Pandangan Ulama Saat Mbah Moen Sebut Prabowo saat Doakan Jokowi
Merdeka.com - KH Mujib Khudori menilai wajar saja KH Maimoen Zubair salah menyebut nama Prabowo Subianto dalam doanya. Dia yakin, dalam hatinya Mbah Moen mendukung capres petahana Joko Widodo.
"Allah tahu maksudnya apa. Dukung Jokowi. Namun yang terucap Prabowo tapi Allah tidak melihat ucapan tapi hatinya itu yang akan dikabulkan," kata Mujib usai menemui cawapres 01 Ma'ruf Amin di rumah Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (2/2)
Ketua Umum Ikhwanul Muballighinini menemui Cawapres Ma'ruf Amin untuk melaporkan gerakan relawan Ikhwanul Muballighin Menangkan Jokowi KH Ma'ruf Amin (IM Jamin). Kelompok relawan ini akan bergerilya ke 72 daerah untuk memenangkan Jokowi-Ma'ruf Amin.
-
Siapa keponakan Prabowo Subianto? Perlu diketahui, Thomas Djiwandono alias Tommy merupakan keponakan Presiden terpilih Prabowo Subianto.
-
Siapa ajudan Prabowo Subianto? Pada masa kampanye pilpres beberapa waktu lalu nama Mayor Teddy mendadak naik daun. Ia diketahui merupakan abdi negara yang bertugas sebagai ajudan pribadi Prabowo Subianto. Selain Mayor Teddy, sosok Rajif Sutirto juga ikut viral di masa kampanye pilpres beberapa waktu lalu. Laki-laki yang bertugas sebagai Komponen Cadangan (KC) TNI ini juga menjadi ajudan pribadi Prabowo Subianto bersama Mayor Teddy.
-
Siapa kakek Prabowo Subianto? Ia adalah cucu dari Raden Mas Margono Djojohadikusumo, pendiri Bank Negara Indonesia (BNI) 46 dan anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
-
Kenapa Jokowi memanggil Prabowo 'Mas Bowo'? 'Kemarin-kemarin saya masih dipanggil Menhan kan sekarang sudah lebih akrab Mas Bowo,' kata Prabowo, saat halal bi halal di PBNU, Jakarta, Minggu (28/4).
"Mudah-mudahan nanti diberikan kelancaran untuk memaksimalkan gerakan ini karena kita peduli sebagai komunitas para ustaz, para mubaligh, para kiai harus memenangkan pasangan yang ada kiainya. Bukan hanya yang diusung oleh ulama tapi yang ada ulamanya," kata dia.
Pihaknya bakal fokus bergerilya di tiga provinsi. DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat. Agar pasangan calon presiden nomor urut 01 tidak kalah di mana menjadi daerah merah Jokowi.
"Mudah-mudahan menang, walaupun tipis-tipis yang penting menang. Enggak usah banyak terlalu muluk. Target kita sekian puluh persen tidak. Yang penting cukup lah 65 persen cukup," katanya.
Strategi yang akan dijalankan dengan cara dakwah dari pintu ke pintu. Menurutnya gaya seperti ini lebih efektif daripada dakwah dalam ruang besar.
"Mubaligh ya ceramah, menyampaikan dan sekarang dititikberatkan dakwah door to door, karena kalau di panggung-panggung sekarang kurang efektif. Di panggung itu hanya euforia sesaat saja, ramai-ramai. Setelah itu enggak jelas pilihannya masing-masing," kata Mujib.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dia menjelaskan, Prabowo bertemu denganya hanya untuk meminta doa dan bukan meminta dukungan.
Baca SelengkapnyaDia bersaksi Jokowi benar-benar berjuang untuk rakyat Indonesia.
Baca SelengkapnyaCalon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto mengunjungi beberapa pondok pesantren dan doa bersama dengan 2.000 kiai di Lebak, Banten, Minggu (3/12).
Baca SelengkapnyaPrabowo meminta jika ada pihak yang berupaya memfitnah dan menjelekkan dibalas dengan doa.
Baca Selengkapnya"Kita merasa sangat beruntung bahwa dalam ruangan ini ada dua tokoh yang masuk dalam daftar 500 muslim berpengaruh di dunia," kata Prabowo.
Baca SelengkapnyaPrabowo tentunya akan mempertimbangkan masukan para kiai itu.
Baca SelengkapnyaDalam pidatonya, Prabowo menyindir berbagai pihak yang belum mengakui prestasi Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaPrabowo juga mengaku banyak diarahkan oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Baca SelengkapnyaPrabowo memindahkan podium itu sendirian, tanpa dibantu ajudan.
Baca SelengkapnyaKH Koko Komarudin mendoakan Prabowo menjadi presiden berikutnya setelah masa kepempimpinan Presiden Joko Widodo berakhir.
Baca SelengkapnyaMomen Mahfud MD salah sebut nama Presiden Jokowi dengan panggilan masa kecilnya
Baca SelengkapnyaKata "Amin" kini sensitif diucapkan di kalangan Partai Demokrat. Beberapa kader yang mengucapkannya membuat ekspresi SBY berubah.
Baca Selengkapnya