WNI Korban Gempa Turki Baru Setahun Menikah, Begini Cerita Sang Suami
Merdeka.com - Seorang warga negara Indonesia (WNI) bernama Ni Wayan Supini (44) menjadi korban meninggal dalam peristiwa gempa Turki. Sang suami bernama I Nyoman Ranten (50) mengenang korban sebagai sosok pekerja keras.
Dikutip dari Antara, ditemui di kediamannya, Dusun Tegal Besar, Desa Negari, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, Bali, Senin, I Nyoman Ranten mengatakan sebagai seorang istri, Wayan Supini tidak hanya mengerjakan pekerjaan pokoknya sebagai ibu rumah tangga, tetapi juga sangat gesit untuk mencari pekerjaan serabutan guna menghidupi keluarga.
"Orangnya pekerja keras. Dia itu tipe orang yang tidak mau tinggal diam. Untuk pekerjaan rumah selalu beres, setelah itu ada saja yang dia mau kerjakan," kata dia, Selasa (21/2).
-
Siapa yang meninggal akibat Gempa Bantul? Tercatat satu warga meninggal di Kabupaten Bantul.
-
Apa pekerjaan suami Nur Utami? Berdasarkan informasi diketahui Faizal, suami Nur Utami bekerja di perusahan tambang di Kalimantan.
-
Siapa suami Nur Utami? Nur Utami berubah sejak menikah dengan pria berinisial S, yang dikenal sebagai kaki tangan gembong narkoba Fredy Pratama.
-
Siapa suami Siti Purwanti? Patrice Bouttier, suami mendiang Siti Purwanti, setia mendampingi istrinya mulai dari rumah duka hingga ke peristirahatan terakhir.
-
Siapa yang meninggal di Gunung Marapi? Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat menyebabkan 22 pendaki ditemukan meninggal dunia.
-
Siapa yang meninggal? Meskipun ia berjanji akan mengunggah video Kamari mukbang alias makan lagi, Papa Dali sudah pergi selamanya tanpa memenuhi janjinya.
Selain itu, rasa cintanya kepada keluarga khususnya anak-anak membuat perempuan yang dinikahi Nyoman Ranten pada 2022 lalu itu sangat sayang kepada anak-anaknya, sehingga anak-anak sangat dekat dengannya.
Selama bekerja sebagai terapis di Diyarbakir, Turki sang istri hampir setiap hari, selalu berkomunikasi dengan anak-anak.
Bahkan, hari-hari sebelum gempa magnitudo 7,8 mengguncang Turki, sang istri selalu menghubungi keluarga melalui panggilan video. Bagi dia, kata Nyoman Ranten, masa depan dan kehidupan anak-anaknya harus diperjuangkan dengan sungguh.
"Dengan semangatnya itu dia ingin ada banyak perubahan dalam keluarga, selain karena banyak juga tuntutan keluarga, adat dan kebutuhan lain," tutur Ranten.
Sebelum pandemi Covid-19 melanda, sang istri pernah bekerja sebagai pegawai koperasi dan juga staf kebersihan di Bandara Ngurah Rai, Bali. Namun harus berhenti bekerja karena manajemen Bandara memintanya.
Oleh karena pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga yang semakin tidak menentu, Ni Wayan Supini memberanikan diri mencari keberuntungan dengan menjadi terapis profesional untuk mencari tambahan penghasilan bagi keluarga.
Selain meninggalkan rumah, wanita yang terlahir sebagai anak pertama dari tiga bersaudara itu juga meninggalkan tiga orang anak, buah cinta pernikahannya dengan Nyoman Ranten, bahkan anak ketiga masih berumur enam tahun.
Nyoman Ranten tidak menyangka bahwa kebersamaan dengan istrinya enam bulan yang lalu menjadi pertemuan terakhir mereka secara tatap muka.
Meskipun berat, kabar duka yang diterima keluarga pada Jumat (16/2/2023) membuat keluarga Nyoman Ranten perlahan-lahan mengikhlaskan kepergian sang istri tercinta.
"Berat memang untuk melupakan beliau. Sama sekali tidak ada firasat apapun, ya. Satu hari sebelumnya bahkan pada hari kejadian itu enggak ada tanda-tanda sama sekali bahwa kejadian begitu. Pada hari-hari sebelumnya itu selalu komunikasi, dia bilang semuanya aman-aman saja," kata Nyoman Ranten sambil menunjukkan foto-foto istrinya saat ditemui di Klungkung, Bali.
Saat ini, keluarga besar tengah mempersiapkan segala sesuatu untuk kepulangan sang istri yang direncanakan akan diberangkatkan pada 22 Februari, dan tiba di Bali pada keesokannya.
"Untuk proses pemakaman seperti biasa. Kita enggak ada beda, sama seperti yang lainnya. Cuman dari rumah sakit untuk teknis pemakaman disarankan langsung saja ke kuburan, tidak dibawa pulang ke rumah lagi," pungkasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang wanita bernama Eka Kartini mengaku sangat terpukul atas meninggalnya calon suami.
Baca SelengkapnyaSembari duduk di depan pintu rumah bersama dua buah hatinya, dia terus menunggu kabar terbaru dari sang suami.
Baca SelengkapnyaJodoh bisa datang darimana saja dan kapan saja jika Tuhan sudah berkehendak.
Baca SelengkapnyaKisah tragis seorang tuna wisma yang sudah hidup di jalanan selama puluhan tahun.
Baca SelengkapnyaIa menceritakan bagaimana kisah awalnya bertemu pria Turki yang kini jadi suaminya.
Baca SelengkapnyaBerikut potret lawas putri Sang Proklamator hadiri pemakaman suaminya.
Baca SelengkapnyaMomen haru upacara persemayaman Kopda Hendrianto. Isak tangis keluarga kehilangan Kopda Hendrianto.
Baca SelengkapnyaMendiang dikenal sebagai sosok yang baik dan taat agama. Hal ini dipaparkan langsung oleh istri purnawirawan TNI AU Ahmad Jumroni.
Baca SelengkapnyaCurhat istri Kolonel Arm Joko Setiyo Kurniawan selama dampingi suami bertugas. Ikut berpindah dari satu kota ke kota lain selama 20 tahun.
Baca SelengkapnyaDia mendapatkan kuota prioritas lansia dan pendamping lansia, sehingga tidak menunggu antrian terlalu lama.
Baca SelengkapnyaPengantin pria menangis usai menikahi wanita yang ia perjuangkan selama 15 tahun ini curi perhatian warganet.
Baca SelengkapnyaMenabung sejak 1996, pada tahun 2012 mereka berhasil mendaftar sebagai calon jamaah haji.
Baca Selengkapnya