Tiga jenazah WNA di RS Sanglah belum diambil pihak keluarga
Merdeka.com - Menjadi rumah sakit unggulan dan terbesar di Bali, RS Sanglah masih memiliki kendala kecil dalam pemulangan jenazah warga negara asing (WNA). Sebanyak tiga jenazah WNA di ruang Instalasi Kamar Jenazah (IKJ) Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, Denpasar, hingga kini belum diambil oleh pihak keluarga.
"Tiga jenazah tersebut berasal dari Amerika Serikat, Jerman, dan Autralia," kata Kepala Bagian Staf Medik Fungsional Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, dr Ida Bagus Putu Alit SpF, di Denpasar, seperti diberitakan Antara, Rabu (23/7).
Tiga jenazah tersebut adalah John Doglas dari Amerika Serikat, Heike Barsch (46) dari Jerman, dan Christoper Paul Mikinon (43) dari Autralia.
-
Dimana mayat-mayat ditemukan? 'Kami menemukan di lantai 15 setelah semuanya digeledah,' ujar Fathir.
-
Siapa yang menemukan mayat? Mayat tersebut diduga merupakan korban pembunuhan lantaran terdapat luka-luka di tubuhnya. Mayat pertama kali ditemukan oleh petugas kehutanan, Suyitono.
-
Kenapa banyak makam di TMP Dreded tanpa identitas? Kabarnya, mereka adalah bangsawan setempat yang dianggap tidak patuh terhadap kebijakan kolonial sehingga harus dilenyapkan.
"Besok (24/7) ada satu jenazah yang akan diambil oleh pihak keluarga dari Australia," ujarnya.
Menurut dia, dua jenazah warga negara asing lainnya sudah di konsultasikan oleh masing-masing konsulat untuk sesegera mungkin dapat memulangkan ke negara asalnya.
"Saat kami kontak ke masing -masing konsulat tersebut hanya mengatakan sedang dikoordinasikan kepada pihak keluarga korban," ujarnya.
Selain itu, untuk tetap menjaga kondisi jenazah tetap utuh, pihaknya mengusahakan tubuh jenazah tersebut tetap diawetkan. "Ada dua kriteria jenazah yang kami awetkan di IKJ," ujarnya.
Menurut dia, dua kriteria tersebut yakni jenazah yang berstatus menjadi barang bukti dan tidak. "Kalau yang berstatus barang bukti biasanya ada surat permintaan dari penyidik untuk dilakukan autopsi atas persetujuan keluarga," ujarnya.
Sedangkan yang tidak berstatus barang bukti, lanjut dia, jenazah meninggal karena sakit saat menjalani perawatan di RSUP Sanglah. "Jenazah ini yang tidak kami lakukan autopsi," ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa per tahunnya rata-rata jenazah yang tidak diambil mencapai tiga orang. "Untuk biaya penitipan jenazah di pendopo mencapai Rp500 ribu per hari berbeda dengan WNI yang hanya dikenakan biaya Rp150 ribu per harinya," katanya.
Menurut Ida, apabila setiap tahun ada tiga jenazah tidak diambil dalam jangka waktu yang cukup lama, maka IKJ RSUP Sanglah akan mengalami kerugian. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kedua pria sebatang kara itu meninggal pada Jumat (29/9), namun tidak bisa langsung dimakamkan karena pihak rumah singgah tak punya biaya pemakaman.
Baca SelengkapnyaPada pukul 04.25 Wib, jenazah atas nama Suwanda (55) telah diserahkan kepada keluarganya.
Baca SelengkapnyaPenyidik masih melakukan olah TKP dan menunggu hasil autopsi keempat jenazah di RS Bhayangkara Palembang.
Baca SelengkapnyaViral keluarga pasien mengamuk kepada petugas kesehatan
Baca SelengkapnyaPaiman meninggal dunia di desa tetangganya, tepatnya di Desa Marmoyo. Desa tempat tinggal Paiman dan Desa Marmoyo adalah dua desa terletak di pelosok Jombang.
Baca SelengkapnyaPerwakilan keluarga dari ketiga korban kapal tenggelam tersebut hadir langsung menerima kepulangan jenazah.
Baca SelengkapnyaKondisi dua balita yang ayahnya simpan jasad bayi dalam freezer.
Baca Selengkapnya