Kampanye Perdana di Mojokerto, Cak Imin Janji Sebanyak Mungkin Guru Diangkat Jadi ASN
Cak Imin menjanjikan hal itu terlebih karena latar belakang keluarganya dan keluarga Anies sama-sama pendidik.
Cawapres Muhaimin Iskandar atau akrab disapa Cak Imin, pasangan dari Calon Presiden Anies Baswedan, menjanjikan bakal mengangkat sebanyak mungkin guru untuk menjadi aparatur sipil negara (ASN).
Kampanye Perdana di Mojokerto, Cak Imin Janji Sebanyak Mungkin Guru Diangkat Jadi ASN
Jika mereka terpilih, Cak Imin memastikan guru yang telah diangkat menjadi ASN tidak akan dipindahtugaskan ke tempat lain.
Janji pasangan Anies-Cak Imin (AMIN) ini disampaikannya dalam kampanye perdana di Gelanggang Olah Raga (GOR) Wringin Rejo, Mojokerto, Selasa (28/11).
Cak Imin menyebut, selama ini TPQ, madrasah, maupun sekolah keagamaan lainnya belum mendapatkan prioritas dari pemerintah. Apalagi, guru-gurunya yang selama selama ini dianggap sebagai ujung tombak pendidikan, juga kurang mendapatkan perhatian.
Karena itu, ia pun menjanjikan akan mengangkat sebanyak mungkin guru-guru yang ada menjadi ASN atau Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K).
"TPQ, madrasah diniyah, dan sebagainya, selalu tidak mendapatkan prioritas. Belum lagi guru-guru pada umumnya menjadi ujung tombak. Sebanyak mungkin diangkat menjadi PNS (ASN) atau P3K yang terbaik dan ditugaskan di tempat masing-masing dan tidak dipindahkan ke mana-mana," ujarnya.
Ia menambahkan, mengapa dirinya berani menjanjikan hal tersebut, hal itu lebih dikarenakan latar belakang keluarganya dan keluarga Anies, memiliki kesamaan. Yakni, sama-sama guru atau pendidik.
"Kenapa saya berani, ini karena bapak ibunya Mas Anies itu sama seperti bapak ibu kulo (saya), guru, dosen, kiai, pemimpin pendidikan, sami (sama). Malah kakek buyutnya Mas Anies itu adalah pejuang kemerdekaan. Rumiyin (dulu) tinggal di Surabaya, penggerak tokoh-tokoh untuk berjuang melalui diplomasi termasuk keliling ke berbagai negara meminta pengakuan kemerdekaan, termasuk mbah buyut kulo Mbah Bisri sebagai komandan markas besar ulama di Surabaya untuk berjuang mengusir penjajah. Jadi kakek saya dan Anies adalah orang-orang yang mengabdi untuk negara ini sampai berhasil menjadi negara yang merdeka," katanya.
Sejarah panjang keluarganya dan keluarga Anies ini disebutnya sebagai tugas untuk ia dan Anies melanjutkan menggelar karpet kesejahteraan bagi rakyat Indonesia. Ia bahkan mengklaim jika perjuangannya kali ini adalah mandat sejarah.
"Mewujudkan NKRI yang nyata, tugas saya dan Mas Anies melanjutkan menggelar karpet kesejahteraan untuk rakyat dan bangsa Indonesia. Ini yang disebut sebagai mandat sejarah dan kelanjutan ajaran dan perintah doktrin politik ahlus sunnah wal jamaah yang harus kita emban," tegasnya.
Dalam narasi kampanyenya, ia juga sempat menyindir soal relasi antara presiden dan wakil presiden. Secara satir ia sempat menyebutkan jika hubungan antara presiden dan wakil presiden sebelumnya, disebut kurang baik, karena sang wapres terkesan ditinggalkan dalam hal membuat kebijakan.
"Tadi ada yang nanya, Gus Imin kan cuma wapres bukan presiden, nggih ngertos makane (ya mengerti makanya) saya dengan Mas Anies sebelum berjodoh waktu lamaran saya minta komitmen, Mas (Anies) saya mau jadi wapres tapi syaratnya satu kita berdua dwi tunggal, apa pun keputusan negara dan bangsa nanti harus kita putuskan berduaan tidak meninggalkan satu dengan yang lain. Mboten koyo sing wingi-wingi nggeh, digletakne (tidak seperti yang kemarin-kemarin ya, ditinggalkan)," sindirnya.