TNI dilibatkan berantas terorisme, ini kata Moeldoko
Merdeka.com - Kepala Kantor Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko mengatakan, Komando Pasukan Khusus (Kopassus) tidak pernah berhenti berlatih dalam penanggulangan dan penindakan terhadap pelaku terorisme.
"Saya pikir sampai saat ini tidak berubah peran itu tetap melekat karena UU seperti itu bunyinya hanya menunggu momentumnya," kata Moeldoko di Markas Kopassus Cijantung Jakarta, Sabtu (7/4).
Mantan Panglima TNI itu menyebutkan, pasukan elite TNI Angkatan Darat ini setiap saat melakukan latihan. Korps Baret Merah itu memiliki pasukan khusus sendiri dalam menanggulangi terorisme, yakni Sat-81 Gultor.
-
Bagaimana Kopassus dilatih? Para prajurit Kopassus dilatih dengan standar tinggi dalam berbagai bidang seperti pertempuran, penyelamatan sandera, pengintaian, dan tindakan-tindakan khusus lainnya, menjadikan mereka salah satu pasukan elit terbaik di Indonesia.
-
Siapa yang memimpin Kopassus? Saksikan Video ini: Komandan Jenderal Baru Korps baret Merah
-
Apa saja program pelatihan yang diusulkan Moeldoko? 'Yang meliputi pelatihan berjenjang dari hulu hingga hilir dengan melibatkan dunia usaha, kementerian/lembaga, Bank Sentral Indonesia, asosiasi petani, dan organisasi kepemudaan,' sambungnya.
-
Siapa yang diusulkan Moeldoko untuk dilatih di pusat pelatihan? Kepresidenan Moeldoko mengusulkan Indonesia menjadi pusat pelatihan petani muda Asia Pasik kepada Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO).
-
Siapa yang memimpin Kopassus di Timor Timur? Kisah ini Disampaikan Jenderal (Purn) Agum Gumelar Saat itu Agum masih berpangkat perwira menengah dan bertugas di Timor Timur tahun 1982. Dia memimpin Komando Pasukan Sandi Yudha (kini Kopassus).
-
Apa tugas Kopassus di Timor Timur? Menurut Agum, dia diberi tugas mengurangi kekuatan Fretilin di Timor Timur. Ada dua cara yang bisa dilakukan, cari dan bunuh mereka. Atau sadarkan mereka untuk sama-sama membangun. “Saya pilih cara yang kedua,“ kata Perwira Baret Merah ini.
"Saat negara memanggil dalam posisi intensitas konflik yang tinggi, mereka sudah siap. Mereka (Kopassus) akan selalu hadir," ucap Moeldoko.
Sebelumnya, Panitia Khusus (Pansus) Revisi UU Nomor 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, telah menyetujui pelibatan TNI dalam penanggulangan terorisme.
Dalam kesempatan itu, mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) ini menambahkan alutsista yang dimiliki oleh TNI sudah semakin baik.
Bahkan, industri pertahanan dalam negeri baik BUMN maupun milik swasta sudah bisa memproduksi alutsista yang cukup bagus.
"Namun, untuk senjata presisi tinggi masih memerlukan bantuan impor. Tapi, untuk lokal hampir sepenuhnya bisa dipenuhi," kata Moeldoko.
Reporter: Radityo Priyasmoro
Sumber: Liputan6.com
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono terjunkan pasukan elite TNI guna mengawal pagelaran KTT ASEAN ke-43 pada 5-7 September 2023 nanti di Jakarta.
Baca SelengkapnyaTak disangka satuan khusus dari Pasukan elite 3 Matra TNI & Polri tergabung dalam Badan ini.
Baca SelengkapnyaDua jenderal TNI Polri rela terjun langsung ke medan pertempuran sambil bawa senjata demi dapat mengamankan DPO teroris di Poso.
Baca SelengkapnyaMoeldoko mengatakan dirinya salah satu Panglima TNI yang memperkuat netralitas prajurit setiap ada pesta demokrasi.
Baca SelengkapnyaBukan hal yang mudah, situasi genting kerap dihadapi oleh mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) itu sebagai Kepala Staf Kepresidenan.
Baca SelengkapnyaKopassus didirikan pada tanggal 16 April 1952. Selamat ulang tahun ke-72, Kopassus! Berikut kata-kata ucapan selamat HUT Kopassus.
Baca SelengkapnyaPrabowo berpesan agar taruna dan tarun giat belajar agar kelak menjadi personel TNI yang dapat diandalkan.
Baca SelengkapnyaBegini potret lawas Mayjen Farid Makruf muda waktu latihan menembak. Pakai baret merah makin gagah.
Baca SelengkapnyaMoeldoko bertemu dengan purnawirawan TNI Akabri angkatan 81.
Baca SelengkapnyaTito pernah memimpin tim Densus 88 yang salah satu anggotanya Rycko Amelza.
Baca SelengkapnyaDikabinet Presiden Jokowi sebelumnya, Tito juga menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri (Mendagri).
Baca SelengkapnyaTNI sudah melakukan reformasi internal, baik dari segi struktur, doktrin hingga kultur atau budaya.
Baca Selengkapnya