Sadis, Guru Siksa Siswa Celupkan Tangan ke Air Mendidih
Belum diketahui apa motif guru menyiksa siswanya dengan sadis.
Belum diketahui apa motif guru menyiksa siswanya dengan sadis.
Sadis, Guru Siksa Siswa Celupkan Tangan ke Air Mendidih
Aksi tak terpuji diduga dilakukan oleh seorang guru STM Bina Karya Larantuka, Kabupaten Flores Timur, NTT. Guru yang juga seorang biarawan Katolik berinisial Bruder N tersebut, menyiksa anak didiknya dengan cara mencelupkan tangan ke dalam air mendidih.
Akibatnya, siswa berinisial YAP mengalami luka parah di bagian tangan. Penyiksaan itu terjadi di asrama STM Bina Karya Larantuka pada Rabu (2/7) malam. Keluarga korban sudah melaporkan kasus itu ke Polres Flores Timur dengan nomor LP/B/270/VIII/2023/SPKT/Polres Flores Timur/Polda Nusa Tenggara Timur.
"Kami sangat kecewa. Lebih menyakitkan lagi, setelah melihat tangan korban melepuh, pelaku (Bruder N) tidak ada inisiatif untuk memberikan pertolongan medis. Korban menangis menahan sakit dan tidak bisa tidur sampai pagi," kata keluarga korban, Eman Lagadoni, Jumat (4/8).
Keluarga berharap polisi segera memprosesnya dan pihak sekolah menegur keras pelaku. "Bila perlu (pelaku) diberhentikan, sehingga kasus ini tidak terulang lagi pada siswa yang lain," ujarnya.
Kapolres Flores Timur, AKBP I Nyoman Putra Sandita membenarkan kejadian itu. Aksi ini terjadi pada Rabu (2/8). Saat itu terlapor menyuruh korban memasukan tangan ke dalam air mendidih hingga menyebabkan tangan kanannya mengalami luka dan melepuh. Lima jari tangan kanan luka dan bengkak.
Setelah kejadian tersebut, korban langsung menelepon orang tua kandungnya di Desa Pandai, Kecamatan Wotan Ulu Mado.
"Pada hari Rabu pagi, orang tua pelapor datang menjemput korban lalu melaporkan kejadian ini di Polres Flores Timur," kata Putra.
Kasat Reskrim Polres Flores Timur, Iptu Lasarus Martinus Ahab La'a menambahkan, pihaknya belum mengambil keterangan dari korban karena masih dalam perawatan, namun sudah divisum.
"Kita proses seusai aturan hukum yang berlaku. Tapi terhadap yang bersangkutan belum dilakukan pemeriksaan," tutup Lasarus.