Djarot soal demo Ahok berujung rusuh: Apa ingin tiru tragedi 1998?
Merdeka.com - Demo menuntut Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, diproses hukum terkait kasus dugaan penistaan agama berujung ricuh pada Jumat malam. Padahal sebelumnya, unjuk rasa itu berlangsung damai.
Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut dua, Djarot Saiful Hidayat, menyayangkan demo kemarin harus dibubarkan paksa oleh petugas. Melihat beringasnya massa, Djarot menilai ada upaya ingin menjadikan situasi di Jakarta kembali seperti tahun 1998.
Djarot mengatakan, demontrasi sudah seharusnya dilakukan dengan menjunjung tinggi toleransi dan menghormati satu sama lainnya. Walaupun itu merupakan hak setiap warga negara, bukan berarti bisa berjalan dengan seenaknya.
-
Apa tujuan warga demo? Dilansir dari akun Instagram @merapi_uncover, mereka mengadakan arak-arakan itu dengan tujuan 'Mberot Jalan Rusak' di sepanjang Jalan Godean.
-
Apa tuntutan utama aksi demo? Reza Rahadian ikut turun ke jalan dan berorasi di depan gedung DPR RI untuk menolak RUU Pilkada dan mendukung putusan Mahkamah Konstitusi.
-
Apa yang diminta oleh massa demo? Dalam aksinya, mereka mendesak DPR dan pemerintah untuk segera mengesahkan Revisi UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.
-
Kenapa Ahok ingin jadi pejabat? Pesan Sang Ayah Pengalaman sering diperas oknum pejabat membuatnya terobsesi ingin menjadi pejabat. Ditambah pesan dari sang ayah sebelum meninggal. Pesan ini juga mendorongnya untuk jadi pejabat yang jujur dan membawa perubahan positif.
-
Siapa yang ikut demo? Pada Minggu (17/3), warga di sepanjang Jalan Godean, tepatnya di Desa Sumberarum, Kecamatan Moyudan, Sleman, bersama satuan Jaga Warga mengadakan arak-arakan dengan membawa banner.
-
Kenapa Ahok prihatin dengan korupsi? Ahok pun merasa prihatin dengan nasib generasi muda di masa mendatang.
"Tetapi ketika kemudian disarankan untuk membikin parlemen jatuh, jangan. Berarti itu sudah enggak bener lagi. Apalagi ada upaya menduduki gedung DPR tadi malem, apa ingin meniru kejadian 98? Masa begitu," katanya di Jalan Jelambar Jaya 4 RT 2 RW 3, Jelambar Baru, Grogol, Petamburan, Jakarta Barat, Sabtu (5/11).
"Marilah kita yang fair, ayo kami ajak kalau mau bertanding, bertanding yang baik dengan demokrasi yang sehat, demokrasi konstitusional, bukan mengorbankan kepentingan yang lebih besar, masyarakat kita, hanya gara gara masalah kasusnya Pak Ahok," tambah mantan Wali Kota Blitar ini.
Politisi PDIP ini mengungkapkan, Ahok telah menjalani tahapan dalam sebuah proses hukum terkait kasus dugaan penistaan agama, maka itu harus juga dihormati. Ditegaskannya, tidak mungkin tuntutan masyarakat dapat langsung direalisasikan tanpa adanya bukti dan proses.
"Untuk Pak Ahok silakan diproses hukum, silakan, secara fair, terbuka kalau perlu, tapi sasarannya mari kita ciptakan, kita percaya sistem hukum kita biar berjalan," tutup Djarot.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Massa mendorong hak angket DPR terkait hasil sementara penghitungan suara Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaKetua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berkampanye di Tangerang, Kamis (7/12). Dia menjanjikan penegakan hukum yang adil bagi masyarakat.
Baca Selengkapnya"Tapi InsyaAllah Pak Ahok itu jujur yang saya kenal,” kata Ganjar.
Baca SelengkapnyaApdesi Kabupaten Tangerang menyebut pilkada lewat Parpol hanya membuat kades melayani kepentingan parpol.
Baca SelengkapnyaSedikitnya ada lima kriteria yang harus dimiliki calon gubernur Jakarta
Baca Selengkapnya