PKB Cari Kesamaan dengan PDIP di Pilgub Jatim, Ingin Usung Sosok Cagub Tanpa Beban Masa Lalu
Ketua DPP PKB Luluk Nur Hamidah menyatakan Jawa Timur membutuhkan sosok atau figur yang bersih serta tidak mempunyai beban untuk kepemimpinan masa datang.
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) telah melakukan komunikasi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) terkait Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Timur. Komunikasi informal juga dilakukan terkait pilkada di daerah lainnya.
"Ya kalau apa namanya komunikasi informal ya, karena kalau ofisial sudah ada agreement. Tapi kalau informal itu sudah dilakukan bukan hanya di Jatim kan. Misalnya di Jawa Tengah di DKI Jakarta dan juga daerah yang lain," kata Ketua DPP PKB Luluk Nur Hamidah kepada wartawan di Kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu (21/7).
Menurutnya, apabila koalisi antara PKB dengan PDIP terbentuk, langkah itu akan memperkuat posisi mereka untuk maju dan bertarung pada Pilkada di Jawa Timur, 20 November 2024.
"Dan andai kata PDIP-PKB mencoba mencari kesamaan sedekat mungkin untuk bisa ya memperkuatlah kemenangan kita di Pilkada termasuk di Jawa Timur, PKB PDIP dia kekuatan besar yang masing-masing punya basis elektoral yang sangat berbeda tetapi memiliki irisan yang sangat dekat," ungkapnya.
"Ya kalau kemudian dua pihak ini disatukan apalagi dinamika politik di Jawa Timur yang sudah berbeda dengan ketika Ibu Khofifah maju sebagai maju yang pertama ya saya kira punya peluang kemenangan yang lebih besar," sambungnya
Luluk menegaskan, Jawa Timur membutuhkan sosok atau figur yang bersih serta tidak mempunyai beban untuk kepemimpinan masa datang.
"Kita bilang berkali-kali seperti ini Jawa Timur berhak untuk dipimpin oleh seseorang atau figur bersih yang tidak punya beban apa saja yang enggak punya beban masa lalu, enggak punya beban di masa yang akan datang yang enggak akan disandera oleh apa pun," tegasnya.
"Jadi ini adalah kesempatan rakyat Jawa Timur buka telinga, buka mata dan itu bisa dilihat ketika survei elektabilitas incumbent ya itu kan tidak atau kurang dari 50 persen," sambungnya.
Selain itu, dirinya mengatakan jika petahana memiliki elektabilitas kurang dari 50 persen, artinya masyarakat masih menunggu opsi lainnya.
"Sebenarnya ini cukup mengkhawatirkan toh harusnya incumbent kuat mestinya di atas 50 persen dong tapi juga ternyata masih di bawah 50 persen, itu artinya apa rakyat Jawa Timur, masih menunggu kalo ada opsi lain ada alternatif ada figur-figur lain nah ini kita sedang matangkan," ujarnya.
Lalu, saat disebutkan dua nama untuk menjadi figur yang bisa diusung oleh PKB pada Pilkada Jatim yakni Tri Rismaharini dan Marzuki Mustamar, menurutnya, hal itu bisa saja dilakukan.
"Ya bisa saja (Risma atau Marzuki) karena usulan-usulan juga ada nah ini kita akan ya cek lagi ke akar rumput, makanya kita itu tidak grusa grusuh. Karena cara PKB itu kan pasti akan kita cek pada pendukung, baik itu struktural bagaimana ranting kita nanti akan bekerja memenangkan," ungkapnya.
"Tetapi bagaimana pesantren para kiyai memberikan respons kepada nama-nama yang diusulkan oleh beberapa pihak itu, jadi nanti kita akan coba bikin simulasi itu," pungkasnya.