Anton Charliyan dinilai tak mampu dongkrak elektabilitas Ridwan Kamil
Merdeka.com - Calon Gubernur Jabar Ridwan Kamil mendadak bertandang ke kantor DPP PDIP, Jakarta, Rabu (3/1). Manuver ini menimbulkan spekulasi bahwa PDIP akan mendukung pria yang akrab disapa Emil itu nantinya.
Bahkan, mantan Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Anton Charliyan disebut sebagai rekan duet Emil nanti. Anton menjadi salah satu kandidat dari PDIP di Pilgub Jabar.
Menanggapi hal itu, pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komarudin mengatakan, apabila PDIP menduetkan Ridwan Kamil dengan Anton Charliyan, maka ada risiko besar yang didapat.
-
Siapa yang akan melawan Ridwan Kamil di Pilgub Jabar? Kami belum ada obrolan sama sekali menyangkut soal sosok Kang Ridwan Kamil gitu, tapi yang sudah ada obrolan malah di Jabar. Kalau Kang RK maju di Jabar kami akan bikin poros di luar Kang RK kan gitu,' tutur Huda.
-
Siapa yang ajukan Ridwan Kamil maju di Jakarta? 'Silakan dicek bahwa pada waktu itu kan yang minta mau maju Jakarta kan Pak Ridwan Kamil,' klaim Dasco.
-
Mengapa Khofifah dan Emil maju di Pilkada Jatim? Khofifah Indar Parawansa berpasangan dengan Emil Elistianto Dardak.
-
Bagaimana cara PKB melawan Ridwan Kamil di Pilgub Jabar? PKB sudah lama berkomitmen mengambil poros yang berlawanan dengan Ridwan Kamil. Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PKB Syaiful Huda membeberkan bahwa partainya berkomitmen untuk selalu memilih poros yang berlawanan dari Ridwan Kamil.
-
Kenapa PKB ingin melawan Ridwan Kamil di Pilgub Jabar? 'Kita kan sudah lama sudah sampaikan begitu, kita akan bikin poros di luar Kang RK,' tegasnya lagi. Kemudian Huda menjelaskan bahwa Pilkada Jabar akan lebih baik bila diisi dengan 3 poros atau 3 pasangan calon dari kubu yang berbeda demi menawarkan pilihan yang variatif bagi masyarakat.
-
Mengapa Ridwan Kamil ditolak? Dikutip lewat akun X @MurtadhaOne1, disebut-sebut penolakan tersebut karena tidak ada izin yang disampaikan kepada warga setempat. Mereka merasa tidak dilibatkan dalam acara Gerakan Membangun (Gerbang) Betawi.
Pasalnya suara Ridwan Kamil bisa tergerus jika dipasangkan dengan Anton. Anton dinilai pernah bermasalah dengan salah satu ormas Islam. Selain itu, saat menjadi Kapolda Jawa Barat prestasi Anton dinilai biasa saja.
"Kalau betul (PDIP usung Anton Charliyan) bisa merugikan, di Polda Jawa Barat dia juga tidak bagus-bagus amat jika dibandingkan dengan polda lain," ujar Ujang saat dihubungi, Kamis (4/1).
Padahal, di internal PDIP sendiri ada beberapa nama yang mencuat di Jawa Barat seperti Ineu Purwadewi Sundari yang merupakan Ketua DPRD Jawa Barat, Puti Guntur Soekarnoputra yang merupakan Anggota DPR RI dari dapil Jabar 10, hingga Iwa Karniwa yang merupakan Sekda Provinsi Jawa Barat.
Menurut Ujang, wakil Emil sebaiknya yang mempunyai basis massa yang kuat di daerah-daerah, baik di wilayah utara Jawa Barat maupun di selatan Jawa Barat. Selain itu, kata Ujang, Emil juga membutuhkan sosok berlatarbelakang ulama agar elektabilitasnya semakin terdongkrak.
Diungkapkan Ujang, saat ini lebih baik partai koalisi Ridwan Kamil melakukan komunikasi, jangan sampai adanya perdebatan yang akhirnya merugikan Ridwan Kamil di Pilgub Jawa Barat.
"Kalau nanti tiba-tiba partai lain mundur dan partai gontok-gontokan maka kasihan Ridwan Kamil bisa tidak ikut Pilgub," pungkasnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gerindra merespons soal elektabilitas Ridwan Kamil sebagai calon gubernur Jakarta masih kalah dari Anies
Baca SelengkapnyaKetua DPP PSI Cheryl Tanzil mengaku senang dengan hasil survei Ridwan Kamil di Pilgub Jakarta.
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil masuk radar bacawapres Ganjar dan Prabowo
Baca SelengkapnyaBerdasarkan hasil survei, kata Golkar, Ridwan Kamil mempunyai peluang kemenangan yang lebih besar jika berkontestasi di Jawa Barat dibandingkan di Jakarta.
Baca SelengkapnyaAhok melihat keberadaan Kang Emil akan membuat kader Gerindra sulit untuk menangan di Tanah Pasundan
Baca SelengkapnyaDia memaparkan, simulasi 11 nama cawapres menempatkan RK dengan elektabilitas 30,4 persen, Erick Thohir 14,5 persen, dan Muhaimin Iskandar 13,0 persen.
Baca SelengkapnyaMeski berkoalisi di Pilpres, dalam urusan pilkada Gerindra dan Golkar punya kepentingan yang bertolak belakang.
Baca SelengkapnyaWaketum Partai Golkar Melchias Markus Mekeng masih meyakini jika Ridwan Kamil bakal terpilih menjadi cawapres Ganjar.
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil dinilai akan tegak lurus dengan partai Golkar mendukung Prabowo.
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil tak mau menanggapi hasil survei berlebihan karena menurutnya angka dalam survei selalu bergerak, bisa naik dan turun.
Baca SelengkapnyaGolkar belum bisa memastikan Ridwan Kamil bakal ke Jakarta atau tetap di Jawa Barat
Baca SelengkapnyaBakal Capres Ganjar Pranowo hingga kini belum memutuskan siapa yang akan diambil menjadi cawapres di Pilpres 2024.
Baca Selengkapnya