Vietnam Bisa Menjadi Pembanding Keberhasilan Penanganan Covid-19
Merdeka.com - Kerjasama antar negara anggota ASEAN ( Association of Southeast Asian Nations ) dalam mengatasi pandemi Covid-19, dinilai cukup responsif di dunia internasional. Karena itu, Kementerian Luar Negeri RI menilai, peningkatan kerjasama antar negara menjadi kata kunci bagi dunia untuk menghadapi pandemi ini.
"ASEAN dipuji oleh dunia internasional karena dinilai responsif dalam menanggulangi pandemi Covid-19. Ini dibuktikan dengan digelarnya kegiatan Special ASEAN Summit for Covid-19 pada awal Juni lalu," ujar Carolina Tinangon, Direktur Kerja Sama Eksternal ASEAN, Kementerian Luar Negeri RI, saat berbicara dalam seminar daring (webinar) bertajuk 'ASEAN Menyongsong Era New Normal: Kontribusi dan Inovasi Perguruan Tinggi' yang diadakan oleh Universitas Jember (Unej) pada Senin (13/07).
Hingga kini ASEAN terus berupaya meningkatkan kerjasama baik diantara negara-negara anggota ASEAN maupun antara ASEAN dengan negara lain. "Bentuk kerjasama tersebut diantaranya kerjasama pelacakan (tracing) pasien Covid-19 yang melakukan perjalanan antar negara, kerjasama antar epidemiolog se-ASEAN dan kerjasama antara ASEAN dengan Rusia dalam rangka menemukan vaksin Covid-19," lanjut Carolina.
-
Dimana potensi kerja sama ASEAN dan India? 'Apalagi melihat potensi besar Samudera Hindia yang menghubungkan 33 negara dengan 2,9 miliar jiwa dan seperlima GDP (Gross Domestic Product) dunia di 2025,'
-
Bagaimana Kementan dorong kerja sama ASEAN Plus Three? Dedi menambahkan, Indonesia mendukung implementasi kerja sama ASEAN Plus Three Cooperation Strategy (APTCS) Framework on Food, Agriculture, and Forestry dan mendorong negara APT untuk terus menguatkan strategi utama kerjasama asean.
-
Apa yang didorong Kementan ke negara ASEAN? Indonesia sendiri mendorong semua negara Asean untuk meningkatkan teknologi pertanian digital, ekonomi sirkular, energi biomassa, pengurangan emisi gas rumah kaca dan pengendalian hama terpadu,' ujar Dedi, Sabtu (7/10).
-
Bagaimana Kementan RI harap tingkatkan kerja sama dengan Vietnam? Terkait dengan program prioritas Indonesia tersebut, Mentan Andi Amran berharap Kerjasama yang kuat dengan pemerintah Vietnam untuk mendorong pengembangan mesin pertanian modern, Memperkuat sistem pengelolaan irigasi pertanian, Digitalisasi dan mesin pertanian yang presisi serta fasilitasi Akses Pasar.
-
Kenapa Kemnaker apresiasi KTT ASEAN? 'Kedua pedoman (guidelines) ini adalah bukti konkret bahwa ASEAN memiliki pandangan yang sama untuk memajukan kawasan dan menjadikan ASEAN sebagai epicentrum of growth,' kata Ida Fauziyah melalui Siaran Pers Biro Humas Kemnaker, Sabtu (9/9).
-
Kenapa Kementan RI ingin tingkatkan kerja sama dengan Vietnam? Indonesia ingin mendorong Program Prioritas Pertanian untuk mengantisipasi krisis global yang terjadi saat ini dan mengatasi kemungkinan terjadinya kekeringan/basah ekstrim (banjir) di berbagai wilayah.
Pandemi Covid-19 telah memukul berbagai sektor kehidupan di berbagai belahan dunia, salah satunya adalah pendidikan. Di Thailand, pemerintahnya saat ini sedang merancang kebijakan khusus di tingkat perguruan tinggi. Hal ini terkait dengan pembatasan tatap muka langsung untuk mencegah penyebaran Covid-19.
"Saat ini pemerintah Thailand merancang blended and flexible learning untuk perkuliahan, di mana tujuh puluh persen perkuliahan akan dilakukan dengan daring, dua puluh persen dengan tatap muka dan sisanya berupa pendalaman teori dasar yang dilakukan oleh masing-masing mahasiswa. Pemerintah Thailand juga mendorong perguruan tingginya untuk melakukan riset intensif terkait penanganan pandemi Covid-19, salah satu yang sudah dilakukan adalah riset vaksin Covid-19 di Chulalongkorn University yang rencananya tahun depan sudah diujicobakan kepada manusia," kata Prof. Mustari, Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedubes RI di Thailand, dalam kesempatan yang sama.
Terdapat beberapa pelajaran penting yang bisa dipetik dari penanganan pandemi Covid-19 oleh beberapa negara di Asia Tenggara. Salah satunya adalah cara Vietnam yang dinilai berhasil menekan penyebaran Covid-19 sejak awal.
"Kita bisa belajar pada Vietnam yang sukses menekan penderita Covid-19, dengan memberlakukan lockdown secara tegas bagi warganya dan pelacakan yang cermat. Pemerintah Vietnam rupanya telah belajar banyak pada penanganan pandemi SARS pada tahun 2002 lalu yang banyak memakan korban jiwa di Vietnam," jelas Abubakar Eby Hara, pengamat Hubungan Internasional FISIP Universitas Jember (Unej).
Dari kajian yang ia lakukan, Abubakar menilai, bentuk dan sistem pemerintahan sebuah negara tidak selalu berkorelasi langsung dalam kesuksesan penanganan pandemi Covid-19. "Buktinya Vietnam yang negara komunis ternyata berhasil menekan angka kematian akibat pandemi Covid-19," ujar pria yang juga Ketua Asosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIPI) Cabang Jember ini.
Berdasarkan kajian yang sama atas penanganan pandemi Covid-19 yang dilakukan oleh negara-negara anggota ASEAN, Abubakar menilai ada tiga faktor yang menjadi penentu kemampuan sebuah negara mampu menangani pandemi Covid-19. Ketiga faktor tersebut yakni State Capacity (kemampuan negara), Social Trust (kepercayaan sosial) dan Leadership (Kepemimpinan).
"Kapasitas negara ini kaitannya dengan kemampuan birokrasi negara, khususnya birokrasi kesehatan dalam menangani pandemi Covid-19. Termasuk bagaimana negara memberikan fasilitas kesehatan beserta bantuan kepada warganya yang terkena Covid-19," jelas Abubakar.
Faktor kedua adalah social trust atau rasa percaya di kalangan masyarakat sebuah negara dalam membangun persatuan dan kesatuan. Social trust ini sedang digalakkan di semua negara ASEAN dengan harapan membentuk kesetiakawanan nasional dalam menghadapi pandemi Covid-19 yang mengubah semua sendi-sendi kehidupan sosial. Faktor terakhir adalah leadership, yakni kemampuan pemimpin untuk membuat keputusan yang baik dan tepat dalam menangani pandemi Covid-19, berdasarkan kajian ilmiah dan bukan untuk kepentingan politik tertentu.
"Sayangnya ada beberapa negara ASEAN yang tensi politiknya justru memanas di saat penanganan pandemi Covid-19 seperti Filipina dan Kamboja. Ini karena kepala negara menggunakan undang-undang darurat untuk memperkuat posisi politiknya," tutur Abubakar.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketua ASEAN-BAC Arsjad Rasjid mengungkapkan alasan Vietnam jadi penggerak ekonomi ASEAN.
Baca SelengkapnyaPrabowo menemui Perdana Menteri Vietnam HE Pham Minh Chinh
Baca SelengkapnyaJokowi: Ekonomi Global Belum Pulih, Tapi ASEAN Mampu Asalkan Bersatu
Baca SelengkapnyaPentingnya kerja sama di antara negara-negara ASEAN untuk menciptakan kemakmuran bersama.
Baca SelengkapnyaAirlangga Hartarto bersama para menteri negara ASEAN tengah menyiapkan jurus jitu guna menjadikan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan regional.
Baca SelengkapnyaIndonesia merupakan basis manufaktur alternatif yang kompetitif dan sekaligus memiliki konsumsi dalam negeri yang kuat.
Baca SelengkapnyaJokowi meyakini negara yang tergabung dalam ASEAN memiliki rasa kecintaan yang sama.
Baca SelengkapnyaPengusaha ASEAN membidik sejumlah sektor untuk dapat ditingkatkan kerja samanya dengan Kanada.
Baca SelengkapnyaArsjad pun mendorong lebih banyak lagi investasi antar negara ASEAN, misalnya menambah investasi perusahaan Thailand di Vietnam.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi membuka Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN.
Baca SelengkapnyaSepak terjang Indonesia sebagai Ketua ASEAN 2023 layak mendapatkan apresiasi.
Baca SelengkapnyaMenteri Perdagangan Zulkifli Hasan menghadiri ASEAN Investment Forum 2023 di Jakarta.
Baca Selengkapnya