Jajaki Koalisi, Demokrat Bicara Kecocokan dengan Ganjar dan Prabowo
Keputusan berkoalisi dengan partai pengusung Ganjar maupun Prabowo itu masih menunggu keputusan Majelis Tinggi Partai Demokrat.
Keputusan berkoalisi dengan partai pengusung Ganjar maupun Prabowo itu masih menunggu keputusan majelis tinggi partai Demokrat.
Jajaki Koalisi, Demokrat Bicara Kecocokan dengan Ganjar dan Prabowo
Partai Demokrat tengah menjajaki koalisi bakal capres Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.
Penjajakan koalisi itu usai Demokrat mencabut dukungan kepada Anies Baswedan sebagai bakal capres dan keluar Koalisi Perubahan karena menilai Partai NasDem sepihak menetapkan Ketum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai bakal cawapres.
"Kesemuanya cocok kecuali yang kemarin enggak cocok. Kalau melihat apakah pak Ganjar atau Prabowo, Demokrat ini memiliki nasionalitas dalam mengambil sikap dan keputusan, dan selalu didasarkan dengan moral dan etika politik yang baik," kata Ketua Badan Pembina Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (BPOKK) Partai Demokrat Herman Khaeron di DPP Demokrat, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (9/9).
Keputusan berkoalisi dengan partai pengusung Ganjar maupun Prabowo itu masih menunggu keputusan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Demokrat memiliki daya tarik tersendiri karena militansi kader yang begitu kuat.
Hal itu terlihat dari kesolidan kader Demokrat saat hendak diambil alih Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko.
"Militansi para kader di semua tingkatan juga begitu kuat, diterpa cobaan, sempat dibegal pak Moeldoko kita juga teguh untuk bisa pertahankan kedaulatan dan martabat partai. Oleh karenanya masuk koalisi sudah all out," kata Herman.
Herman menambahkan, sikap all out Demokrat ketika berkoalisi terlihat saat masih bergabung dengan NasDem dan PKS mengampanyekan Anies Baswedan sebagai bakal capres untuk Pemilu 2024. Menurut Herman, kampanye dilakukan kader Demokrat masih dalam batas wajar.
"Kemarin pada waktu kami berada di koalisi perubahan dari seluruh Indonesia dari pelosok desa-desa, kampung-kampung juga kami memasang atribut dan kami memasang atribut dalam batasan etika. Munculnya gambar ketum juga sebagai Ketum, bukan sebagai cawapres," pungkas dia.
Sebelumnya, Partai Demokrat resmi mencabut dukungan kepada bakal capres Koalisi Perubahan Anies Baswedan.
Hal itu diputuskan Demokrat usai menggelar rapat Majelis Tinggi Partai Demokrat di kediaman Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), di Cikeas, Jawa Barat, Jumat (1/9).
Selain mencabut dukungan ke Anies, Partai Demokrat juga resmi keluar dari Koalisi Perubahan yang telah dibangun bersama Partai NasDem dan PKS.