Kapolda Jabar sebut politik uang jadi pemicu konflik saat Pilkada
Merdeka.com - Kapolda Jawa Barat, Irjen Pol Agung Budi Maryoto menginstruksikan anggotanya untuk bisa menekan potensi kericuhan saat penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun depan.
Hal itu disampaikan Agung usai membuka Apel Besar Tiga Pilar dan BA Pulbaket Polsek dalam rangka Pengamanan Dana Desa dan Pilkada Serentak 2018 di Graha Batununggal Indah, Kota Bandung, Kamis (2/11).
Salah satu pemicu konflik yang harus diwaspadai adalah praktik politik uang. Ia menjelaskan, demografi penduduk di Jawa Barat digambarkan seperti piramida, di mana masyarakat kecil berada di posisi bawah dengan jumlah yang banyak.
-
Dimana struktur sosial berlaku? Struktur sosial mencakup semua hubungan sosial antarindividu pada saat tertentu.
-
Dimana pemukiman padat di Jakarta Barat? Pemukiman di daerah Pesing Koneng, Kedoya Utara, Kebun Jeruk ini misalnya.
-
Di mana Suku Bajo banyak tinggal? Salah satu daerah di Indonesia yang banyak dihuni Suku Bajo adalah kawasan Taman Nasional Kepulauan Togean.
-
Bagaimana kehidupan warga di pemukiman padat? Saat memasuki area perkampungan lebih dalam, kehidupan warganya pun masih begitu terasa.
-
Bagaimana Jawa Timur menurunkan angka kemiskinan? Selain banyak program yang digerakkan Pemprov Jatim untuk mengatasi kemiskinan agar berjalan efektif, turunnya angka kemiskinan di Jatim menurut Khofifah juga dipengaruhi sejumlah faktor.
-
Apa yang jadi ciri khas penduduk Batu Bara? Meski secara adminstratif berada di Provinsi Sumatra Utara yang mayoritas merupakan suku Batak, namun di wilayah ini cenderung didominasi oleh etnis Jawa, Melayu, baru suku Batak.
Dalam Pilkada serentak yang berlangsung di 16 kota/kabupaten dan Pilgub Jabar tahun 2018, wilayah Jabar memiliki Daftar Pemilik Tetap (DPT) sebanyak 33 juta pemilih.
"Praktik politik uang masih sangat rawan terjadi saat pilkada nanti. Artinya potensi konflik pun besar kemungkinan muncul. Ini tugas Bhabinkamtibmas melakukan cegah dini semua potensi konflik sekecil apapun," katanya.
Dalam kesempatan itu, Agung meminta masyarakat untuk melewati semua tahapan pilkada serentak dan Pilgub Jabar 2018 dengan kondusif dan tenang, meski situasi politik meningkat.
"Masyarakat diharapkan tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang bakal memecah belah masyarakat. Tidak boleh memobilisasi masa untuk tindakan anarkis kampanye," ujarnya.
(mdk/rzk)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bawaslu DKI telah memetakan tiga kategori kerawanan yang terjadi di Pilgub DKI Jakarta yaitu tinggi, sedang, dan rendah.
Baca SelengkapnyaPelaksanaan Pilkada secara serentak nanti memiliki kerawanan yang lebih besar dibandingkan Pilpres maupun Pileg.
Baca SelengkapnyaHadi menjelaskan, salah satu alasan pulau Jawa menjadi wilayah yang krusial lantaran memiliki jumlah penduduk paling banyak.
Baca SelengkapnyaIni terjadi karena pemilih dan peserta atau calon kepala daerah memiliki kedekatan yang lebih, bahkan diwarnai unsur kekeluargaan dalam kompetisi.
Baca SelengkapnyaPemerintah Indonesia harus banyak belajar dari pengalaman negara lain dalam menengani permasalahan kelas menengah.
Baca SelengkapnyaPemerintah disebut tidak lagi menggunakan data Kemensos, melainkan data Kemenko PMK.
Baca SelengkapnyaJawa Tengah menjadi salah satu titik rawan Pilkada 2024, KPU beberkan sejumlah faktornya.
Baca SelengkapnyaSelain Muhadjir, tiga menteri yang menjadi saksi yakni Airlangga, Sri Mulyani dan Risma.
Baca SelengkapnyaPerlu ada pemerataan penduduk agar tidak jawa sentris dengan cara pindah ibu kota.
Baca SelengkapnyaDewan Ketahanan Nasional (Wantannas) mengungkap potensi kerawanan konflik di daerah yang menggelar Pilkada serentak 2024.
Baca SelengkapnyaAgama saat ini lebih sering digunakan sebagai alat politik dan ekonomi.
Baca SelengkapnyaMenurut Cak Imin, kompetisi politik sudah semakin pragmatis. Dia ingin pemilihan dikembalikan kepada nilai-nilai dari tujuan berbangsa dan bernegara.
Baca Selengkapnya