Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Waspadai Informasi Berbau Radikal di Media Sosial

Waspadai Informasi Berbau Radikal di Media Sosial

Waspadai Informasi Berbau Radikal di Media Sosial

Masyarakat jangan percaya pada satu sumber saja, tetapi harus bisa dan mau melihat dari berbagai macam sumber.

Pendiri Yayasan Prasasti Perdamaian Noor Huda Ismail memandang perlu tradisi pemikiran kritis dan akal sehat agar masyarakat terhindar dari informasi yang bisa membuat seseorang menjadi radikal. Dalam mencari dan mencerna suatu informasi, kata Noor Huda Ismail, perilaku manusia zaman modern cenderung mengambil informasi yang mereka butuhkan hanya dari sumber yang membenarkan apa yang telah mereka yakini.

"Dalam dunia psikologi, bias kognitif ini sering disebut dengan motivated reasoning atau confirmation bias," kata Noor Huda dilansir Antara, Rabu (2/8).

merdeka.com

Waspadai Informasi Berbau Radikal di Media Sosial

Noor Huda menjelaskan bahwa seseorang ketika mencari informasi cenderung sudah punya pemahaman, cara pandang, atau stigma tertentu. Setelah itu, mencari informasi untuk membenarkan pemahaman atau cara pandang tersebut.

"Hal itu terjadi bahkan sebelum adanya media sosial. Dengan adanya media sosial, kecenderungan terjadinya bias kognitif itu menjadi lebih kuat lagi," ujarnya.

Waspadai Informasi Berbau Radikal di Media Sosial

Keadaan seperti itu, kata dia, diperparah dengan munculnya algoritma dalam layanan mesin pencarian atau search engine seperti Google atau Bing. Misalnya, penggemar klub bola Arsenal, kalau mengeklik Arsenal, seluruh informasi itu yang berkaitan dengan klub tersebut. "Dalam cara memahami ajaran agama tertentu, kalau sudah mengeklik, misalnya al-wala wal bara’, istilah, atau acara tertentu yang didorong oleh kelompok pro kekerasan, cenderung akan hanya menerima informasi yang sama. Di dunia akademis, biasanya ini disebut dengan filter bubble," katanya.

Ia memandang penting mencari sumber informasi pembanding dari apa yang sudah diyakini. Selain itu, perlu mengadopsi tradisi berpikir kritis untuk bisa membedakan bahwa apa yang di internet belum tentu semuanya benar. "Kemampuan membandingkan suatu informasi dengan hal yang sama, namun dari sumber dan perspektif yang berbeda menjadi penting," ujarnya.

Menurut dia, tren medium yang digunakan serta kecenderungan cara berkomunikasi masyarakat dunia memang telah berubah. Saat ini masyarakat di seluruh dunia cenderung tidak melihat mana yang benar, tetapi justru mana yang viral. Ia juga menyoroti pentingnya belajar teknologi sebagai suatu kenyataan yang tak terelakkan. Hal itu, menurut dia, berlaku mulai dari masyarakat lapisan terbawah hingga para pejabat yang memegang kendali.

"Ketika di suatu negara para pemangku kepentingannya tidak memahami perkembangan teknologi, tentu akan berdampak buruk pada kebijakan atau keputusan yang diambil,” ujarnya.

merdeka.com

Oleh karena itu, Noor Huda berpesan agar masyarakat jangan percaya pada satu sumber saja, tetapi harus bisa dan mau melihat dari berbagai macam sumber. Masyarakat, lanjut dia, juga harus menggunakan akal sehat untuk bisa memilih dan memilah informasi, serta dalam membagikan informasi harus menggunakan prinsip saring sebelum membagikan.

Menghindari Radikalisasi di Media Sosial dengan Berpikir Kritis
Menghindari Radikalisasi di Media Sosial dengan Berpikir Kritis

Berpikir kiritis dan logis mutlak dalam mencerna dan menyimpulkan konten yang tersebar luas di media sosial.

Baca Selengkapnya
25 Contoh Sisindiran Sunda yang Kocak dan Menggelitik, Bisa Dibagikan ke Media Sosial
25 Contoh Sisindiran Sunda yang Kocak dan Menggelitik, Bisa Dibagikan ke Media Sosial

Sisindiran Sunda merupakan salah satu wujud karya sastra yang menarik sekaligus bisa menjadi hiburan bagi siapa saja.

Baca Selengkapnya
Mediasi 3 Jam, Siswi SMKN 1 Probolinggo Meski Trauma Maafkan Selebgram Luluk Nuril
Mediasi 3 Jam, Siswi SMKN 1 Probolinggo Meski Trauma Maafkan Selebgram Luluk Nuril

Pernyataan bahwa Lasmi dan anaknya telah memaafkan ulah Luluk Nuril justru disampaikan oleh Kapolres Probolinggo.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Pengemudi Ojol Viral Ngaku Dibegal di Kota Batu, Ini Fakta Sebenarnya
Pengemudi Ojol Viral Ngaku Dibegal di Kota Batu, Ini Fakta Sebenarnya

Seorang pemuda mengaku sebagai pengemudi ojol viral di media sosial. Dia menyebut dirinya menjadi korban begal, namun cerita berbeda diungkap polisi.

Baca Selengkapnya
Dorong Pemilu Damai, Begini Tantangan Media Siber Menghadapi Tahun Politik
Dorong Pemilu Damai, Begini Tantangan Media Siber Menghadapi Tahun Politik

Hingga saat ini, media online masih menjadi pilihan masyarakat sebagai sumber berita utama

Baca Selengkapnya
Didampingi Suami yang Polisi Pangkat Bripka, Selebgram Luluk Nuril Sambangi SMKN 1 Probolinggo
Didampingi Suami yang Polisi Pangkat Bripka, Selebgram Luluk Nuril Sambangi SMKN 1 Probolinggo

Mediasi yang dipimpin oleh Kapolres Probolinggo, AKBP Wisnu Wardana berlangsung sejak pukul 10:00 WIB.

Baca Selengkapnya
Kelompok Intoleransi Getol Mainkan Isu Sensitif Pecah Belah Bangsa
Kelompok Intoleransi Getol Mainkan Isu Sensitif Pecah Belah Bangsa

Penyebaran paham radikalisme hingga perekrutan terorisme beberapa kali terjadi di media sosial.

Baca Selengkapnya
Ditelantarkan Anak-Cucu, Nenek Umur 80 Tahun Datangi Puskesmas Sendirian Minta Disuntik Mati
Ditelantarkan Anak-Cucu, Nenek Umur 80 Tahun Datangi Puskesmas Sendirian Minta Disuntik Mati

Pada saat perjalanan pulang petugas kesehatan itu menceritakan bahwa temannya menangis lantaran kepedulian anaknya sudah tidak ada.

Baca Selengkapnya
Menpora Dito Ariotedjo Jelaskan soal Uang Rp27 Miliar di Sidang Korupsi BTS Kominfo
Menpora Dito Ariotedjo Jelaskan soal Uang Rp27 Miliar di Sidang Korupsi BTS Kominfo

Hal itu dikatakan Dito saat menjadi saksi kasus dugaan korupsi BTS Kominfo di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Rabu (11/10).

Baca Selengkapnya