Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

DPD Papua desak Golkar beri sanksi tegas kepada Yorrys Raweyai

DPD Papua desak Golkar beri sanksi tegas kepada Yorrys Raweyai Yorrys di KSPI. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Provinsi Papua mendesak memberi sanksi tegas terhadap Korbit Polhukam Yorrys Raweyai. Desakan itu menyusul pernyataan Yorrys perihal menurunnya elektabilitas partai berlambang beringin karena meminta Setya Novanto mundur dari ketua umum agar fokus menjalani perawatan dan kasus e-KTP di KPK.

"Saya ingatkan kepada pak Yorrys agar cukuplah jangan membuat onar di Partai Golkar. Partai Golkar ini semua kita sayang karena Golkar partai kita sama-sama," kata Plt Ketua DPD Partai Golkar Papua Azis Samual, di DPP Partai Golkar, Jakarta Barat, Sabtu (30/9).

Aziz menilai pernyataan Yorrys itu membuat kisruh Partai Golkar. Dia pun mengusulkan agar Yorrys dipecat dari Golkar.

"Mudah-mudahan kita menbuat satu sanksi yang tegas buat pak Yorrys agar kita minta dia diberhentikan dari Partai Golkar," katanya.

"Dengan demikian saya ingatkan lagi jangan membuat Golkar sebagai partai preman. Saya baca statement sodara Yorrys seakan akan mau ambil alih DPP mau ambil, mau ambil alih ini partai. Pak Yorrys sebagai preman jadi jangan dibawa ke ranah Golkar," pungkasnya.

Sebelumnya Rapat harian Partai Golkartanggal 13 September memutuskan untuk membentuk Tim Pengkajian melihat tren elektoral partai jelang Pemilu serentak 2019. Tim telah bekerja selama 10 hari, memanggil pakar dan ahli untuk melihat bagaimana posisi Golkar saat ini.

Tim Pengkajian dipimpin langsung olehYorrys Raweyai. Hasilnya telah keluar dan sudah diberikan kepada DPP Golkar dalam rapat harian kemarin.

"Tugas Tim Pengkajian ada dua, pertama melakukan pendalaman, mengkaji elektabilitas menurun, apa langkah strategis untuk mengembalikan, rebounding posisi Golkar dalam menghadapi politik kekinian dan ke depan," kata Yorrys saat dihubungi merdeka.com, Rabu (27/9).

Yorrys menerangkan, ada dua hasil rekomendasi dari kerja Tim Pengkajian. Salah satunya, meminta Novanto nonaktif dari ketua umum untuk fokus menjalani perawatan dan kasus e-KTP di KPK.

"Ada rekomendasi politik, nah politiknya itu dari hasil kajian, kita lakukan undang pakar, lembaga survei, tentang tren elektoral. Disimpulkan bahwa meminta untuk ketum dinonaktifkan karena agar lebih fokus kepada kesehatan dan kasus hukum, itu kalau politik," kata Yorrys.

(mdk/gil)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Rekrut Komisioner di Daerah, Bawaslu Diminta Teliti Periksa Rekam Jejak
Rekrut Komisioner di Daerah, Bawaslu Diminta Teliti Periksa Rekam Jejak

Laporan dugaan pelanggaran pada penyelenggaraan Pemilu 2024 terbanyak terjadi di Papua

Baca Selengkapnya
Dukung La Nyalla & Nono Sampono, Anggota DPD Luruskan Isu Senator Papua Pilih Yorrys Raweyai jadi Pimpinan
Dukung La Nyalla & Nono Sampono, Anggota DPD Luruskan Isu Senator Papua Pilih Yorrys Raweyai jadi Pimpinan

Anggota DPD RI terpilih dari tanah Papua Paul Finsen Mayor membantah kabar beredar bahwa Yorrys Raweyai dipilih senator Papua menjadi pimpinan DPD.

Baca Selengkapnya
Jokowi Pecat Arya Wedakarna Sebagai Anggota DPD dari Bali
Jokowi Pecat Arya Wedakarna Sebagai Anggota DPD dari Bali

Melalui keputusan presiden, Jokowi juga memberhentikan Arya sebagai anggota MPR RI periode 2019-2024.

Baca Selengkapnya
Kemendagri Digeruduk Massa Protes Netralitas ASN
Kemendagri Digeruduk Massa Protes Netralitas ASN

Dia mengungkapkan keprihatinan bahwa sikap Pj Bupati Kabupaten Yapen yang mendukung secara eksplisit ke satu partai telah merusak prinsip netralitas ASN.

Baca Selengkapnya
Ketua KPU Hasyim Asy'ari Dipecat Karena Asusila, TKN Prabowo: Bukti Jokowi Tidak Backup
Ketua KPU Hasyim Asy'ari Dipecat Karena Asusila, TKN Prabowo: Bukti Jokowi Tidak Backup

TKN Prabowo menilai keputusan Dewan Kehormatan Penyelenggara (DKPP) memecat Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari tepat.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Amarah Mega DPR Ngebut Golkan RUU Pilkada
VIDEO: Amarah Mega DPR Ngebut Golkan RUU Pilkada "Ubah Konstitusi Pakai Cara Tidak Wajar!"

Kader PDIP sekaligus mantan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly kena reshuffle disisa dua bulan masa jabatannya

Baca Selengkapnya
Politikus PDIP Duga Ada Upaya Akali Hasil Pemilu untuk Ketua DPR dan Paksakan 1 Partai Dekat Penguasa Lolos
Politikus PDIP Duga Ada Upaya Akali Hasil Pemilu untuk Ketua DPR dan Paksakan 1 Partai Dekat Penguasa Lolos

Partai ini disebut-sebut masih dekat dengan penguasa di Istana.

Baca Selengkapnya
PDIP Bongkar Dugaan Operasi Selamatkan Partai Tertentu: Suara Parpol Kecil Diambil dan Dialihkan
PDIP Bongkar Dugaan Operasi Selamatkan Partai Tertentu: Suara Parpol Kecil Diambil dan Dialihkan

Politikus PDIP Deddy Yevry Sitorus menerima laporan dugaan potensi pelimpahan suara untuk memenuhi syarat lolos ambang batas parlemen partai tertentu.

Baca Selengkapnya
Respon Santai Koster soal Simpatisan Bacaleg Nyoman Mulyadi Geruduk DPD PDIP Bali
Respon Santai Koster soal Simpatisan Bacaleg Nyoman Mulyadi Geruduk DPD PDIP Bali

Koster mengimbau simpatisan I Nyoman Mulyadi agar mengikuti dan melaksanakan apa yang menjadi keputusan partai.

Baca Selengkapnya
Dicopot dari Menkumham, Yasonna dapat Tugas Ini dari PDIP
Dicopot dari Menkumham, Yasonna dapat Tugas Ini dari PDIP

Yasonna tidak merasa kecewa meski dicopot sebagai menteri. Dia bahkan sempat menemui Presiden Jokowi sehari sebelum pelantikan menteri baru.

Baca Selengkapnya
Komisi II DPR: Perbuatan Hasyim Asy’ari Memalukan
Komisi II DPR: Perbuatan Hasyim Asy’ari Memalukan

“Ini merupakan sesuatu yang memilukan dan memalukan,” kata Guspardi

Baca Selengkapnya
Penjelasan KPU Bali soal Kans AWK jadi Senator Usai Dipecat dari DPD
Penjelasan KPU Bali soal Kans AWK jadi Senator Usai Dipecat dari DPD

Pemecatan Arya Wedakarna karena dianggap melanggar sumpah/janji jabatan dan kode etik dan atau tata tertib DPD RI.

Baca Selengkapnya