Hasto Sebut Prabowo-Gibran Didukung Kekuatan 30 Persen Penyumbang Perekonomian Nasional
Hasto menyebut Prabowo-Gibran didukung kekuatan besar
Hasto Sebut Prabowo-Gibran Didukung Kekuatan 30 Persen Penyumbang Perekonomian Nasional
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristianto menyebut pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka didukung kekuatan besar, yakni 30 persen penyumbang ekonomi nasional.
"Kita lihat pasangan 02 ternyata didukung oleh lebih dari 30 persen yang dikatakan penyumbang perekonomian nasional. Artinya kekuatan rakyat ini akan berhadapan dengan oligarki," ungkapnya.
Hal itu disampaikan saat konsolidasi Tim Pemenangan Daerah (TPD) Ganjar-Mahfud Sulsel bersama Ketua DPP PDIP Puan Maharani dan Ketua TPN Arsjad Rasjid, Sabtu (27/1).
Hasto awalnya menjelaskan sejumlah lembaga survei tidak mengunggulkan Ganjar-Mahfud. Hasto menyebut hal tersebut terjadi dikarenakan banyak masyarakat yang di survei masuk kategori unspoken voters atau belum menyampaikan pilihannya.
"Kami melihat faktanya seperti itu. Jadi sekarang saat rakyat ditanya oleh lembaga survei banyak yang menyembunyikan pilihannya," tuturnya.
Hasto menyebut muncul berbagai manipulasi dengan cara pemberian iming-iming dan tekanan. Hasto menyebut hal tersebut tidak diinginkan masyarakat.
"Ini yang kemudian terjadi dan tidak diinginkan oleh rakyat. Rakyat ingin suaranya dihargai, tidak diperjualbelikan," tegasnya.
Hasto kemudian mengungkapkan pasangan Capres dan Cawapres nomor urut 2 Prabowo-Gibran yang didukung kekuatan besar yang banyak disebut sebagai penyumbang perekonomian nasional. Hasto menyebut kondisi tersebut membuat rakyat berhadapan dengan oligarki.
Hasto kemudian menyebut pasangan Capres dan Cawapres nomor urut 3 Ganjar-Mahfud selalu mendapatkan sentimen positif pasca debat kandidat. Hal sebaliknya dialami Prabowo-Gibran.
"Pak Prabowo menyampaikan emosinya. Kemudian Mas Gibran juga menyampaikan cara-cara yang tidak etis kepada dua seniornya di NU. Ini yang kemudian memunculkan reaksi," sebutnya.
Hasto juga mengingatkan terkait dugaan intimidasi yang terjadi di Pilpres. Dia menyebut penggunaan intimidasi tidak akan mempengaruhi pilihan rakyat.
"Apalagi intimidasi dipastikan tidak akan berhasil mempengaruhi cara rakyat dalam memilih pemimpin yang baik," pungkasnya.