Tidak Terima Ditegur Tak Pakai Sepatu, Siswa SMP Bacok Guru
Polisi juga telah memeriksa sejumlah saksi dan mengumpulkan sejumlah bukti.
Polisi juga telah memeriksa sejumlah saksi dan mengumpulkan sejumlah bukti.
Tidak Terima Ditegur Tak Pakai Sepatu, Siswa SMP Bacok Guru
Seorang siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kecamatan Sugio, Kabupaten Lamongan nekat membacok gurunya sendiri di sekolah. Ia disebut tak terima setelah sang guru menegurnya lantaran tak memakai sepatu saat masuk kelas.
Informasi yang dihimpun, kasus penganiayaan yang mengakibatkan WU, guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) itu terluka itu berawal saat sang guru menegur muridnya tersebut lantaran tak memakai sepatu saat memasuki kelas. Tak terima, pelaku langsung emosi dan melemparkan kursi tempat duduknya tepat mengenai kaki guru tersebut.
Hal itu pun mengakibatkan kaki korban terluka. Selanjutnya korban meminta dua muridnya untuk membawa pelaku keluar kelas.Pelaku rupanya masih tak terima. Ia justru kembali masuk ke ruang kelas dan tiba-tiba menyerang korban dengan senjata tajam jenis parang. Akibat penganiayaan itu tangan kiri korban terluka dan harus mendapatkan perawatan medis.
Kasus ini kemudian dilaporkan ke polisi. Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Lamongan AKP I Made Suryadinata saat dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut. Kasus ini telah ditangani oleh penyidik satreskrim.
Polisi juga telah memeriksa sejumlah saksi dan mengumpulkan sejumlah bukti dalam kasus penganiayaan terhadap guru tersebut.
"Kasus ini masih kita dalami, kami juga sudah meminta keterangan saksi-saksi dan juga bukti hasil visum luka korban," kata I Made Suryadinata, Kamis (16/11).
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Lamongan Munif Syarif menyatakan turut prihatin atas insiden pembacokan yang dilakukan oleh salah seorang pelajar SMP di Kecamatan Sugio tersebut.
Menurutnya, kasus pembacokan yang disebutnya baru terjadi pertama kali di lingkungan pendidikan Lamongan ini harusnya tidak terjadi mengingat akar persoalannya hanya karena tidak memakai sepatu.Untuk itu, Munif berharap semua pihak baik keluarga dan sekolah turut bekerja sama dalam mendidik anaknya sehingga dikemudian hari kejadian ini jangan sampai terulang kembali.
"Saya belum dapat perkembangannya kejadian ini, tapi dengan kejadian ini kami dinas turut prihatin dan menyayangkan ini terjadi karena di Lamongan ini lagi gencar membuat sekolah yang ramah anak dan nyaman," kata Munif.
Munif mengatakan, dalam kasus ini, pihaknya berharap bisa diselesaikan dengan baik, siswa yang melakukan penganiayaan terhadap gurunya sebaiknya tidak dikeluarkan dari sekolah. Namun perlu dilakukan pembinaan.
"Karena bagaimana pun, siswa ini juga perlu diberikan hak untuk terus belajar apa lagi usianya juga masih anak. Jadi kalau bisa PPA memberikan pendampingan. Terkait kejadian ini kami juga sudah menerjunkan tim ke lapangan," jelas Munif.