Tak Terima Ditegur Merokok, Murid Aniaya Guru Hingga Babak Belur
Pertikaian antara murid dan guru ini ujungnya berakhir damai, padahal sang guru mengalami luka-luka.
Pertikaian antara murid dan guru ini ujungnya berakhir damai, padahal sang guru mengalami luka-luka.
Tak Terima Ditegur Merokok, Murid Aniaya Guru Hingga Babak Belur
Dunia pendidikan kembali digegerkan dengan aksi arogan murid terhadap gurunya. Kali ini, Guru Pendidikan Jasmani di SMK Negeri 1 Woha, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), diduga menjadi korban pemukulan oleh salah seorang siswanya. Kejadian ini terjadi pada Selasa pagi (7/11).
Diketahui kronologi bermula dari larangan merokok di dalam kelas.
Saat itu, sang guru yang bernama Muhammad Sofyan ingin mengajar di kelas. Mendapati sekitar 5-6 orang siswanya tengah asyik merokok, ia pun menegur mereka untuk segera mematikan rokok miliknya, sebab pelajaran akan dimulai.
Sebagian siswa yang ditegurnya pun langsung kabur meninggalkan kelas. Namun, salah satu siswa berinisial MH itu masih tetap merokok di dalam kelas. Merasa tegurannya tak diindahkan, Sofyan lantas ingin memfoto muridnya itu sebagai barang bukti.
Namun, siswa MH ini langsung membalasnya dengan mengatakan, “aina ringu pak e (jangan gila bapak),” ucap MH.
Tahu bahwa kalimat yang dilontarkan muridnya tak sopan dan cenderung kasar, Sofyan pun langsung mencolek pipi muridnya itu karena dianggap tak seharusnya berucap kasar.
Siswa ini pun langsung naik darah dan menghantam Sofyan selaku gurunya sendiri hingga wajah sang guru dipenuhi luka lebam. Kekerasan fisik yang dilakukan murid tersebut pun dapat berhenti sebab dilerai oleh siswa lainnya.
Usai mendapat kekerasan fisik, rekan korban yang juga seorang guru akhirnya mengunggah peristiwa pemukulan itu di media sosial Facebook miliknya bernama Ady Romansyah.
Ady Romansyah mengekspresikan keprihatinannya melalui unggahan di Facebook dengan menuliskan, "Saya sangat prihatin melihat kejadian di sekolah hari ini. Beliau sahabat kita, guru olahraga yang penuh dedikasi dan berani menegur murid-muridnya yang merokok di dalam kelas. Malah dihadapi dengan kekerasan fisik. Kejadian ini mengingatkan kita semua akan tantangan besar yang dihadapi para pendidik masa sekarang," tulis keterangannya.
Pihak sekolah pun tak tinggal diam. Mereka langsung melaporkan tindak kekerasan yang dilakukannya muridnya ke Polsek Woha.
Terbaru, guru Sofyan dan siswa MH akhirnya memilih jalur mediasi untuk menyelesaikan kasus kekerasan tersebut. Sofyan memutuskan untuk menarik laporan yang diajukan dan telah memaafkan MH.
Kedua belah pihak telah menyepakati surat pernyataan damai yang ditandatangani di atas meterai, menandai kesepakatan perdamaian di antara mereka. Proses mediasi ini juga disaksikan oleh kepala desa setempat.