Mengenal SWRO, Janji Ridwan Kamil Ubah Air Laut Jadi Air Tawar untuk Warga Kepulauan Seribu
Juru Bicara pasangan RIDO, Mulya Amri mengatakan, teknologi desalinasi digunakan untuk mengubah air asin menjadi air tawar.
Calon Gubernur Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil (RK) blusukan ke Kepulauan Seribu dalam agenda kampanye. Saat bertemu warga, RK janjikan teknologi desalinasi untuk kebutuhan air bersih masyarakat di daerah pesisir Jakarta.
Juru Bicara pasangan RIDO, Mulya Amri mengatakan, teknologi desalinasi digunakan untuk mengubah air asin menjadi air tawar. Cara tersebut dipastikan sudah diterapkan di beberapa pulau di Kepulauan Seribu.
“Teknologi desalinasi atau Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) pada intinya bisa dijadikan air minum yang merupakan hasil penyaringan berteknologi tinggi yang memang sudah lama digunakan,” kata Mulya dalam keterangan pers diterima, Selasa (12/11).
Meski sudah menjadi teknologi lumrah, Mulya mengakui banyak warga setempat yang masih asing atau belum paham. Sehingga ketika mendengar RK mengucapkan hal seperti itu, dianggap menjadi sesuatu yang mengada-ada.
"Sebagian orang yang belum paham itu menganggap ini terlalu mengada-ada, ini mimpi gitu. Tapi sebetulnya ini sama sekali bukan mimpi. Ini sudah diterapkan di Pulau Seribu, sudah ribuan masyarakat Pulau Seribu yang mendapatkan manfaat dari program tersebut," kata dia.
Data SWRO Jakarta
Berdasarkan data dari Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta pada tahun 2018, sudah ada empat pembangunan SWRO untuk air laut di Kepulauan Seribu yakni di Pulau Pramuka, Pulau Kelapa II, Pualu Payung, dan Pulau Panggang.
SWRO pun sudah tersambung ke hampir 1.000 rumah, seperti di Pulau Panggang ada 520 sambungan, di Pulau Pramuka ada 273 sambungan rumah.
Diketahui, pada tahun 2019, Suku Dinas Air DKI Jakarta juga kembali membangun tiga SWRO di tiga pulau lain di kawasan Kepulauan Seribu yakni di Pulau Kelapa Harapan untuk melayani 1.962 sambungan rumah, lalu Pulau Tidung untuk 1.275 sambungan rumah dan di Pulau Lancang.
Merujuk dari artikel jurnal ilmiah, sejak tahun 1995 pemerintah pusat sudah melakukan uji coba untuk mengembangkan fasilitas SWRO yang diterapkan di Pulau Pari.
Kemudian ditindaklanjuti penelitiannya oleh peneliti BRIN sejak dua tahun lalu. Sebagai informasi, survei BRIN terhadap 317 responden di Pulau Pari mengatakan sudah menggunakan air dari hasil reverse osmosis untuk minum dan masak.