Tim hukum sebut polisi cuma melakukan CT Scan jenazah Siyono
Merdeka.com - Tim Pembela Kemanusiaan yang merupakan tim hukum yang mendampingi keluarga terduga teroris Siyono, memastikan ada kejanggalan terkait pernyataan Polri yang pernah melakukan autopsi terhadap jenazah Siyono. Sebab dari keterangan tim dokter forensik yang melakukan autopsi, tidak ditemukan tanda-tanda jenazah pernah diautopsi sebelumnya.
Ketua Tim Pembela Kemanusiaan, Trisno Raharjo mengatakan pihaknya juga menemukan surat keterangan penyebab kematian yang diterima keluarga dari kepolisian. Dalam surat tersebut tidak ada keterangan jika jenazah Siyono pernah diautopsi.
"Kapolri pernah statement, mempersilakan autopsi ulang. Padahal itu belum pernah diautopsi, itu keterangan dari tim forensik yang kemarin melakukan autopsi. Di surat keterangan penyebab kematian juga tidak ada keterangan sudah diautopsi," katanya pada wartawan, Yogyakarta, Rabu (13/4).
-
Kenapa TNI AD membantah klaim pelaku? Narasi dalam video yang diunggah pelaku dalam video bahwa pelaku memiliki hubungan kerabat dengan Mayjen TNI Rifky Nawawi adalah tidak benar,' kata Kristomei saat dihubungi, Minggu (28/4).
-
Bagaimana cara TNI AD mengklarifikasi klaim pelaku? 'Narasi dalam video yang diunggah pelaku dalam video bahwa pelaku memiliki hubungan kerabat dengan Mayjen TNI Rifky Nawawi adalah tidak benar,' kata Kristomei saat dihubungi, Minggu (28/4).
-
Siapa yang mendapatkan pesan dari Kapolri? Peraih Adhi Makayasa Akpol 2024 diberi pesan oleh Kapolri. Begini isinya.
-
Siapa saja yang bisa melakukan kebohongan? Individu yang cenderung berbohong akan menunjukkan ciri-ciri kebohongan yang jelas.
-
Siapa yang memberi klarifikasi ke Sekjen PDIP? Effendi Simbolon memberi klarifikasi ke Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto terkait ucapannya mendukung Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
-
Bagaimana Polda Bali memastikan informasi itu hoax? 'Kami langsung koordinasi dengan Kabiro Kompas wilayah Bali dan Kompas tidak ada berita di Website kompastv.com untuk tangga 13 Juni 2024, redaksionalnya juga berbeda dengan Kompas TV, dan itu berita hoaks karena logo Kompas TV di palsukan oleh oknum tersebut,' kata Kombes Jansen dilansir dari akun Instagram Polda Bali.
Dalam surat keterangan penyebab kematian diketahui jenazah Siyono hanya diperiksa luar saja. Hal tersebut bertolak belakang dengan pernyataan Kapolri.
"Yang dilingkari hanya pemeriksaan luar. Polisi pernah menunjukkan hasil CT Scan, itu bukan autopsi, CT Scan hanya pemeriksaan luar," ujarnya.
Selain itu, pemeriksaan luar yang dilakukan oleh kepolisian juga dinyatakan jauh di bawah standar untuk menyatakan penyebab kematian. Dalam keterangan polisi Siyono dinyatakan meninggal karena luka di kepala.
Hasil tersebut berbeda dengan hasil autopsi yang menyatakan Siyono meninggal akibat pukulan di dada, yang menyebabkan patah tulang dan kerusakan jantung.
"Kami tidak mengatakan polisi berbohong, tapi siapa yang membohongi Kapolri? Tim forensik itu dokter dan profesional dan ahli di bidangnya, kami percaya dengan hasil dari autopsi," pungkasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
TNI turun tangan usut kasus kematian Vina Cirebon? Simak penelusurannya
Baca SelengkapnyaMenurut Susno Duadji, tidak ada pembunuhan dalam kasus Vina
Baca SelengkapnyaMantan Kabareskrim Polri, Komjen Pol Purn. Susno Duadji merespons soal kasus kematian Vina dan Eky di Cirebon.
Baca SelengkapnyaRamadhan menyampaikan penyidik tidak akan memeriksa Kapolda Kaltara Irjen Pol Daniel Adityajaya karena tak ada kaitannya.
Baca SelengkapnyaSampai tiga kali Susno bertanya ke Dede apakah bersaksi di bawah sumpah di pengadilan
Baca SelengkapnyaAiman tidak menyerang institusi atau individu Polri.
Baca SelengkapnyaMantan Kabareskrim, Komjen Susno Duadji blak-blakan kejanggalan polisi dalam kasus kematian Vina Cirebon.
Baca SelengkapnyaDalam kejadian itu telah menewaskan satu keluarga wartawan Tribrata TV
Baca SelengkapnyaMenurutnya upaya PK atas kasus kematian Vina dan Eky di Cirebon, merupakan hak dari pemohon yakni Saka Tatal.
Baca SelengkapnyaTNI AD buka suara soal dugaan keterlibatan prajurit TNI dalam kebakaran rumah jurnalis Rico Sampurna Pasaribu di Karo
Baca SelengkapnyaAiman juga menyebut dalam video turut menyinggung masih banyak anggota polisi yang masih menjaga nuraninya untuk netralitas.
Baca SelengkapnyaSandi mengatakan, kasus ini berawal tahun 2016, ketika itu penyidik Polri hanya melaporkan terjadi laka lantas.
Baca Selengkapnya