Viral Odong-Odong Dinaiki 40 Siswa Tercebur ke Parit di Pekalongan, Ini Kata Polisi
Satu unit odong-odong yang ditumpangi 40 siswa SMA Negeri 1 Wiradesa terperosok ke parit di Pekalongan, Rabu (21/2).
Satu unit odong-odong atau kereta kelinci yang ditumpangi 40 siswa SMA Negeri 1 Wiradesa terperosok ke parit sedalam satu meter di Desa Pecakaran, Kecamatan Wonokerto, Kabupaten Pekalongan, Rabu (21/2).
Viral Odong-Odong Dinaiki 40 Siswa Tercebur ke Parit di Pekalongan, Ini Kata Polisi
Odong-odong itu terjun ke parit karena sopirnya tidak bisa mengendalikannya saat melaju menanjak jembatan yang berada di dekat balai desa setempat.
Kejadian ini terekam video berdurasi 30 detik dan viral di media sosial. Video itu diambil penumpang yang merupakan siswa SMA yang hendak menanam mangrove di Desa Pecakaran, Kecamatan Wonokerto, Kabupaten Pekalongan, Rabu (21/2).
Dalam video itu, terlihat odong-odong dua gerbong itu melaju dengan kencang yang berakhir dengan rangkaian depannya terjun ke parit. Semua siswa yang terdapat dalam kereta berteriak histeris.
Pengemudi odong-odong, Riyanto (53) mengaku tidak bisa mengendalikan kendaraannya saat menanjak jembatan yang berada di dekat balai desa setempat. Dia merasakan sekan-akan ada sesuatu yang mendorong kendaraan itu sehingga melaju dengan sendirinya tanpa digas.
"Jadi begitu naik jembatan sedikit, gas masih kecil, tapi kereta terus melaju. Baru mau tarik gas kok jalan sendiri. Seperti ada yang mendorong," kata Riyanto yang juga pemilik odong-odong.
Akibatnya, gerbong bagian depan, yang berisi penumpang, terperosok ke parit dan membuat sejumlah siswa tercebur. Tidak ada siswa yang mengalami luka serius.
"Hanya memar-memar. Jumlah keseluruhan penumpang 40 orang," ungkapnya.
Kasat Lantas Polres Pekalongan AKP Joko Supriyanto mengatakan memang benar ada kejadian odong-odong itu tercebur ke parit. Meski tidak ada korban jiwa, pihaknya masih melakukan penyelidikan dengan meminta keterangan sopir.
"Tidak ada korban luka-luka. Masih kita mintai keterangan kejadiannya seperti apa," kata Joko.
Dia juga sudah melakukan sosialisasi terkait penggunaan odong-odong agar tidak digunakan untuk mengangkut penumpang. Sebab, kendaraan yang dimodifkasi itu berpotensi membahayakan karena tidak sesuai peruntukan.
"Upaya sosialisasi telah kita lakukan terkait kereta kelinci ini," ujarnya.
Rombongan siswa-siswa SMA Wiradesa ini sebenarnya memiliki tujuan mulia, yaitu menanam mangrove sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan. Namun, di perjalanan kereta yang mereka tumpangi terperosok ke parit.