuda Muhammadiyah bandingkan dengan kasus pembunuhan
Merdeka.com - Ketua umum PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Azhar Simanjuntak khawatir kasus penyerangan terhadap Novel Baswedan, menjadi bumerang bagi penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu. Kekhawatiran Dahnil mengacu atas lambannya proses penyelidikan kasus tersebut.
Apalagi, imbuh Dahnil, sejauh ini sikap Novel dinilai tidak kooperatif dengan polisi karena menolak melakukan pembuatan Berita Acara Pemeriksaan (BAP).
"Uniknya hari ini berangkat dari kegagalan polisi itu malah mengarahkan tidak mau di-BAP. kita khawatirnya nanti Novel dikriminalisasi," ujar Dahnil saat menghadiri diskusi dengan tema cerita Novel, KPK, dan Pansus hak angket, Jakarta Pusat, Sabtu (5/8).
-
Mengapa korban diduga meninggal? Diduga kuat, korban meninggal karena sakit karena tidak ditemukan luka akibat kekerasan.
-
Bagaimana korban meninggal? 'Dalam proses dari Lampung ke Jakarta ini (korban) pendarahan hebat. Pelaku juga mengetahui bahwa si korban sedang pendarahan. Pelaku ini mengetahui bahwa korban sedang pendarahan hebat, namun dibiarkan saja, sehingga korban kehabisan darah dan meregang nyawa,' kata dia.
-
Kenapa Bawadiman Djojodigdo tidak bisa dimakamkan dengan cara biasa? 'Jika nyentuh tanah, sadar lagi,' ungkap Ramiati, dikutip dari Instagram @jelajahblitar.
-
Kenapa korban dibunuh? 'Oleh karena pelaku menolak untuk membayar 100 ribu selanjutnya korban memaki-maki dan mengancam pelaku dengan kata-kata yang kasar dan mengancam untuk memanggil abang-abang (keluarga) yang daripada korban,' kata Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Wira Satya Triputra, Kamis (25/4).
-
Siapa yang ditembak tapi tidak mempan? Namun beberapa kali terjadi keanehan. Ada sejumlah tokoh PKI ternyata tak mempan ditembak. Mereka punya ilmu kebal peluru.
-
Kenapa polisi belum bisa pastikan motif pembunuhan? Awaluddin mengaku belum bisa memastikan kasus tersebut apakah pembunuhan atau perampokan. Ia menegaskan saat ini personel sedang melakukan penyelidikan.
Lebih lanjut, penolakan Novel terhadap pembuatan BAP oleh pihak kepolisian tidak bisa dijadikan alasan mandeknya penuntasan kasus ini. Justru, ujar Dahnil, polisi seharusnya lebih fokus terhadap penangkapan pelaku teror terhadap mantan Kasatgas kasus korupsi simulator SIM itu.
Dia pun membandingkan sikap polisi terhadap penanganan kasus pembunuhan, yang mana korbannya tewas.
"Kalau korbannya meninggal kan enggak bisa di-BAP, apa itu jadi alasan polisi enggak bisa tuntasin kasus ini? Kan enggak, kalau korbannya kritis, apa penanganan kasusnya nunggu korban sembuh dulu kan enggak. Apalagi hal teror seperti ini bukan delik aduan," jelasnya.
Berbeda dengan Dahnil, Masinton Pasaribu selaku anggota panitia khusus (Pansus) hak angket DPR terhadap KPK justru menyayangkan sikap Novel yang terkesan arogan dengan penolakan BAP.
Sikap pesimis Novel, dinilai politisi PDI Perjuangan itu secara tidak langsung membuat citra polisi buruk.
"Kepolisian sudah pergi ke Singapura dua kali untuk beliau sampaikan proses prosedur pembuatan BAP itu tidak dilakukan oleh Novel cenderung tidak percaya pada kepolisian. Lalu kita percayakan kepada siapa kalau tidak mau BAP," tandas Masinton.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polda Sumbar Tegaskan Tak Akan Bongkar Makam Afif Maulana: Kita Ikuti Hasil Autopsi
Baca SelengkapnyaKrisna menegaskan kalau Saka Tatal tidak terlibat dalam kasus tersebut, karena pada peristiwa itu kliennya tidak berada di lokasi kejadian.
Baca SelengkapnyaAparat Polrestabes Semarang masih terus melakukan penyelidikan temuan mayat yang ditemukan dalam kondisi terbakar di Jalan Marina Raya, Tawangsari.
Baca SelengkapnyaLaporan ke Bareskrim Polri dilakukan keluarga korban setelah tidak ada perkembangan penyidikan dari Polda Kalteng.
Baca SelengkapnyaPolisi masih mendalami kasus tewasnya seorang pelajar SMP di Kota Padang berinisial AM
Baca Selengkapnya