Dua Capres Ditantang Jabarkan Program ke Akademisi
Merdeka.com - Para paslon capres-cawapres dinilai kurang melibatkan akademisi dan kampus dalam membedah program. Peneliti Populi Center, Afrimadona, menantang timses atau capres berani membeberkan programnya lima tahun ke depan di kampus-kampus.
"Apabila dijajaki ke kampus-kampus bicara program? Siap?” tanya Afrinoada pada dua wakil timses yang hadir pada diskusi di kawasan Thamrin, Sabtu (12/1).
Juru bicara Jokowi-Maruf, Zuhairi Misrawi, menyatakan pihaknya siap memenuhi tantangan itu. "Kami siap, silakan undangannya. Dengan senang hati kami akan datang ke kampus-kampus," katanya.
-
Siapa yang menyiapkan tim debat capres-cawapres AMIN? 'Kita enggak bisa share tapi yang pasti untuk beberapa yang ada di deputi,' katanya.
-
Siapa saja yang ikut debat capres? Debat akan menghadirkan seluruh kandidat calon presiden, yaitu Anies Baswedan, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.
-
Apa yang dibahas Prabowo dan Jokowi? 'Koordinasi seperti biasa terkait pemerintahan,' kata Dahnil saat dikonfirmasi, Senin (8/7). Dia menjelaskan, koordinasi tugas tersebut mencakup Prabowo sebagai Menteri Pertahanan maupun sebagai Presiden terpilih 2024-2029. 'Baik tugas-tugas saat ini, beliau sebagai Menhan maupun tugas-tugas kepresidenan Pak Prabowo nanti,' jelas dia.
-
Apa yang jadi persyaratan moderator debat capres? Intinya adalah teman-teman yang biasa tampil di publik dan sudah biasa menghadapi kamera,' kata Hasyim kepada wartawan di Kantor KPU RI, Jakarta, Rabu (6/12).
-
Siapa yang akan bertemu Prabowo? Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani menyebut, presiden terpilih Prabowo Subianto akan segera bertemu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Sementara itu, jubir Prabowo-Sandiaga, Dahnil Azhar Simanjuntak, menyatakan pihaknya juga dengan senang hati bertemu akademisi di kampus-kampus bila memang tidak melanggar aturan. "Kami justru senang dan tim kami juga melibatkan banyak akademisi," ucapnya.
Dahnil menilai ada cara untuk lebih tepat melibatkan akademisi dalam politik khususnya Pilpres.
"Kami sempat mengusulkan debat kandidat di kampus saja. Tapi dibilang nggak boleh di kampus. Kampus saya maksud bukan fisik, kalau nggak di kampus, kan bisa di luar kampus," jelas Dahnill.
Sementara itu, peneliti LIPI, Sri Nuryanti, mengatakan peran akademisi dalam proses politik di Indonesia kurang terlihat.
"Memang dengan hiruk-pikuk pilpres ini, terkait forum rektor dan akademisi memang tidak kelihatan. Tapi kalau dilihat dari artikel dan diskusi di kampus dan beberapa tempat, saya pikir banyak juga rekan-rekan yang masih melakukan fungsinya," sebut Nuryanti.
Reporter: Delvira Hutabarat
Sumber: Liputan6.com
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
""(Kampanye) tidak boleh mengganggu kegiatan proses pendidikan, baik belajar mengajar ataupun perkuliahan."
Baca SelengkapnyaTiga paslon capres-cawapres sudah hadir memenuhi undangan KPK.
Baca SelengkapnyaTPN menilai debat di kampus penting agar mahasiswa sebagai anak muda juga ikut berpartisipasi dalam pemilu.
Baca SelengkapnyaBadan eksekutif mahasiswa (BEM) berbagai perguruan tinggi menantang calon presiden debat terbuka. Bacapres PDIP, Ganjar Pranowo pun merespons tantangan itu.
Baca SelengkapnyaRatusan pakar dilibatkan supaya program yang disampaikan ke publik terkait tidak asal-asalan.
Baca SelengkapnyaJuru Bicara Timnas AMIN Said Didu menilai seharusnya KPU memiliki ketegasan bahwa format capres-cawapres
Baca SelengkapnyaMenganalisis Untung Rugi Format Debat Capres-Cawapres Diubah KPU
Baca SelengkapnyaPartai koalisi akan fokus pada substansi dan program dibawa Ganjar Pranowo sebagai calon presiden apabila debat terbuka terlaksana.
Baca SelengkapnyaPerkara ini dimohonkan oleh dua mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Sandy Yudha Pratama Hulu dan Stefanie Gloria.
Baca SelengkapnyaFormat ini membuat pembicara berdiri di panggung dengan dikelilingi hadirin.
Baca SelengkapnyaSaat akan mengakhiri pemerintahannya, Presiden bisa mengambil sikap yang tidak menodai prinsip-prinsip utama.
Baca SelengkapnyaGuru Besar-Dosen ITB Mendukung pilpres yang jujur, adil, dan damai, serta menjunjung hak asasi setiap pemilih.
Baca Selengkapnya