Tiba di Bandara Kualanamu, 6 Nelayan Batubara Disambut Tangis Keluarga
Merdeka.com - Enam nelayan Batubara Sumut yang hampir 2 bulan ditahan di Malaysia akhirnya dipulangkan. Mereka disambut tangis sukacita keluarga saat tiba di Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Selasa (12/3).
Keenam nelayan yang dipulangkan yakni: Rahimmuddin, Ridwan, Misri, Zulkifli, Badri dan M Edi, seluruhnya warga Desa Lalang, Kecamatan Medang Deras, Batubara.
Kedatangan para nelayan itu disambut keluarganya dengan suka cita. Nelayan dan keluarganya menangis saat pertemuan itu.
-
Dimana WNA itu ditangkap? HBR belakangan ditangkap Imigrasi Tanjung Perak dan terancam dideportasi ke negaranya lantaran izin tinggalnya sudah tidak berlaku.
-
Siapa yang datang ke Pelabuhan Karangantu? Saat itu dinasti-dinasti kekaisaran Tiongkok tercatat pernah meramaikan perekonomian Pelabuhan Karangantu, di antaranya Dinasti Tag, Dinasti Sung, Dinasti Yung sampai Dinasti Ming.
-
Kenapa WNA tersebut ditangkap? HBR belakangan ditangkap Imigrasi Tanjung Perak dan terancam dideportasi ke negaranya lantaran izin tinggalnya sudah tidak berlaku.
-
Siapa yang tertangkap di Kenjeran? Residivis yang ditangkap itu antara lain berinisial ADH, warga Sidoarjo, yang tertangkap di wilayah Kenjeran, Surabaya.
-
Dimana penangkapan dilakukan? Dari hasil patroli tersebut, diamankan lima orang yang diduga penyalahgunaan narkoba yakni pria berinisial I, P, G, WA sebagai bandar dan perempuan N di Jalan Lembah Berkah, Lingkungan 11.
-
Dimana kapal Pinisi mengantar para pemimpin ASEAN? Kapal Pinisi tidak hanya berhenti di satu tempat. Demi mendapatkan pengalaman yang tidak terlupakan, kapal Pinisi pun berjalan mengitari perairan Labuan Bajo yang berangkat dari Marina Labuan Bajo.
Pejabat Kementerian Kelautan dan Perikanan turut menyambut kepulangan nelayan. Hadir pula perwakilan Pemkab Batubara serta Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumut.
Para nelayan ini ditahan otoritas Malaysia karena diduga memasuki perairan negara itu. Mereka tidak tahu sudah melewati batas wilayah negara karena kapalnya dirompak di perairan Aceh.
"Ceritanya begini Pak, sebenarnya kami sudah dua malam melaut ke arah perairan Aceh. Tiba-tiba kapal kami didatangi orang memakai senjata dan mengambil duit saya. Setelah itu dia tengok GPS kami dan mengambilnya. Kemudian jangkar kapal kami dipotong dan kami disuruh pulang dan tidak dibolehkan mengambil ikan di sana," kata Zulkifli, salah seorang nelayan yang juga tekong kapal.
Para nelayan ini berupaya membawa kapalnya pulang. Mereka berlayar 2 hari 2 malam tanpa GPS. "Pada hari Kamis itu, tanggal berapa saya kurang tahu, kami berjumpa dengan kapal putih yang mengarah kepada kami. Saya panggil, saya bilang saya tak tahu arah balik, dia bilang ini sudah ke Malaysia, kami pun ditahan. Di sana kami diperlakukan dengan baik," sambung Zulkifli.
Dua bulan ditahan, Zulkifli dan 5 rekannya akhirnya dibebaskan dan dipulangkan.
"Kita membantu pemulangan. Kewenangan KKP hanya sebatas membantu pemulangan apabila nelayan melintas batas," kata Kepala Seksi Penanganan Awak Kapal KKP, Pratiwi Budiarti, yang turut menyambut kepulangan para nelayan.
Seperti diberitakan, keenam nelayan asal Batubara itu sudah hampir 2 bulan ditahan di Malaysia. Mereka ditangkap pada Kamis (17/1), setelah kapal yang mereka tumpangi memasuki perairan Malaysia.
Sebelum ditangkap, keenamnya melaut ke arah perairan Aceh untuk mencari ikan. Mereka berangkat pada Senin (14/1). Namun mereka dirompak dan diduga tanpa sengaja memasuki perairan Malaysia.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
12 survivor tersebut ditemukan dan kemudian diselamatkan Tugboat Kharisma Bahari 168 yang melintas dari rute pelayaran dari Saumlaki Maluku menuju Gresik.
Baca SelengkapnyaMereka diduga hendak diselundupkan ke Australia melalui perairan laut Kabupaten Sukabumi.
Baca SelengkapnyaKapal yang mengangkut pengungsi berlabuh di desa tetangga. Mereka kemudian berjalan kaki 2km.
Baca SelengkapnyaSedikitnya 51 pengungsi etnis Rohingya berlabuh di kawasan Desa Kwala Langkat, Kecamatan Tanjung Pura, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, Rabu (22/5).
Baca SelengkapnyaDua anggota kru ditemukan tidak sadarkan diri di dalam kapal dan telah dibawa ke rumah sakit. Sementara itu, operasi pencarian anggota lainnya masih dilakukan.
Baca SelengkapnyaPolres Rokan Hilir amankan 51 Pekerja Imigran Indonesia dari Malaysia.
Baca SelengkapnyaRatusan pengungsi Rohingya yang menumpang satu kapal kayu terdampar di tepi pantai Kulee Laweung, Kecamatan Muara Tiga, Kabupaten Pidie, Selasa (14/11).
Baca SelengkapnyaKapal yang ditangkap berkapasitas di bawah lima Gross tonnage (GT) dan alat tangkap yang digunakan pancing.
Baca SelengkapnyaSaat hendak berlayar ke Australia, mereka langsung ditangkap petugas dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) wilayah NTT.
Baca SelengkapnyaKapal mengangkut 42 orang penumpang dan 16 orang Anak Buah Kapal (ABK).
Baca SelengkapnyaHingga saat ini ratusan pengungsi Rohingya masih berada di pesisir Kuala Parek.
Baca Selengkapnya