Kronologi Penemuan Mayat Wanita di Hutan Pacet & Diduga Korban Pembunuhan, Ini Ciri-Cirinya
Ada sejumlah luka memar pada bagian pelipis, mata dan dada korban. Bagian mulut korban tampak ada darah yang mengering.
Mayat seorang perempuan ditemukan di kawasan Hutan Tahura Raden Soerjo, Pacet, Mojokerto, Jawa Timur. Mayat tersebut diduga merupakan korban pembunuhan lantaran terdapat luka-luka di tubuhnya.
Mayat pertama kali ditemukan oleh petugas kehutanan, Suyitono. Ia tak sengaja menemukan mayat tersebut saat melakukan patroli rutin.
-
Bagaimana mayat itu ditemukan? 'Awalnya saksi melintas di jalan tersebut, saksi menemukan bungkusan kasur yang menghalangi jalan,' kata Kapolresta Tangerang Kombes Pol Baktiar Joko Mujiono di Tangerang.
-
Bagaimana mayat tersebut ditemukan? Awalnya pekerja bangunan yang sedang membongkar taman kosong di sebuah ruko menemukan karung goni yang sebagian tertanam di dalam tanah. Tetapi saat ditarik dari posisinya ternyata berisi tulang belulang diduga kepala manusia.
-
Dimana kerangka wanita itu ditemukan? Lokasi penemuan berada di bekas istana kerajaan Helfta, di dekat kota Eisleben, negara bagian Saxony-Anhalt, Jerman.
-
Siapa yang menemukan mayat itu? 'Awalnya saksi melintas di jalan tersebut, saksi menemukan bungkusan kasur yang menghalangi jalan,' kata Kapolresta Tangerang Kombes Pol Baktiar Joko Mujiono di Tangerang.
-
Dimana makam wanita itu ditemukan? Makam ini ditemukan di situs pemakaman berusia 6.500 tahun di Fleury-sur-Orne, Normandia, Prancis utara.
-
Apa yang ditemukan di makam wanita itu? Apa yang membuat penemuan ini sangat menarik adalah perempuan tersebut dikuburkan di samping anak panah yang 'secara simbolis laki-laki', menantang persepsi tradisional tentang peran gender.
“Saya melakukan aktivitas patroli rutin. Kemudian muter-muter di situ karena saya senang mendengar suara burung berkicau kemudian ngopi sambil duduk. Saat membuka teko, ada mayat itu langsung turun saya,” kata Suyitno, Jumat (13/9).
Korban ditemukan dalam posisi terlentang memakai kemeja warna merah muda dan celana hitam. Ditemukan sejumlah luka memar pada bagian pelipis, mata dan dada. Bagian mulut korban tampak ada darah yang mengering.
Melihat mayat tersebut, ia lantas melaporkan temuan tersebut ke Polsek Pacet dan diteruskan ke Polres Mojokerto.
Tak lama, tim Infafis dan jajaran Satreskrim Polres Mojokerto tiba ke lokasi. Petugas telah melalukan olah TKP di tempat kejadian perkara (TKP). Jasad korban dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara Pusdik Sabhara, Porong, Sidoarjo.
Kasat Reskrim Polres Mojokerto AKP Nova Indra Pratama membenarkan temuan mayat berjenis kelamin wanita itu. Namun, penyebab korban meninggal dunia masih dalam penyelidikan.
“Mayat sudah dibawah ke RS Bhayangkara. Kondisinya sudah tidak bernyawa. Nanti kita cek lagi, untuk lebih jelasnya dokter yang menjelaskan,” katanya.
Menurutnya, tidak ditemukan identitas korban maupun barang bukti lain di TKP.
“Tidak ada. Masih kita akan cek lagi. Nanti kita jelaslan lebih lanjut,” pungkasnya.
“(Identitas) Kita masih cek di data base mambis. Kalau dipindai karena masih dibawah 50 persen jadi belum dipastikan. Sidik jari masih bagus,” tambahnya.
Nova belum bisa memastikan kapan korban meninggal dunia. Saat ini, jasad korban dibawah ke Rumah Sakit Bhayangkara Pusdik Sabhara, Porong, Sidoarjo untuk dilakukan otopsi.
“Sementara masih terlihat (luka) di wajah seperti luka lebam pada pelipis mata dan dekat-dekat mulut. saja.Untuk lainnya masih belum bisa kita pastikan. Kita menunggu hasil pemeriksaan dari RS Bhayangkara Porong.
Di tempat kejadian, polisi juga menemukan sejumlah barang bukti lain di sekitar tubuh korban. Diantaranya, 1 buah ikat rambut warna merah, inner hijab warna hitam putih, 1 liontin kalung emas mata biru, 1 tali plastik ukuran panjang kurang lebih 30 cm dan 1 potong sisa makanan jenis roti.
“Ponsel dan dompet tidak ada. Identitas juga tidak ada,” ujarnya.
Nova belum bisa memastikan penyebab korban meninggal dunia. Namun, ia menduga korban tewas dibunuh.
“Masih kita identifikasi. Tapi dugaanya arahnya kesana (pembunuhan),” tandasnya.
//////
Pegawai Perusahaan Animasi di Jakpus jadi Korban Kekerasan & Eksploitasi Bos, Polisi Turun Tangan Selidiki
Mantan karyawan di sebuah perusahaan animasi membongkar tindakan sewenang-wenang bekas bosnya. Curhatannya viral di media sosial dan polisi turun tangan lakukan penyelidikan.
Mantan karyawan berinisial CS membuat utas di akun media sosial twitter alias X. Dia menceritakan hal-hal buruk yang dialami selama bekerja di perusahaan animasi kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Tidak hanya dirinya, karyawan lain juga merasakan hal yang sama.
Hal buruk yang dimaksud CS adalah kekerasan fisik maupun verbal. CS juga mengaku dieksploitasi hingga harus pulang larut malam. Padahal, saat itu kondisinya sedang hamil.
Tak cuma itu, korban sempat dimarahi karena sempat tidak masuk kerja dan dihukum naik-turun tangga sebanyak 45 kali di malam hari. Korban juga dihukum menampar dirinya sendiri sampai 100 kali.
Kasus ini telah diadukan ke Polres Metro Jakarta Pusat. Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro membenarkan telah menangani perkara ini.
"Sudah diusut yang kekerasan terhadap karyawan," kata dia dalam keterangannya, Jumat (13/9).
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat, AKBP M. Firdaus menambahkan, Polres Metro Jakarta Pusat membentuk tim khusus untuk mendalami dugaan kekerasan yang dialami oleh karyawan.
Meski sejauh ini belum ada laporan polisi yang diterima oleh Polres Metro Jakarta Pusat.
"Belum ada laporannya, dari viral kita tindaklanjuti. Anggota sudah cek ke TKP, itu kosong," ucap dia.
Firdaus mengatakan, pihaknya masih menggali informasi dari beberapa orang saksi terkait keberadaan perusahaan animasi tersebut.
"Kita lagi cari sama tetangga dari tempat lokasi," ucap dia.
Dia pastikan proses penyelidikan sedang berjalan. Polisi akan mendata karyawan yang menjadi korban dugaan kekerasaan.
"Iya semuanya kita panggil, terutama karyawan yang jadi korban. Ini sekarang lagi kita cari identitasnya. (Bos) Bakal diburu, masih dicari keberadaanya untuk kita ambil keterangan," ujarnya.