Anies Ungkap Alasan Lebih Banyak Kampanye Lewat Dialog 'Desak Anies'
Anies berpendapat, tanpa dialog, rakyat tidak tahu berapa persen kesamaannya dengan pasangan calon yang akan dipilihnya nanti.
Rakyat akan memilih pemimpin bukan sekadar menentukan foto siapa yang akan dipasang di ruang kelas atau di kantor-kantor.
Anies Ungkap Alasan Lebih Banyak Kampanye Lewat Dialog 'Desak Anies'
Calon presiden nomor urut 1 Anies Rasyid Baswedan kerap menggelar dialog Desak Anies saat berkampanye di berbagai daerah. Anies mengungkapkan alasannya. Menurutnya, dialog merupakan bentuk penghormatan kepada rakyat Indonesia yang menggunakan hak suara pada pemilu 2024.
"Kenapa kami memilih melakukan desak Anies, mengapa kami memilih dialog selama ini karena kami ingin rakyat Indonesia dihormati itu cara kami menghormati rakyat," kata Anies di kediaman pribadinya, Jalan Lebak Bulus Dalam II, Jakarta Selatan, Minggu (7/1).
Dia mengatakan, masyarakat akan memilih pemimpin bukan sekadar menentukan foto siapa yang akan dipasang di ruang kelas atau di kantor-kantor. Tapi, yang akan dipilih oleh akan diberi tugas untuk mengambil keputusan atas nama rakyat.
"Maka rakyat Indonesia harus bisa punya akses, jalan berpikirnya, cara mengambil keputusannya, nilai-nilai yang dipegang, etika yang dipegang, itu sebabnya kami memilih berdialog," ujar dia.
"Dengan begitu, rakyat akan bisa merasakan berapa persen saya sama dengan calon nomor satu Anies, tidak mungkin 100 persen, mungkin ada yang merasa saya samanya 40 persen, saya samanya 70 persen, saya samanya 90 persen, dari situ mereka ambil keputusan," sambung dia.
Anies berpendapat, tanpa dialog, rakyat tidak tahu berapa persen kesamaannya dengan pasangan calon yang akan dipilihnya nanti, sehingga yang terjadi mereka mengambil pilihan semata-mata berdasarkan citra yang diciptakan lewat visual, lewat audio.
"Nah kami ingin menghargai rakyat dengan dialog," ujar dia.
Anies mengatakan, sama hal seperti debat yang memberikan kesempatan untuk rakyat menilai pasangan calon yang akan bertarung di Pilpers 2024.
"Mana yang menggunakan cara yang teknis, mana yang substantif, mana yang pake singkatan, mana yang pake substansi, macem macem lah, disitu kan rakyat bisa menilai. Yang penting pada saat debat kesempatan bagi rakyat untuk melihat cara berpikir cara mengambil keputusan, cara menyampaikan, seperti desak Anies," dia menandaskan.