Warga Rengas Dengklok Demo Depan Musala Diduga Berisi Jemaah Eks HTI
Merdeka.com - Sejumlah masyarakat Dusun Tarikolot Desa Kalangsari, Kecamatan Rengasdengklok, Karawang menggelar aksi di musala. Mereka menolak kedatangan kelompok diduga sebagai eks anggota Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
Jaenabun, seorang tokoh pemuda setempat menuduh, jemaah di musala itu merupakan mantan anggota HTI. Mereka kerap menyebarkan paham dengan menggunakan rumah ibadah warga setempat.
"Pergerakan ini murni dari hati nurani masyarakat atas isu-isu yang terjadi dengan domain agama yang tidak kami kehendaki," kata Jaenabun, Kamis (6/6).
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
-
Siapa yang masuk ke lapangan dan membuat kerusuhan? Peristiwa itu berawal saat salah satu suporter tuan rumah masuk ke dalam lapangan.
-
Siapa yang memprotes kejadian tersebut? Diketahui, terekam video yang beredar di media sosial salah satu pendukung mengacungkan tiga jari saat debat capres berlangsung. Hal tersebut pun menuai protes dari pihak 02 yakni Grace Natalie.
-
Siapa yang ditangkap karena kerusuhan? 'Kami telah mengidentifikasi beberapa pelaku, dan saat ini kami baru menangkap satu orang, sementara yang lainnya masih dalam pengejaran,' ujar Kusworo.
-
Dimana massa menggeruduk kantor KPU? Sejumlah orang menggeruduk Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Jayapura di jalan Abepura-Sentani, Distrik Sentani Kota, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua, Jumat (15/3) malam waktu setempat.
-
Apa yang terjadi pada kerusuhan ini? Dalam peristiwa tersebut, 47 orang Yahudi dan satu orang Prancis terbunuh, banyak yang terluka, dan harta benda dirusak.
Warga berdatangan ke musala itu membawa sejumlah poster bertuliskan penolakan atas aktivitas diduga eks anggota HTI tersebut. "Pada prinsipnya kami menolak keras kegiatan eks HTI yang diduga kerap melakukan aktivitas mengusung paham khilafah," ujarnya.
©2019 Merdeka.com/Bram SalamMenurut dia, selama ini HTI sudah dilarang pemerintah lantaran mengusung ideologi mereka dianggap tidak sejalan dengan Pancasila sebagai dasar negara. Dengan demikian, bila HTI memaksakan maka hal itu akan menimbulkan polemik dan keresahan di masyarakat.
"Kami yang datang dari berbagai kelompok pemuda, tokoh agama ini secara mufakat, bersatu serta tegas menyatakan menolak HTI beserta paham ideologinya, baik di wilayah desa kami maupun di Kabupaten Karawang," tegas Jaenabun.
Selain itu, lanjut dia, HTI beserta kelompok aliansinya menjadi ancaman serius apabila tidak disikapi dengan tegas oleh aparat setempat. Tentu ini bakal efektif bila dibarengi peran warga.
"Mari bersama-sama mewaspadai dan mencegah segala bentuk upaya rongrongan kepada bangsa dan negara seperti apa yang telah dilakukan oleh HTI," ungkapnya.
Untuk sementara pihak dari eks HTI sendiri belum bisa diminta keterangan terkait penolakan warga karena pada saat kejadian tengah berada di musala tersebut.
(mdk/ang)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aksi ini digelar sebagai bentuk demokrasi untuk melawan Politik Dinasti serta menolak Pelanggaran HAM.
Baca SelengkapnyaDemo ini menuntut DPR agar tidak mengesahkan RUU Pilkada.
Baca SelengkapnyaDalam aksinya mereka menuntut untuk menyikapi konflik lahan di Rempang.
Baca SelengkapnyaPengunjuk rasa dari berbagai kelompok elemen masyarakat mengepung Gedung DPR untuk menolak pengesahan revisi UU Pilkada.
Baca SelengkapnyaAksi demonstrasi itu dilakukan di Jalan Ir. H. Juanda, Depok.
Baca SelengkapnyaPondok Pesantren Al-Zaytun di Indramayu, Jawa Barat kembali jadi sasaran demonstrasi.
Baca SelengkapnyaDeretan hal menarik yang terjadi di tengah aksi demonstrasi tolak pengesahan RUU Pilkada di gedung DPR RI.
Baca SelengkapnyaKehadiran mereka disambut sejumlah mahasiswa yang masih bertahan di sekitar gedung DPR/MPR.
Baca SelengkapnyaRibuan massa turun ke jalanan dan berkumpul di depan gedung DPR RI di Senayan, Jakarta hari ini, Kamis (22/8).
Baca SelengkapnyaPara pendemo menyinggung sejumlah hal mulai dari pesan Nabi Muhammad soal jumlah hakim.
Baca SelengkapnyaPonpes Al-Zaytun kembali jadi sasaran demonstrasi warga. Kali ini datang dari Aliansi Santri dan Rakyat Indonesia (ASRI), Kamis (6/7/2023).
Baca SelengkapnyaMereka meneriakkan yel-yel meminta Presiden Joko Widodo alias Jokowi untuk mundur dari jabatannya dan segera pulang ke kampung halaman Solo.
Baca Selengkapnya