Pidato Penutup Cak Imin: Tobat Dimulai dari Etika, Jangan Ugal-ugalan dan Mengangkangi Aturan
Pidato Penutup Cak Imin: Tobat Dimulai dari Etika, Jangan Ugal-ugalan dan Mengangkangi Aturan
Calon Wakil Presiden nomor urut 1, Muhaimin Iskandar mengajak semua pihak untuk melakukan pertobatan. Dimulai dari etika.
Pidato Penutup Cak Imin: Tobat Dimulai dari Etika, Jangan Ugal-ugalan dan Mengangkangi Aturan
Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 01, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mengingatkan kepada para pemimpin sekarang dengan mengutip ayat Al-Quran Surat Ar-Rum/30: 41 dan pesan dari Paus Fransiskus untuk pentingnya memelihara kondisi lingkungan.
Karena itu, Cak Imin mengajak semua pihak untuk melakukan tobat atas kerusakan lingkungan yang terjadi saat ini.
“Tobat itu dimulai dari etika, sekali lagi etika, etika lingkungan dan etika pembangunan. Jangan ugalan-ugalan, jangan ngangkangi aturan, jangan sembrono, ojo sekarepmu dewe,” tegas Cak Imin dalam closing statement saat debat, Minggu (21/1).
Cak Imin berjanji melakukan pembangunan yang berkelanjutan dengan memperhatikan kelompok-kelompok rentan agar tidak tertinggal.
“Inti dari pembangunan berkelanjutan adalah tidak ada satupun yang ditinggalkan. Dari petani, penternak nelayan, masyarakat adat dan seluruh kelompok rentan lainnya. Pembangunan berkelanjutan jangan diabaikan,” kata Cak Imin.
Kritik itu dilayangkan Cak Imin, atas kondisi pembangunan berkelanjutan yang saat ini terkesan diabaikan. Sebab banyak pihak yang malah sibuk mengurusi kekuasaan yang berkelanjutan.
“Malah ngurusi kekuasaan yang berkelanjutan,” kata dia.
Cak Imin berjanji apabila terpilih nanti akan memberikan perhatian serius terhadap pembangunan lingkungan yang berkelanjutan. Salah satunya dengan memberikan insentif anggaran dan membiayai riset sekaligus energi baru dan terbarukan.
Selain itu, Cak Imin juga berjanji mengupayakan agar RUU Masyarakat Adat disahkan. Dia juga berjanji meningkatkan dana desa menjadi Rp5 miliar per tahun dan meneruskan subsidi BBM untuk masyarakat miskin dan kelompok rentan lainnya.
“Transportasi publik menggunakan energi listrik, juga menjadi salah satu solusi untuk mengurangi polusi dengan cara pembangunan kota. Reforma agraria harus dieksekusi, untuk memangkas ketimpangan. Saatnya kita berubah saatnya kita pilih perubahan,” tambahnya.
Untuk diketahui, tema yang diangkat malam ini adalah pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, masyarakat adat dan desa.