Kubu Jokowi duga hoaks muncul karena pihak ketiga
Merdeka.com - Anggota Gugus Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi) dan Ma'ruf Amin, Ridwan Habib menduga penyebaran hoaks terhadap pasangan petahana dilakukan oleh pihak ketiga. Hal itu, ia katakan dalam sebuah diskusi bertajuk 'Melawan hoaks di tahun politik' di Kawasan Gondangdia, Jakarta Pusat, Minggu (30/9).
"Justru harus kita cari siapa sih ini sebenarnya. Jangan-jangan ada pihak-pihak ketiga yang tak ingin Indonesia baik-baik saja," kata Ridwan.
Dia mengatakan selama ini, hubungan antara Jokowi dan Prabowo selalu baik-baik saja. Salah satunya, terlihat saat mereka berdua berpelukan di final turnamen pencak silat Asian Games 2018 lalu.
-
Bagaimana cara membedakan hoaks dengan berita asli? Jika dilihat lebih detail, ada sejumlah kejanggalan yang terlihat pada layout unggahan tersebut dengan tampilan pada situs asli Liputan6.com. Satu di antaranya yaitu perbedaan font tulisan, struktur tanda baca, serta tata letak penulisan, nama penulis, dan tanggal unggahan artikel.
-
Siapa yang menyebarkan informasi hoaks itu? Yayuk memastikan akun Instagram bernama BP2MI dengan centang hijau yang menyebarkan informasi tersebut bukan akun resmi milik BP2MI.
-
Siapa yang menyebarkan hoaks ini? 'Berita yang menyebar itu adalah hoaks yang sengaja dihembuskan oleh OPM dan simpatisannya. Justru saat ini aparat TNI dari Yonif 527 membantu melaksanakan pengamanan RSUD Madi Paniai karena adanya pengaduan dari masyarakat bahwa gerombolan OPM akan membakar RSUD tersebut,' katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/5).
-
Apa isi hoaks yang beredar? 'Berita yang menyebar itu adalah hoaks yang sengaja dihembuskan oleh OPM dan simpatisannya. Justru saat ini aparat TNI dari Yonif 527 membantu melaksanakan pengamanan RSUD Madi Paniai karena adanya pengaduan dari masyarakat bahwa gerombolan OPM akan membakar RSUD tersebut,' katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/5).
-
Siapa yang membuat berita hoaks? Menurut NewsGuard, situs-situs ini mengklaim diri mereka sebagai sumber berita lokal yang independen, namun tidak mengungkapkan afiliasi partisan atau asing mereka.
-
Bagaimana berita hoaks dibuat? Beberapa bahkan menggunakan konten yang dibuat oleh AI atau kecerdasan buatan.
"Kita khawatir. Karena secara pertemanan kan mereka baik, Pak Jokowi dan Prabowo berpelukan, Mas Sandi menyium tangan Kiai Maruf, tiga kali malah. Ini kan tak ada masalah sebenarnya," ungkapnya.
Dia menambahkan, pemberitaan tidak baik kadang muncul dari beberapa akun yang mengaku-ngaku sebagai pendukung kedua pasangan capres-cawapres di 2019. Akun semacam ini, lanjut dia, bisa memperkeruh hubungan kedua pasangan calon.
"Akun-akun anonim ini bisa menyerang keduanya. Ini buruk semuanya. Kita berharap Mabes Polri bisa mempunyai sarana dan kekuatan untuk meredam," tuturnya.
Di tempat yang sama, Front Nasionalis Patria Dyaksa-Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno Wahyuni Refi meminta masyarakat tidak mudah percaya pada suatu isu atau pemberitaan. Dia berharap masyarakat bisa mengkroscek segala pemberitaan dan isu yang beredar sebelum memercayainya.
"Kalau kita menerima, harus dicek apakah ini benar atau tidak. Hoaks sudah sangat merisaukan. Kalau dari Kominfo sudah ada alat mengecek hoaks ini jadi harapan kita. Di tim kami ini konsen juga karena ini jadi masalah bersama," ucapnya.
Wahyuni juga menilai berita atau isu hoaks sebagai sesuatu yang buruk bagi masyarakat. Pihaknya pun sudah mulai melatih para relawan untuk bisa membedakan antara hoaks dan fakta.
"Hoaks memberikan edukasi buruk di masyarakat. Jadi kewajiban bersama melawan. Kita juga ada tim yang mengedukasi relawan melalui pelatihan-pelatihan tentang batasan-batasan mana hoaks atau tidak," tandasnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Jokowi menyebut masih banyak media online yang tidak memiliki dewan redaksi.
Baca SelengkapnyaDisinformasi yang bersumber dari platform media sosial merembes ke forum-forum personal seperti whatsapp group.
Baca SelengkapnyaWapres Ma'ruf Amin meminta masyarakat berhati-hati, dan selalu menyaring setiap informasi yang diterima saat Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi buka suara terkait isu Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menampar wamentan.
Baca SelengkapnyaJokowi meminta kode etik jurnalistik terus dipegang teguh.
Baca SelengkapnyaLangkah hukum akan diterapkan Kominfo apabila ditemukan kasus hoaks yang memiliki intensitas berat dan berpotensi memecah belah bangsa.
Baca SelengkapnyaJokowi meminta masyarakat untuk terlebih dahulu mencari kebenaran dari setiap isu yang beredar di ruang publik atau media sosial
Baca SelengkapnyaMenurut Bery, hoaks menggunakan kecerdasan buatan memang sudah cukup meresahkan.
Baca SelengkapnyaBeredar video dengan klaim Jokowi dipolisikan Anies Baswedan dan Ketum Partai NasDem Surya Paloh
Baca SelengkapnyaSeptiaji mengatakan acara ini mengumpulkan lembaga penyelenggara pemilu, pemerintah, pakar, rekan media, hingga masyarakat sipil guna mencari solusi
Baca SelengkapnyaMasyarakat harus memiliki pemikiran kritis dalam membaca berita.
Baca SelengkapnyaStafsus Jokowi Buka Suara Soal Beredar Dokumen Hoaks Reshuffle Semua Menteri PDIP
Baca Selengkapnya