Panglima Perang Moro Kogoya Curhat ada Perang di Mulia, Melalui Video Call Kepada Prajurit Kopassus
Moro Kogoya membenarkan bahwa perang itu terjadi di kawasan Mulia, Puncak Jaya, Papua.
Panglima Perang Moro Kogoya Curhat ada Perang di Mulia, Melalui Video Call Kepada Prajurit Kopassus
Panglima Perang Suku Dani yang berasal dari Distrik Tingginambut, Moro Kogoya ungkap terjadinya perang.
Ia membeberkan adanya perang tersebut kepada prajurit Kopassus bernama Riski Vivian yang kerap disapa Revi. Moro membenarkan bahwa perang itu terjadi di kawasan Mulia, Puncak Jaya, Papua.
Seperti apa cerita selengkapnya? Berikut ulasannya, Kamis (1/8).
Moro Kagoya diketahui memiliki kedekatan dengan Revi.
Keduanya beberapa kali sempat membuat video bersama yang kemudian diunggah melalui saluran Youtube PENYAKIT !!!.
Belum lama ini, Moro dan Revi kembali menjalin silaturahmi via video call. Usai saling menanyakan kaba, Revi lantas bertanya kepada sang Panglima Perang tentang perang yang ada di Mulia, Puncak Jaya.
-
Siapa yang memimpin Kopassus? Saksikan Video ini: Komandan Jenderal Baru Korps baret Merah
-
Siapa yang dipromosikan menjadi Komandan Kopassus? Dampingi Sang Suami di Upacara Kenaikan Pangkat Ternyata, Juliana Moechtar ikut mendampingi suaminya dalam upacara kenaikan pangkat menjadi Komandan Kopassus.
-
Kapan Prabowo Subianto menjadi Panglima Kopassus? Panglima Komando Pasukan Khusus (1996-1998)
-
Siapa yang memimpin Kopassus di Timor Timur? Kisah ini Disampaikan Jenderal (Purn) Agum Gumelar Saat itu Agum masih berpangkat perwira menengah dan bertugas di Timor Timur tahun 1982. Dia memimpin Komando Pasukan Sandi Yudha (kini Kopassus).
-
Siapa Komandan Kopassus ke-13? Agum menjadi Komandan Kopassus ke-13 menggantikan Brigjen Tarub. Dia dilantik oleh Kasad Jenderal Wismoyo Arismunandar tanggal 6 Juli 1993.
-
Apa tugas Kopassus di Timor Timur? Menurut Agum, dia diberi tugas mengurangi kekuatan Fretilin di Timor Timur. Ada dua cara yang bisa dilakukan, cari dan bunuh mereka. Atau sadarkan mereka untuk sama-sama membangun. “Saya pilih cara yang kedua,“ kata Perwira Baret Merah ini.
“Di Mulia ada perang kah? Itu bagaimana cerita itu?,” tanya Revi.
“Iyo, perang!,” ucap Moro membenarkan adanya perang di Mulia.
Sebelumnya, Kapendam XVII/Cendrawasih Letkol Inf Candra Kurniawan melalui persnya mengatakan jika aparat keamanan Satgas Yonif RK 753/AVT melumpuhkan tiga orang anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM).Penindakan tersebut diawali penemuan keberadaan salah satu pimpinan OPM, Teranus Enumbi dan beberapa anggotanya.
Mereka memasuki pemukiman kampung Karubate dan membawa senjata api.
“Saat akan ditangkap oleh Aparat TNI di warung, gerombolan OPM ini melakukan perlawanan dengan mengeluarkan tembakan, berusaha menembak aparat TNI, sehingga prajurit TNI melumpuhkan dan menembak gerombolan tersebut,” ungkap Candra seperti dikutip dari BBC Indonesia.
Namun pernyataan tersebut dibantah oleh pihak Juru Bicara TPNPB-OPM yang mengklaim jika tiga laki-laki tewas tersebut bukan bagian dari kelompoknya.
Pihak OPM mengaku bahwa tidak terlibat dalam aksi penembakan di Puncak Jaya.
Hal ini kemudian memicu kerusuhan di Mulia, Ibu Kota Puncak Jaya pada Rabu (17/7) lalu.
Kericuhan yang terjadi mengakibatkan empat orang terluka dan satu warga sipil meninggal dunia.
Penembakan yang terjadi oleh aparat pada tiga warga sipil yang berujung kerusuhan di Mulia itu dikatakan oleh Jaringan Damai Papua, Adriana Elisabeth bahwa pendekatan aparat ke warga Papua terlalu lemah.
Video Curhatan Moro Kagoya
Berikut adalah video curhatan Moro Kagoya melalui video call kepada prajurit Kopassus.