Hidayat Nur Wahid: Kasihan kalau Pak Fadjroel tak dapat bagian
Merdeka.com - Isu bagi-bagi kursi pada Pemerintahaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sepertinya benar adanya. Setelah Cahaya Dwi Rembulan Sinaga, Pataniari Siahaan, Alexander, Sonny Keraf, Jeffry Wurangian, Refly Harun dan Diaz Hendropriyono menempati kursi empuk di sejumlah Perusahaan BUMN, kini giliran Fadjroel Rachman yang merupakan pengamat politik dan aktivis serta tim sukses Jokowi pada Pemilihan Presiden lalu.
Fadjroel kebagian kursi empuk di PT Adhi Karya Tbk. Ia didapuk menduduki jabatan Komisaris Utama di perusahaan pelat merah tersebut.
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid memandang hal itu suatu bentuk timbal balik dari Jokowi kepada Fadjroel yang telah mendukungnya habis-habisan saat Pilpres 2014 lalu.
-
Siapa yang menilai kapabilitas wakil rakyat? "Warga Jakarta sudah pintar, bisa menilai kapabilitas seseorang hingga dipercaya masyarakat," papar Uya Kuya.
-
Bagaimana seseorang bisa menilai kecerdasan diri sendiri? Ketika kita memikirkan kecerdasan, sering kali kita merujuk pada nilai di sekolah atau tingkat pengetahuan. Namun, para ahli menegaskan perbedaan antara cerdas dan pintar. Menjadi pintar berhubungan dengan seberapa banyak informasi yang kita pelajari, sementara kecerdasan merupakan kapasitas alami kita dalam memahami dan belajar.
-
Siapa yang sulit untuk mengenali kemampuan sebenarnya? Beberapa yang memberi kesan pintar sebenarnya tidak sepintar bayangan mereka.
-
Siapa yang bisa menilai diri kita? Mencintai diri sendiri berarti memahami bahwa kamu tidak perlu menjadi sempurna untuk menjadi baik.
-
Bagaimana Ajik Krisna menilai kinerja difabel? Ia mengaku mengevaluasi kinerja difabel pasca pandemi dan menemukan jika pekerja difabel memiliki kinerja yang lebih baik.
-
Bagaimana kecerdasan bisa diukur? Untuk mengukur kecerdasan seseorang, Dr. Rosemarie Manfredi, seorang neuropsikolog di Bensalem, PA, menyarankan untuk menghubungi psikolog yang berspesialisasi dalam penilaian dan evaluasi.
"Mungkin itu bagian Pak Fadjroel setelah menjadi tim sukses Jokowi," ujar Hidayat di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (25/9).
Malah, lanjut Fadroel, dirinya akan merasa iba jika Fadjroel tidak mendapat 'jatah' dari Jokowi. "Kasihan kalau Pak Fadjroel tak dapat bagian," tuturnya.
Meskipun, ia menilai jabatan Komisaris Utama PT Adhi Karya Tbk sebagai bentuk balas budi Jokowi karena menghantarkannya sebagai presiden, namun politisi PKS ini enggan mengomentari apakah Fadjroel mampu memimpin perusahaan di bawah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini.
"Kalau persoalan tentang kemampuan, dia bisa mengukur sendiri layak atau tidak," pungkasnya.
Untuk diketahui, demi mendukung Jokowi menuju orang nomor satu di Republik ini, Fadjroel Rahman sempat rela mencukur habis rambutnya hingga botak. Saat itu, ia menilai perbuatannya tersebut sebagai wujud konkret atas dukungannya kepada Jokowi agar menjadi Presiden RI.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Walikota Solo, Gibran Rakabuming Raka tak lagi jadi kader PDIP. Sebab, dia memilih maju bersama Prabowo Subianto sebagai Cawapres di Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaKetua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri berulang kali menyebut nama Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo ketika berpidato.
Baca SelengkapnyaBerikut momen Jenderal Polri blak-blakan ungkap anaknya tak lulus masuk Akpol.
Baca SelengkapnyaKeresahan Presiden Jokowi itu dikatakan Yusril saat diskusi dengannya terkait gugatan batas usia capres dan cawapres di Mahkamah Konstitusi (MK).
Baca SelengkapnyaRudi lalu menyinggung jabatan Wali Kota Surakarta yang berhasil didapat Gibran.
Baca SelengkapnyaKubu Prabowo Gibran menilai tidak perlu ada evaluasi lagi untuk menghadapi debat berikutnya.
Baca SelengkapnyaRudy dan Seno pulang pergi Solo-Jakarta selama bertahun-tahun untuk memberikan dukungan kepada Jokowi.
Baca SelengkapnyaNusron Wahid menjawab Ketum PDIP Megawati yang tengah gelisah hingga mengungkit soal Orde Baru.
Baca SelengkapnyaMenurut Arsjad semua orang bebas dalam menyuarakan untuk mendukung siapa saja dengan cara yang berbeda-beda, termasuk Ahok.
Baca SelengkapnyaNama cawapres Ganjar saat ini masih berada di keranjang Megawati Soekarnoputri.
Baca Selengkapnya