Tak Banyak yang Tahu, Pesona Tempat Ini Cikal Bakal Garut Disebut Swiss van Java
Lapangan Golf Ngamplang, yang terletak di ketinggian sekitar 900 meter di atas permukaan laut, memang terkenal dengan panorama alamnya yang luar biasa.
Ngamplang terletak empat kilometer dari Kota Garut ke arah Tasikmalaya, tepatnya di Kecamatan Cilawu.
Tak Banyak yang Tahu, Pesona Tempat Ini Cikal Bakal Garut Disebut Swiss van Java
Dari kaki Gunung Cikuray, Garut, Jawa Barat, langit terlihat mulai berubah warna menjadi abu keemasan.
Hamparan rumput di Lapangan Golf Flamboyan Ngamplang sunggah tampak memesona. Sunggah keindahan alam yang memukau apalagi dinikmati sambil berolahraga golf seperti yang dilakukan peserta turnamen yang digelar oleh Korem 062/Tarumanagara dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) Kodam III/Siliwangi ke-78 yang hadir Sabtu (18/5) pagi.
Saat matahari perlahan naik di ufuk timur, cahayanya yang keemasan menyentuh lembut permukaan lapangan memberikan efek kilauan yang memesona. Rerumput hijau yang luas seolah dibingkai deretan pepohonan yang menjulang, membuat pemandangan kian menakjubkan.
Ditambah lagi, udara pagi itu sunggh sejuk dan segar. Menambah kesan harmoni dengan alam.
“Rasanya seperti berada di surga kecil,” ungkap Ari Rinaldo, salah satu peserta turnamen asal Bandung yang terkesima dengan pemandangan.
“Melihat matahari terbit dari sini memberikan pengalaman yang sangat menenangkan dan inspiratif. Lapangan ini benar-benar menawarkan keindahan yang tidak bisa ditemukan di tempat lain,” sambungnya.
Lapangan Golf Ngamplang, yang terletak di ketinggian sekitar 900 meter di atas permukaan laut, memang terkenal dengan panorama alamnya yang luar biasa.
Dari tempat ini kita bisa menikmati pemandangan pegunungan yang mengelilingi Garut, serta hamparan perkebunan teh yang menghijau di kejauhan.
Setiap sudut lapangan seakan dirancang untuk memanjakan mata, menghadirkan kombinasi sempurna antara alam dan olahraga. Konon, julukan Garut sebagai Swiss van Java pun lahir dari lapangan golf ini.
Di Ngamplang, bila tidak diselimuti kabut, Kota Garut terlihat akan jelas terlihat di kelilingi pegunungan, layaknya kota-kota di Swiss yang juga di kelilingi pegunungan.
Ngamplang terletak empat kilometer dari Kota Garut ke arah Tasikmalaya, tepatnya di Kecamatan Cilawu.
Dari Ngamplang, Sungai Cimanuk tampak meliuk membelah Kota Garut, seperti Sungai Aare yang membelah Ibu Kota Swiss, Bern. Gunung Papandayan, Gunung Guntur, Gunung Talaga Bodas, serta Gunung Sadahurip yang terkenal dengan sebutan Gunung Piramida, terlihat jelas mengelilingi Kota Garut, dari Ngamplang saat langit cerah.
Di Ngamplang, sekitar tahun 1930 Pemerintah Kolonial Belanda mendirikan sanatorium, yakni tempat penyembuhan penyakit khusus dan sebuah hotel di Ngamplang. Sejak saat itu, Garut menjadi tempat wisata favorit warga Eropa.
Charlie Chaplin sang aktor komedi tercatat dua kali ke Garut dan menginap di Grand Hotel Ngamplang.
Dari Stasiun Cibatu dia mengunjungi Situ Bagendit dan Cipanas. Kemudian menginap di Ngamplang sebelum melanjutkan ke Gunung Papandayan.
Pemandangan Kota Garut yang dikelilingi gunung-gunung, sungai, dan danau, dari Ngamplang, membuat warga Eropa memberikan julukan Swiss van Java kepada Garut
Ditambah Garut memiliki Gunung Papandayan yang dinilai mirip Pegunungan Alpen, namun tentunya tanpa salju.
Garoet Mooi, sebutan yang berarti Garut Cantik, pun disematkan oleh warga Eropa yang mengunjungi Garut. Ratu Belanda dan Perdana Menteri Perancis kala itu pun dikabarkan sempat menginap di Hotel Grand Ngamplang, menikmati kemolekan Garut.
Pada tahun 1942 saat pergerakan kemerdekaan, katanya, warga Garut membakar seluruh bangunan hotel bertaraf internasional dan sanatorium di Ngamplang tersebut. Hingga kini, bangunan yang tersisa hanyalah kolam air mancur di tengah bukit, menjadi saksi bisu kedatangan para pejabat dan pesohor dari Eropa ke Garut.
Setelah Indonesia Merdeka, Ngamplang dikelola Korem 062 Tarumanagara. Pada 1977, bangunan hotel didirikan kembali bersama golf club house.
Renovasi hotel pun dilakukan pada 1990 dan hingga kini Lapangan Golf Flamboyan Ngamplang memiliki luas 20 hektare dengan jumlah 9 hole.
Puluhan warga asal Garut, Tasikmalaya, Bandung, Jakarta, Karawang, dan daerah lainnya kerap mendatangi Ngamplang untuk bermain golf, khususnya pada akhir pekan. Warga negara asing seperti dari Korea, Jepang, Belanda, dan Australia pun tidak jarang menikmati bermain golf di Ngamplang.
Pemilihan Ngamplang sebagai lapang golf yang menarik karena medannya yang menantang dengan kondisinya yang miring. Pemandangan Kota Garut dari atas Ngamplang pun menjadi daya tarik tambahan.
Komandan Korem 062/Tarumanagara Kolonel Arh. Rudi Ragil mengatakan bahwa pihaknya sengaja menggelar turnamen golf di lapangan Flamboyan, Ngamplang.
Selain dalam rangka HUT Kodam III/Siliwangi, pihaknya ingin mengangkat Garut yang memiliki banyak potensi wisata seperti alam, kuliner, hingga olah raga.
“(Dengan digelarnya turnamen golf) kami ingi mengangkat bahwa lapangan golf ini legend, dulu dibuat tahun 1920, sudah 104 tahun. Saya bersama teman-teman pecinta golf ingin mengangkat Garut melalui olah raga golf, karena ini bener-bener legend sehingga perlu kita tingkatkan sebagai tempat wisata olah raga di Garut,” kata Rudi.
Ia mengatakan bahwa kegiatan sengaja dilaksanakan sejak pagi agar para peserta bisa menikmati sunrise sehingga bisa menikmati pemandangan yang indah di pagi hari. Menurutnya, keindahan lapangan golf Flamboyan Ngamplang pun sudah diakui oleh sejumlah majalah yang khusus mengulas tentang golf.
Dalam kegiatan tersebut, 56 peserta ikut ambil bagian dalam turnamen. “Sebetulnya banyak yang ingin ikutan, namun kita batasi karena di sini hanya ada 9 hole, jadi di sini mainnya dua kali (putaran),” ungkapnya.
Kedepannya, Rudi menyebut akan menjadikan kawasan Ngamplang itu sebagai pusat wisata olah raga. Pihaknya akan melakukan peningkatan sejumlah tempat olah raga dengan menghidupkan kembali lapangan tenis meja, kolam renang, dan lainnya selain golf.