NasDem sebut tak ada yang hambat Ahok jadi menteri
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo memberi sinyal akan melakukan bongkar pasang menteri Kabinet Kerja. Jokowi menyebut ada sejumlah menteri yang bekerja di bawah target yang ditetapkan.
Partai NasDem mendukung rencana Jokowi untuk melakukan reshuffle jika ada kinerja menterinya yang dianggap kurang baik.
"Untuk program presiden berjalan, dan leadershipnya berjalan efektif di kabinetnya kalau ada yang perlu di reshuffle kami mendukung," kata Ketua DPP Partai NasDem Jhonny G Plate di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (25/4).
-
Kenapa Jokowi reshuffle kabinetnya? Presiden Joko Widodo kembali melakukan reshuffle kabinet menteri dan wakil menteri hari ini Senin (17/7).
-
Bagaimana Jokowi melakukan reshuffle? Presiden Joko Widodo kembali melakukan reshuffle menteri dan wakil menteri hari ini Senin (17/7).
-
Apa yang bisa dilakukan Jokowi untuk kabinet Prabowo? Tak hanya memberikan pendapat, mantan Wali Kota Solo tersebut juga bisa memberikan usulan nama untuk kabinet mendatang.
-
Bagaimana tanggapan Jokowi soal Kabinet Prabowo? Jokowi mengaku tak memberi masukan kepada Prabowo soal penambahan kementerian. 'Kabinet yang akan datang ditanyakan dong kepada presiden terpilih. Tanyakan kepada presiden terpilih. Tanyakan pada presiden terpilih,' kata Jokowi kepada wartawan di Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi, Depok, Jawa Barat, Selasa (7/5).
-
Siapa menteri Jokowi yang terlibat korupsi? Para Menteri Jokowi yang Terjerat Kasus Korupsi Dua periode pemerintahan Presiden Jokowi setidaknya ada bebarapa menteri yang terjerat kasus korupsi.
-
Apa tren terbaru di kabinet Jokowi? Presiden Joko Widodo kembali melakukan reshuffle menteri dan wakil menteri hari ini Senin (17/7).
Sebagai partai pendukung Jokowi di Pilpres 2019, NasDem ingin membantu memastikan program pembangunan yang telah dirancang berjalan dengan baik.
"NasDem itu mendukung presiden memastikan bagaimana pembangunan program presiden berjalan dengan baik di kabinet. NasDem kan sudah menyatakan dukung kembali Jokowi di Pilpres 2019," tegasnya.
Nama Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama disebut-sebut akan diplot Jokowi sebagai menteri. Bergulir rumor, Jokowi akan memberikan Ahok jabatan di pos Menteri Dalam Negeri (Mendagri).
Jhonny menegaskan NasDem tak mau berandai-andai dan memilih menunggu keputusan Jokowi. Hanya saja, dia menilai tidak ada halangan bagi Ahok untuk mendapat tugas sebagai menteri.
"Terkait Pak Ahok sampai dengan saat ini itu kewenangan presiden. Sampai sekarang kan enggak ada yang menghambat pak Ahok jadi menteri. Tapi kita kan bukan presiden, kita akan tunggu dari pak Jokowi," terangnya.
Di tengah rumor yang mencuat, Jhonny memahami muncul pula pro kontra terkait proses hukum Ahok dalam kasus penistaan agama. Dia meyakini Jokowi akan mempertimbangkan masak-masak para calon pembantunya jika reshuffle dilakukan.
"Pasti ada yang nanya, Pak Ahok kan belum selesai sidangnya, nah reshuffle kabinet kan juga belum. Tapi semua masukan dari politik, lingkungan sosial politik maupun kompetensi dan pengalamannya akan menjadi pertimbangan presiden untuk menentukan siapa pembantunya, siapa menterinya," jelas Jhonny.
"Yang paling penting presiden itu adalah chemistry. Bagaimana bekerja sama berdasarkan chemistry, apalagi presiden kita orang Jawa. Jadi ada simbol-simbol itu harus bisa dipahami oleh menteri-menteri. Ada beberapa menteri yang dituntut untuk memenuhi target presiden," sambungnya.
Namun, Jhonny melihat Ahok cocok dan memenuhi syarat untuk menjadi pembantu Jokowi di kabinet. Di pemerintahan, Ahok dinilai berhasil selama bertugas sebagai Bupati Belitung Timur dan Gubernur DKI Jakarta. Begitu pula saat menjadi anggota DPR. Jhonny menganggap integritas Ahok sebagai anggota dewan terjaga dengan baik.
"Kalau Bupati Belitung berhasil, pak Ahok sebagai anggota DPR integritasnya terjaga dengan baik. Pak Ahok sebagai Gubernur kita tahu, apabila kita mengukur kinerja dan program, konsistennya untuk reformasi birokrasi, untuk pembangunan Jakarta, pencegahan banjir macet dan sebagainya konsisten betul, dan itu memenuhi syarat," pungkas dia.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Paloh tak masalah apabila partainya kembali kehilangan jatah menteri di kabinet Jokowi.
Baca SelengkapnyaPartai NasDem menilai tidak adanya kader di Kabinet Merah Putih membuat hubungannya dengan Prabowo lebih mesra.
Baca SelengkapnyaNasDem merespons rencana Presiden Jokowi melakukan reshuffle.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) ternyata sempat mengobrol dengan Ketua Umum NasDem Surya Paloh sebelum melakukan reshuffle kabinet.
Baca SelengkapnyaNasDem tetap menjadi bagian dari koalisi di pemerintahan Prabowo meski kader NasDem tidak ada di kabinet.
Baca SelengkapnyaBeredar kabar Presiden Joko Widodo (Jokowi) bakal melakukan perombakan kabinet atau reshuffle dalam waktu dekat.
Baca SelengkapnyaKabar tersebut dihembuskan politikus Partai Gelora Fahri Hamzah
Baca SelengkapnyaMundur demi memantapkan posisi sebagai oposisi dalam Pilpres 2024
Baca SelengkapnyaAHY pun tidak khawatir soal jatah menteri Demokrat berkurang atau tidak.
Baca SelengkapnyaMahfud menyebut, kondisi Kabinet Indonesia Maju saat ini baik-baik saja.
Baca SelengkapnyaMenurutnya sumbang ide, pemikiran, dan pandangan juga bisa menjadi kontribusi bagi pemerintahan.
Baca SelengkapnyaAnies mengaku tidak level menjawab tuduhan Fahri Hamzah.
Baca Selengkapnya