Dampak Politik Kenaikan Pertalite dan Gas 3 Kg
Merdeka.com - Pemerintah berencana akan menaikan untuk menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite dan gas LPG 3 kilogram. Dua komoditi tersebut yang bersinggungan langsung dengan masyarakat kelas bawah.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkap pemerintah terpaksa menaikkan harga BBM. Dia mengatakan, hal ini dipengaruhi oleh ekonomi global yang sedang bergejolak. Utamanya yang berkaitan dengan kenaikan inflasi hampir di semua negara.
Dia merinci, Amerika saat ini angka inflasi mencapai 7,9 persen yang biasanya di bawah 1 persen. Kemudian Uni Eropa sudah masuk ke angka 7,5 persen, disusul Turki, sudah di angka 54 persen.
-
Kenapa Pertamina menambah pasokan LPG 3 kg? Tambahan pasokan LPG 3 Kg ini dilakukan untuk mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakat seiring Ramadan dan Idulfitri 1445 H.
-
Mengapa Pertamina turunkan harga BBM? 'Harga BBM nonsubsidi setiap bulannya per tanggal 1 mengalami penyesuaian harga pasar, namun dapat kita sampaikan bahwa harga BBM Pertamina paling kompetitif untuk menjaga daya beli masyarakat,' ucap VP Corporate Communication PT Pertamina Fadjar Djoko Santoso.
-
Kenapa pemerintah menerapkan subsidi tepat sasaran LPG 3 kg? Program Subsidi Tepat untuk LPG 3 Kg memiliki tujuan untuk mengurangi jumlah subsidi yang diberikan oleh pemerintah, serta memastikan bahwa bantuan tersebut benar-benar diterima oleh masyarakat yang membutuhkan.
-
Kenapa Pertamina turunkan harga BBM? Adapun harga BBM non subsidi bersifat fluktuatif, sehingga Pertamina melakukan evaluasi secara berkala mengikuti tren dan mekanisme pasar.
-
Mengapa BPH Migas keluarkan regulasi tentang BBM subsidi? Untuk memastikan penyaluran BBM bersubsidi ini tepat sasaran dan tidak disalahgunakan, BPH Migas telah mengeluarkan regulasi mengenai pedoman pembinaan hasil pengawasan kepada penyalur.
-
Bagaimana BPH Migas tingkatkan konsumsi gas bumi? BPH Migas terus mendorong peningkatan konsumsi gas dalam negeri serta memberikan dukungan penyediaan energi bersih lewat penetapan harga gas bumi melalui pipa.
Jokowi menegaskan, tidak mungkin pemerintah tidak menaikan BBM. Sebab itu, Pertamax pun harganya menjadi naik.
"Enggak mungkin kita tidak menaikan yang namanya BBM, oleh sebab itu kemarin naik pertamax," kata Jokowi.
Peneliti Senior Populi Center, Usep S Ahyar mengakui secara politik, kebijakan pemerintah yang langsung dirasakan masyarakat kecil tersebut akan memiliki dampak. Khususnya soal elektoral dan kepuasan terhadap kinerja pemerintah.
"Dampak yang paling dekat sebenarnya pada turunnya tingkat kepuasan terhadap pemerintah. Jadi approval ratingnya ya akan menurun, tingkat kepuasannya antara lain. Karena ini isu yang tidak populer, pasti direspons," kata Usep kepada merdeka.com, Rabu (6/4).
Senjata Partai Oposisi
Bukan cuma berdampak pada elektoral pemerintah. Rencana kenaikan LPG 3 kilogram dan pertalite juga bisa menjadi senjata bagi partai oposisi untuk menyerang kebijakan itu.
Cara itu juga sempat dilakukan partai oposisi pada tahun 2014, saat Presiden ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berkuasa. Hal itu pun terlihat, partai di luar pemerintah memainkan isu-isu populis dan berdampak pada tingkat kepuasan dengan elektabilitas partai pendukung.
"Jadi ya kalau ini bisa dimainkan oleh oposisi menjadi 'senjata' partai-partai pendukung koalisi pemerintahan saya kira, ini bisa berdampak terhadap elektabilitas di 2024 nanti. Nah juga sebenarnya yang jelas dari tingkat kepercayaan dari pemerintah akan turun," bebernya.
Parpol Pendukung Pemerintah Terdampak
Lebih lanjut, dia juga menjelaskan, dampak dari isu kali ini juga harus diantisipasi partai-partai pendukung. Jangan sampai para partai koalisi tidak pandai dalam mengemas terkait isu rencana kenaikan Pertalite dan LPG 3 kilogram.
"Itu juga tergantung pada respon partai-partai pendukung pemerintahan ini. Apakah dia dengan baik bisa menjelaskan kenaikan ini. Atau justru jadi blunder, ada partai yang merespon ini dengan defensif tanpa ada kejelasan argumentasi dilakukan," bebernya.
Usep pun mencontohkan terkait kenaikan harga minyak goreng. Justru direspon oleh partai koalisi dengan cara-cara yang tidak punya empati kepada rakyat.
"Ini menjadi sentimen negatif, berakibat pada elektabilitas, itu yang kemudian menurut saya, tergantung pada respon juga, dapat ini bisa digoreng, ini akan berakibat menaikkan atau menurunkan," pungkasnya.
Rencana Kenaikan
Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut pemerintah akan menaikkan harga Pertalite dan LPG 3 kilogram secara bertahap. Ia menyebut kenaikan akan dimulai pada Juli hingga September 2022.
"Over all, yang akan terjadi itu Pertamax, Pertalite, Premium, gas yang 3 kilo itu bertahap. Jadi 1 April, nanti Juli, nanti September itu bertahap (naiknya) dilakukan oleh pemerintah," ujarnya saat meninjau Proyek LRT di Depo LRT Jabodebek Bekasi, Jumat (1/4/2022).
Menko Luhut menyebut, kebijakan penyesuaian harga itu bagian dari efisiensi pemerintah imbas dari kenaikan sejumlah komoditas. Menurutnya, rencana tersebut mengemuka dalam rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo.
Dia menyebut kenaikan BBM nonsubsidi jenis Pertamax tergolong terlambat. Menyusul kenaikkan harga minyak mentah dunia sudah berlangsung lama dan telah melebihi batas kewajaran di APBN 2022.
"Saya ingin berikan gambaran, seluruh dunia kemarin (naik) paparan saya kepada presiden (Jokowi). Memang kita yang paling terlambat menaikkan (BBM). Semua negara-negara sudah naik," katanya.
Masih Dikaji
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan pemerintah masih mengkaji kenaikan Pertalite dan LPG 3 kilogram. Ini menyusul kenaikan harga minyak dunia yang melambung tinggi.
"Saat sekarang masih kita kaji," katanya dalam konferensi pers di komplek Istana Presiden, Selasa (5/4).
Baik untuk kenaikan Pertalite dan LPG 3 Kilogram, Menko Airlangga enggan merinci lebih lanjut terkait kajian yang dilakukan. Ia pun menyebut akan mengumumkannya pasca kajian rampung. "Sesudah kita kaji, nanti kita umumkan, tapi saat sekarang belum," katanya.
Pada kesempatan yang sama, ia menuturkan sejumlah komoditas dunia yang mengalami kenaikan imbas perang Rusia-Ukraina. Salah satunya adalah minyak mentah Brent yang disebut tembus USD 100 per barel.
"Kenaikan berbagai komoditas utamanya pangan maupun energi sebagai dampak dari geopolitik Rusia dan Ukraina yang transmisinya ke Indonesia dalam bentuk kenaikan harga komoditas dan kenaikan inflasi," kata dia dalam konferensi pers di komplek Istana Presiden, Selasa (5/4).
Ia membeberkan sejumlah komoditas yang mengalami kenaikan yakni gas alam, batu bara, minyak mentah, Crude Palm Oil (CPO) atau minyak sawit, hingga komoditas gandum.
"Kita ketahui berbagai komoditas gas alam naik, batubara di harga USD 258 (per ton), (minyak) Brent sudah di atas seratus (USD 100 per barel), CPO di USD 1500 (per ton) dan gandum di 1000," katanya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pertamina telah menaikkan harga Pertamax per 1 Oktober 2023 menjadi Rp14.000 per liter.
Baca SelengkapnyaSeharusnya alokasi subsidi BBM ditujukan pada sektor konsumen, bukan untuk produknya.
Baca SelengkapnyaJika pemerintah ingin menggantikan Pertalite menjadi Pertamax Green, maka sebaiknya harga yang dilepas ke pasar tidak melebihi Rp10.000 per liter.
Baca Selengkapnya"Orang kaya, harusnya malu membeli gas melon, apalagi sudah tertulis pada tabung bahwa produk tersebut memang hanya diperuntukkan bagi orang miskin."
Baca SelengkapnyaPenetapan acuan HET gas elpiji 3 kg bersubsidi untuk menekan selisih harga jual yang selama ini ditetapkan pemerintah daerah.
Baca SelengkapnyaArifin tak menapikkan jika kenaikan harga minyak mentah dunia bakal semakin membebani pemerintah memberikan subsidi untuk sejumlah produk BBM.
Baca SelengkapnyaPemerintah melalui kolaborasi tiga menteri yakni Menteri ESDM, Menteri Keuangan dan Menteri BUMN akan kembali mengkaji pembatasan pembelian jenis BBM.
Baca SelengkapnyaPrabowo-Gibran berencana melakukan efisiensi terhadap penyaluran subsidi energi seperti Pertalite dan LPG 3 Kg.
Baca SelengkapnyaPemerintah semakin berat dalam menyalurkan bantuan dana untuk LPG 3 Kg bersubsidi.
Baca SelengkapnyaPertamina klaim saat ini stok maupun penyaluran LPG bersubsidi dalam kondisi aman, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir.
Baca SelengkapnyaRencana ini dibahas karena BBM oktan tinggi seperti Pertamax meyumbang polusi yang sedikit.
Baca SelengkapnyaPenyebabnya, konsumsi gas LPG setiap tahunnya terus meningkat.
Baca Selengkapnya